Konferensi internasional UMP pertemukan akademisi di seluruh Asia-Pasifik
Senin, 21 Desember 2020 14:25 WIB
Kegiatan "The 6th Asia-Pacific Education and Science Conference (AECon)" yang digelar Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Aula AK Anshori UMP, Kabupaten Banyumas. ANTARA/HO-UMP
Purwokerto (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar acara "The 6th Asia-Pacific Education and Science Conference (AECon)" untuk mempertemukan akademisi di seluruh Asia-Pasifik
Acara yang bertajuk "Empowering Human Development Through Science and Education" itu digelar dari Aula AK Anshori, UMP, melalui aplikasi Zoom pada tanggal 19-20 Desember 2020 dan diikuti sedikitnya 108 partisipan dan 158 orang presenter.
Peserta yang terdiri atas peneliti, dosen, guru, dan mahasiswa pascasarjana dari berbagai negara seperti Jepang, Taiwan, Filipina, Malaysia, Australia, dan negara-negara di Asia-Pacifik lainnya itu dipertemukan untuk mendiskusikan isu-isu teoritis dan praktis di semua bidang pendidikan dan sains.
Wakil Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMP Saefurrohman PhD mengatakan selain kegiatan seminar, pada Minggu (20/12) dilakukan Workshop Publikasi Ilmiah dengan narasumber Dr Heri Nurdiyanto SKom MTi, STIMIK Dharma Wacana Metro, Editor in Chief International Journal of Artificial Intelligence Research, dan section editor serta reviewer dari beberapa jurnal terindeks SCOPUS dan WOS.
Baca juga: Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto meninggal dunia
Dalam penelitian tentang praktik penilaian kelas terhadap guru SMP di Indonesia yang dilakukannya, kata dia, dapat disimpulkan bahwa penilaian tidak hanya mengumpulkan data nilai ataupun target pembelajaran dari siswa, juga penilaian digunakan untuk mengukur bagaimana siswa dapat mengenali kekurangan dan kelebihan masing-masing untuk mencapai tujuan pembelajaran.
"Guru SMP di Indonesia menggunakan penilaian untuk pembelajaran sebagai inti dari penilaian mereka. Alat yang digunakan untuk mengukur penilaian siswa sebagian besar adalah menggunakan buku cetak atau buku panduan. Total dari seluruh nilai siswa dijadikan nilai akhir dalam penilaian," jelasnya.
Sementara saat menyampaikan makalah berjudul "Designing and Researching Flexible Educational Environments", Science and Mathematics Education Centre (SMEC), Curtin University, Australia, Profesor William (Bill) Atweh menjelaskan tentang bagaimana merancang dan meneliti lingkungan pendidikan yang fleksibel.
Menurut dia, tantangan nyata dunia pendidikan di tengah pandemi COVID-19 yang mengubah desain pendidikan menjadi "online teaching" atau pembelajaran secara daring.
Ia mengatakan pada pembelajaran secara daring, guru atau dosen dapat menggunakan satu atau lebih platform untuk memfasilitasi interaksi belajar siswa.
Baca juga: Akademisi UMP: Masih banyak PR yang tertunda terkait HAM
"Pada 'online teaching' ini, kualitas interaksi pembelajaran menjadi suatu yang sangat penting, baik interaksi siswa-siswa (SS), siswa-guru (SG), atau siswa-konten materi (SK). Meskipun di masa pandemi COVID-19, siswa dapat melakukan pembelajaran mandiri, hal ini tidak serta merta membebaskan guru dari tanggung jawabnya dalam mengajar," katanya.
Dosen FKIP UMP Drs Ahmad PhD mengatakan pembelajaran di era pandemi COVID-19 dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan materi terhadap siswa, hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah dengan mengetahui karakteristik siswa, interaksi yang akan digunakan, dan platform daring untuk mencapai tujuan, dan output dari pembelajaran siswa.
"Dalam pandemi COVID-19 ini, guru dapat menggunakan platform daring seperti moodle, onclass, schoology, zoom, google meet, atau platform lain dengan menggunakan metode 'flipped classrom' yang dapat dikombinasikan dengan berbagai macam kegiatan dan penilaian yang dapat dilakukan secara 'blended learning' untuk mencapai tujuan pembelajaran," katanya. (LYR)
Baca juga: FEB UMP raih Juara 1 Kompetisi 10 Days Challenge 2020
Baca juga: Film karya mahasiswa UMP raih Juara Terfavorit dalam ajang FFMI 2020
Acara yang bertajuk "Empowering Human Development Through Science and Education" itu digelar dari Aula AK Anshori, UMP, melalui aplikasi Zoom pada tanggal 19-20 Desember 2020 dan diikuti sedikitnya 108 partisipan dan 158 orang presenter.
