Semarang (ANTARA) -
Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia mengapresiasi pelaksanaan Program "Jogo Tonggo" yang digagas Gubernur Ganjar Pranowo sebagai salah satu bentuk penanganan dampak pandemi COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah.

"Saya kagum dengan apa yang dilakukan Pak Ganjar di Jateng. Program Jogo Tonggo ini keren dan tidak ada di tempat lain, ini perlu dicontoh," kata Muhammad Husni, salah seorang anggota Komisi VIII dari Fraksi Gerindra di Semarang, Senin.

Baca juga: Jepara optimalkan program "Jogo Tonggo" menuju zona hijau
 
Sejumlah anggota Komisi VIII DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Tengah untuk menanyakan berbagai hal terkait dengan penanganan COVID-19, salah satunya Program Jogo Tonggo.

Selain itu, Husni juga mengomentari optimalisasi Baznas dalam penanganan COVID-19 di Jateng yang menurutnya langkah itu luar biasa karena tidak hanya mengandalkan asupan anggaran dari pemerintah.
 
"Di daerah lain, Baznas itu untuk buat gedung dan beli kebun, tapi di sini dimanfaatkan benar-benar untuk kepentingan masyarakat. Masyarakat yang terdampak COVID-19 bisa benar-benar merasakan," ujarnya.

Ketua rombongan kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf menambahkan Program Jogo Tonggo sangat menarik dalam penanganan COVID-19 di Indonesia.
 
Ia menyebut saat permasalahan data mengenai jumlah berapa orang miskin, berapa pengangguran dan siapa yang layak mendapat bantuan, maka Program Jogo Tonggo ini bisa menjadi solusi tepat.

"Ini menarik, Jogo Tonggo ini seperti gugus tugas paling terdepan karena berada di tingkat RW. Kebijakan-kebijakan yang diambil dalam program ini sudah pasti mengena, kepada mereka yang benar-benar miskin, pengangguran dan sebagainya, terdata dengan baik," kata dia.

Bukhori juga menyebut langkah Gubernur Ganjar yang tidak hanya mengandalkan APBD patut dicontoh dalam menangani pandemi COVID-19 yakni dengan menggerakkan banyak sektor sehingga bisa optimal.

"Salah satu yang menarik di Jateng ini Baznas. Baznas memiliki peran signifikan dalam penanggulangan COVID-19 untuk mengcover masyarakat yang terdampak secara langsung misalnya tadi diceritakan ada mahasiswa Jateng yang di Sudan tidak bisa pulang, dibantu. Ada juga bantuan untuk para santri yang tidak pulang, bantuan untuk guru ngaji dan sebagainya. Ini keren dan sangat menginspirasi," ujarnya.

Gubernur Ganjar menjelaskan pihaknya tidak bisa hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 sehingga menggerakkan kearifan lokal dan membentuk Program Jogo Tonggo.

"Kami buat Program Jogo Tonggo, artinya menjaga tetangga. Program ini mengurusi urusan kesehatan, sosial keamanan dan hiburan, ada juga lumbung pangan dengan pemanfaatan lahan agar kebutuhan makan tercukupi. Gerakan ini sebenarnya sudah ada sejak dulu, gotong royong di tengah masyarakat. Ini saya hidupkan dan ternyata jalan dengan baik," kata Ganjar.

Selain itu, Ganjar juga mengoptimalkan anggaran dari sektor lain untuk membantu masyarakat terdampak pandemi COVID-19.

"Dan satu lagi yang menjadi andalan saya adalah Baznas. Baznas ini paling bisa diandalkan untuk membantu percepatan penanganan COVID-19 di Jateng," ujarnya.(LHP)

Baca juga: Tekan COVID-19, Pemkab Jepara optimalkan peran Satgas Jogo Tonggo