Swiss baru mengumpulkan satu poin dari seri melawan Wales dan kalah 0-3 dari Italia. Turki malah belum mendapatkan satu pun poin karena kalah pada dua pertandingan terdahulu.
Swiss masih berpeluang finis runner-up grup, seandainya Wales dikalahkan Italia. Dan kalau selisih golnya lebih baik dari Wales.
Itu kalau Italia dan Swiss bermain sengotot sebelumnya. Tapi kalau mereka merasa aman dengan menyimpan energi masing-masing demi 16 besar sehingga laga ketiga di antara mereka cukup mereka akhiri dengan hasil seri, maka kalau pun mengalahkan Turki, Swiss hanya bisa berharap menjadi salah satu dari empat peringkat terbaik.
Turki sendiri hanya punya pilihan menjadi salah satu dari empat peringkat ketiga terbaik jika mereka mengalahkan Swiss, apa pun hasil pertandingan Italia melawan Wales.
Ini ironis karena sebelum turnamen ini digelar, kapten Swiss Granit Xhaka yakin timnya melaju ke final bulan depan karena memiliki bekal bagus dari pengalaman dan waktu yang mereka habiskan bersama dalam turnamen-turnamen besar sebelum ini. Mereka tersingkir pada babak 16 besar dua Piala Dunia terakhir dan Euro 2016 di Prancis.
Namun, optimisme Xhaha meredup seketika oleh hasil dua pertandingan pertama Euro yang dijalaninya yang jauh dari harapan karena mereka tampil lesu dan tidak meyakinkan. Setelah dihabisi 0-3 oleh Italia, mereka dikecam oleh publiknya sendiri.
Untuk itu, agar optimisme Xhaka terpelihara, kendati nasib mereka nanti sangat ditentukan oleh level bermain Italia dan Wales dalam pertandingan lain, Swiss harus melupakan kekalahan pahit nan memalukan dari Italia itu.
Pelatih Swiss Vladimir Petkovic juga harus berani mengubah pendekatannya yang disebut banyak kalangan tidak kreatif. Dan Petkovic mungkin melakukannya.
Petkovic menangani Swiss sejak 2014 sehingga menjadi salah satu tiga pelatih paling lama menjabat dibantingkan pelatih-pelatih Euro 2020 lainnya.
Selama dilatih dia, Swiss tak pernah kalah dalam pertandingan fase grup turnamen besar, kecuali ditekuk Italia 0-3 dalam Euro 2020. Sayang, dalam tiga fase grup turnamen besar terakhir yang diikutnya Swiss tak kunjung berhasil melewatinya. Petkovic sudah pasti tak ingin Swiss terus-terusan terhenti sampai fase grup.
Turki juga dipaksa mengoreksi diri, apalagi setelah kekalahan dari Wales dan Italia itu. Turki, kata pelatih mereka Senol Gunes, terlalu banyak melakukan kesalahan dalam mengumpan. "Saya lihat ada beban besar di pundak tim,” kata Gunes seperti dikutip Reuters.
Tapi satu tempat 16 besar masih mungkin bagi Turki, sekalipun itu membutuhkan kemenangan sangat besar karena Turki harus berselisih minimal lima gol agar lolos ke fase knockout. Itu pun kalau potensi posisi ketiga Turki lebih baik dari tim-tim lain yang finis posisi ketiga nanti.
Baca juga: Swiss harus lupakan kekalahan dari Italia jika ingin maju
Baca juga: Turki berharap keajaiban hadapi Swiss di laga pamungkas
Prediksi susunan sebelas pemain pertama
Swiss (3-4-1-2): Yann Sommer; Nico Elvedi, Fabian Schar, Manuel Akankji; Kevin Mbabu, Remo Freuler, Granit Xhaka, Ricardo Rodriguez; Xherdan Shaqiri; Breel Embolo, Mario Gavranovic
Turki (4-5-1): Ugurcan Cakir; Zeki Celik, Merih Demiral, Caglar Soyuncu, Mert Muldur; Cengis Under, Ozan Tufan, Okay Yokuslu, Hakan Calhanoglu, Keman Karaman; Yilmaz
Skenario pertandingan
Swiss tidak sedang dipusingkan oleh masalah cedera dalam laga yang hanya memiliki misi menang ini. Dan pelatih Vladimir Petkovic diperkirakan masih memakai formasi 3-4-1-2, mungkin disertai dengan beberapa polesan kecil saja.
