“Berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat. Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, 1.234 diantaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa,” kata Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Tohari dalam keterangan tertulis, Rabu.
KBRI telah menyampaikan imbauan melalui grup aplikasi percakapan WhatsApp dan melalui simpul-simpul WNI, serta mengimbau agar WNI segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman.
“Sejauh ini WNI terpantau aman. Seorang WNI yang sedang menjalani karantina di RS Rafiq Hariri, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman,” kata Dubes Hajriyanto.
KBRI juga telah melakukan komunikasi dengan pihak kepolisian setempat dan meminta laporan segera apabila ada informasi terbaru mengenai WNI dan sepakat akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI.
Ledakan sangat besar terjadi di Port of Beirut pada Selasa pukul 18.02 waktu setempat. Lokasi pelabuhan berdekatan dengan pusat Kota Beirut.
Tingkat kehancuran dan kerusakan properti terjadi dalam radius beberapa kilometer dari pusat ledakan. Sejauh ini, sedikitnya 78 orang dilaporkan tewas akibat ledakan, sementara sekitar 4.000 orang lainnya luka-luka.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan ledakan tersebut berkaitan dengan 2.750 ton amonium nitrat yang ditimbun selama enam tahun di gudang pelabuhan.
Aoun menyebut penimbunan zat kimia bersifat eksplosif tersebut “tidak dapat diterima”, karena dilakukan secara serampangan tanpa memperhatikan aspek keamanan.
Amonium nitrat adalah senyawa kimia yang biasa digunakan untuk pupuk dan menjadi campuran zat dalam konstruksi pertambangan.
Baca juga: 2.750 ton amonium nitrat terkait dengan ledakan masif di Lebanon
Baca juga: Palang Merah Lebanon: Banyak korban yang masih terperangkap