Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta memastikan para pengungsi gempa dari Sulawesi Barat menjalani tes cepat antigen untuk mengetahui apakah ada yang terpapar COVID-19 atau tidak.

"Kami lakukan 'rapid' (tes cepat) di sana, tetapi antigen saja yang paling cepat," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Kamis.

Ia mengatakan jika ada pengungsi yang positif terpapar COVID-19, maka akan langsung dibawa ke Asrama Haji Donohudan untuk memperoleh penanganan lebih lanjut. Saat ini, Asrama Haji Donohudan sebagai tempat karantina untuk orang tanpa gejala (OTG).

Baca juga: 54 pengungsi korban gempa di Sulbar ditampung Solo Technopark

"Sedangkan yang negatif menempati Solo Technopark (STP)," katanya.

Sementara itu, mengenai kedatangan puluhan pengungsi dari Sulawesi Barat, yaitu Majene dan Mamuju, pihaknya menyambut dengan baik.

"Saya juga tidak tahu kenapa dipilih Solo sebagai salah satu lokasi pengungsian, tetapi tidak salah kalau Solo dijadikan tempat untuk pengungsian, Solo siap menampung," katanya.

Ia mengatakan sejauh ini belum banyak pengungsi yang datang ke Solo. Meski demikian, jika ada penambahan pihaknya siap memanfaatkan ruangan bagian utara yang ada di STP.

Selain itu, dikatakannya, ada beberapa lokasi lain yang bisa dimanfaatkan, salah satunya Ndalem Joyokusuman, yang beberapa waktu lalu sempat digunakan sebagai tempat karantina orang dalam pengawasan (ODP).

"Pak sekda saya minta beli tempat tidur semua. Kalau sekalian mau pakai rumah sakit darurat di Vastenburg," katanya.

Baca juga: Puluhan pengungsi gempa Sulbar tiba di Bandara Adi Soemarmo