Yann Sommer tetap menjadi penjaga terakhir pertahanan Swiss yang akan diproteksi oleh trio bek Nico Elvedi, Fabian Schar dan Manuel Akanji, dari gangguan Burak Yilmaz.
Mereka akan diapit oleh Kevin Mbabu dan Ricardo Rodriguez yang menjadi dua bek sayap yang rajin membantu serangan dari sayap.
Remo Freuler dan Granit Xhaka juga tetap menjadi poros ganda Swiss untuk menutup ruang bergerak pemain-pemain Turki seperti Hakan Calhanoglu yang kerap ingin mendikte sektor ini.
Agak ke depan dari duo gelandang ini, Xherdan Shaqiri menempati titik kreatif untuk inisiasi serangan dari tengah lapangan dan mengalirkan pasokan bola kepada pemain-pemain yang bertanggung jawab di sepertiga terakhir lapangan.
Akhirnya, Breel Embolo dan Mario Gavranovic atau Haris Seferovic, menjadi duet pada ujung serangan Swiss.
Sementara manajer Turki Senol Gunes bakal setia kepada formasi 4-5-1 di mana kiper Ugurcan Cakir dan duo bek tengah Merih Demiral dan Caglar Soyuncu menjadi para penjaga utama jantung pertahanan.
Tetapi Umur Meras diragukan bisa tampil sehingga Mert Muldur yang dipasang sebagai bek kiri, sedangkan bek kanan LOSC Lille Zeki Celik tetap pada posisinya. Celik juga akan lebih sering membantu serangan dari sayap.
Untuk menandingi superioritas Xherdan Shaqiri di tengah lapangan, Okay Yokuslu yang didukung Ozan Tufan, akan berusaha memastikan tengah lapangan dikuasai Turki. Sedangkan Hakan Calhanoglu akan mengisi posisi gelandang ketiga yang berfungsi mengatur tim pencipta peluang Turki.
Cengiz Under akan mengisi sayap kanan yang berseberangan dengan Kenan Karaman di sayap satunya lagi. Under dan Karaman menjadi faktor yang memungkinkan Burak Yilmaz mencari ruang dan kesempatan menciptakan peluang dengan pasokan bola dan manuver mereka di kedua sisi badan Yilmaz.
Baca juga: Swiss harus tinggalkan kekecewaan di Roma
Baca juga: Kalah lawan Wales di hadapan Erdogan, bek Turki minta maaf
Statistik penting kedua tim
Swiss seri melawan Wales dan kalah 0-3 dalam dua pertandingan pertamanya, sedangkan Turki kalah 0-3 dari Italia dan kalah 0-2 melawan Wales
Turki memenangkan delapan dari 15 pertemuan sebelumnya dengan Swiss, sedangkan Swiss pernah menang empat kali.
Ini putaran final Euro kelima bagi Swiss. Tersisih pada fase grup 1996, 2004 dan 2008, mereka finis urutan kedua dalam Euro 2016 di belakang tuan rumah Prancis namun tersandung pada 16 besar setelah kalah adu penali melawan Polandia.
Catatan Swiss dalam 15 pertandingan putaran final Euro terdahulunya adalah menang 2 kali, seri 6 kali, kalah 7 kali.
Ini juga keikutsertaan keempat berturut-turut Swiss dalam sebuah turnamen besar setelah juga lolos ke putaran final 2014 dan 2018 dengan finis 16 besar dalam kedua yang terakhir.
Ini putaran final Euro kelima bagi Turki yang dimulai pada Euro 1996. Mereka mencapai perempatfinal Euro 2000 dan empat besar Euro 2008, namun tidak lolos pada 2004 dan 2012.
Catatan Turki dalam 17 pertandingan putaran final sampai sebelum laga melawan Swiss ini adalah 4 menang, 2 seri, 11 kalah.
Mencapai semifinal Euro 2008 untuk kemudian dikalahkan Jerman 3-2 adalah pencapaian terbesar Turki dalam turnamen besar. Turki juga mendapatkan perunggu Piala Dunia 2002 setelah mengalahkan Korea Selatan dalam perebutan tempat ketiga.
Baca juga: Preview Euro 2020: Italia vs Wales
Baca juga: Alba janji bawa Spanyol ke 16 Besar Euro 2020
Baca juga: Wales bertekad kalahkan Italia demi 16 besar