Peserta yang terdiri atas peneliti, dosen, guru, dan mahasiswa pascasarjana dari berbagai negara seperti Jepang, Taiwan, Filipina, Malaysia, Australia, dan negara-negara di Asia-Pacifik lainnya itu dipertemukan untuk mendiskusikan isu-isu teoritis dan praktis di semua bidang pendidikan dan sains.
Wakil Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMP Saefurrohman PhD mengatakan selain kegiatan seminar, pada Minggu (20/12) dilakukan Workshop Publikasi Ilmiah dengan narasumber Dr Heri Nurdiyanto SKom MTi, STIMIK Dharma Wacana Metro, Editor in Chief International Journal of Artificial Intelligence Research, dan section editor serta reviewer dari beberapa jurnal terindeks SCOPUS dan WOS.
Baca juga: Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto meninggal dunia
Dalam penelitian tentang praktik penilaian kelas terhadap guru SMP di Indonesia yang dilakukannya, kata dia, dapat disimpulkan bahwa penilaian tidak hanya mengumpulkan data nilai ataupun target pembelajaran dari siswa, juga penilaian digunakan untuk mengukur bagaimana siswa dapat mengenali kekurangan dan kelebihan masing-masing untuk mencapai tujuan pembelajaran.
"Guru SMP di Indonesia menggunakan penilaian untuk pembelajaran sebagai inti dari penilaian mereka. Alat yang digunakan untuk mengukur penilaian siswa sebagian besar adalah menggunakan buku cetak atau buku panduan. Total dari seluruh nilai siswa dijadikan nilai akhir dalam penilaian," jelasnya.
Sementara saat menyampaikan makalah berjudul "Designing and Researching Flexible Educational Environments", Science and Mathematics Education Centre (SMEC), Curtin University, Australia, Profesor William (Bill) Atweh menjelaskan tentang bagaimana merancang dan meneliti lingkungan pendidikan yang fleksibel.
Menurut dia, tantangan nyata dunia pendidikan di tengah pandemi COVID-19 yang mengubah desain pendidikan menjadi "online teaching" atau pembelajaran secara daring.
Ia mengatakan pada pembelajaran secara daring, guru atau dosen dapat menggunakan satu atau lebih platform untuk memfasilitasi interaksi belajar siswa.
Baca juga: Akademisi UMP: Masih banyak PR yang tertunda terkait HAM
"Pada 'online teaching' ini, kualitas interaksi pembelajaran menjadi suatu yang sangat penting, baik interaksi siswa-siswa (SS), siswa-guru (SG), atau siswa-konten materi (SK). Meskipun di masa pandemi COVID-19, siswa dapat melakukan pembelajaran mandiri, hal ini tidak serta merta membebaskan guru dari tanggung jawabnya dalam mengajar," katanya.
Dosen FKIP UMP Drs Ahmad PhD mengatakan pembelajaran di era pandemi COVID-19 dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan materi terhadap siswa, hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah dengan mengetahui karakteristik siswa, interaksi yang akan digunakan, dan platform daring untuk mencapai tujuan, dan output dari pembelajaran siswa.
"Dalam pandemi COVID-19 ini, guru dapat menggunakan platform daring seperti moodle, onclass, schoology, zoom, google meet, atau platform lain dengan menggunakan metode 'flipped classrom' yang dapat dikombinasikan dengan berbagai macam kegiatan dan penilaian yang dapat dilakukan secara 'blended learning' untuk mencapai tujuan pembelajaran," katanya. (LYR)
Baca juga: FEB UMP raih Juara 1 Kompetisi 10 Days Challenge 2020
Baca juga: Film karya mahasiswa UMP raih Juara Terfavorit dalam ajang FFMI 2020
Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SMK Muhammadiyah 1 Prambanan dan PLN Icon Plus Jateng teken MoU Kelas Industri
14 November 2024 8:53 WIB
UMP targetkan terima 6.000 mahasiswa baru program reguler pada tahun 2025
03 November 2024 14:03 WIB
Edukasi dasar jurnalistik ANTARA sasar lima Universitas di Kalimantan Barat
09 September 2024 16:17 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB