"Saat ini kami memberikan pemahaman kepada 50 pelaku UMKM yang berada di daerah bukan zona merah tentang pentingnya pengemasan produk yang menarik," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah Ema Rachmawati di Semarang, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa dari 300 ribuan pelaku UMKM yang dibina secara bertahap, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap produk-produk yang dihasilkan.
Ia menyebut beberapa produk dari pelaku UMKM itu dalam kemasan yang belum baik atau menarik sehingga diberikan pelatihan khusus tentang pengemasan produk dari tenaga profesional.
"Selama pelatihan, pelaku UMKM diberikan pemahaman tentang arti penting soal kemasan produk sebelum dijual ke pasaran sebab laris tidaknya sebuah produk juga tergantung dari manisnya kemasan yang ditampilkan," ujarnya usai menghadiri Pelatihan Pengemasan produk UMKM di Hotel Ibis Semarang.
Jika para pelaku UMKM sudah paham tentang materi pelatihan yakni pengemasan yang baik dan diterapkan, maka akan meningkatkan nilai jual dari produknya masing-masing.
"Kami berharap memang UMKM-UMKM, apalagi sekarang sudah digital, kalau gak 'dipackaging' bagus orang siapa yang yang tertarik beli plastikan sehingga sekarang didorong dengan pelatihan 'packaging' ini, harapan kita nanti teman-teman itu pulang sudah membawa 'dummy packaging' dan langsung bisa dicetak," katanya.
Salah satu peserta pelatihan, Mariati, mengaku selama ini memang tidak terlalu memerhatikan kemasan dari produk yang dihasilkan karena hanya fokus bagaimana agar produknya cepat laku di pasaran, dan kemudian berproduksi kembali.
Selain itu, selama ini dirinya hanya menggunakan kemasan plastik yang dikemas tidak terlalu menarik.
"Tadinya kemasan saya kurang menarik ya, mungkin kalau kemasan seperti ini (plastik) hanya pasar tradisional. Dengan pelatihan ini Insyaallah saya bisa memasukkan ke pasar modern, jadi bisa diterima di pasar modern. Kalau yang kemasan lama kan mungkin pasar modern kurang diterima," ujarnya.