Cilacap (ANTARA) - Pertamina Refinery Unit Cilacap saat memeringati Hari Ulang Tahun Ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia, Selasa (17/8), berhasil mencatatkan rekor baru pada Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).

Dalam hal ini, Pertamina Cilacap mencatatkan rekor Muri dengan nomor 9.983 karena melakukan penanaman tumbuhan aromatik terbanyak, yakni dengan menanam sebanyak 200 bibit dari 76 jenis tumbuhan di kawasan konservasi kompleks Perumahan Pertamina Tegalkatilayu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Rekor tersebut merupakan yang ke-14 dicetak Pertamina sejak tahun 2010, tiga di antaranya merupakan kategori penanaman pohon endemik

Kegiatan tersebut bukan tanpa alasan digelar oleh Pertamina Cilacap karena 200 bibit dari 76 jenis tanaman endemik aromatik yang ditanam memiliki berbagai manfaat.

"Tumbuhan aromatik merupakan tumbuhan penghasil minyak atsiri yang memiliki kandungan komponen aktif berupa tarpen. Zat inilah yang mengeluarkan aroma dan wangi yang khas, terdapat pada bagian daun, bunga, rimpang, batang, buah, dan biji," kata Pjs Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina RU Cilacap Edward Manaor Siahaan.

Ia mengatakan wilayah Asia Tenggara terutama Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman tanaman aromatik. 

Bahkan, kata dia, Indonesia menduduki peringkat tertinggi dalam perdagangan untuk sejumlah minyak atsiri. 

"Akibat eksploitasi hutan dan kebakaran, jenis tumbuhan aromatik akan punah. Oleh karena itu, Pertamina Cilacap melakukan konservasi tumbuhan aromatik ini sebagai upaya pelestarian dan keanekaragaman hayati," katanya.

Baca juga: HUT Ke-76 RI, Pertamina Cilacap catatkan rekor penanaman tumbuhan aromatik terbanyak

Ia mengatakan beberapa jenis tumbuhan aromatik yang ditanam saat penciptaan rekor Muri tersebut, antara lain tangan hantu (Actinodaphne glomerat), tanglar (Aglaia argentea), kapundung (Baccaurea racemose), kenanga (Cananga odorata), segel (Dillenia indica), dewandaru (Eugenia uniflora), dan sebagainya. 

"Dari beberapa jenis itu ada yang berstatus rentan, yakni pala hutan (Myristica argentea), kemudian meranti Jawa (Shorea javanica), dan plalar gunung (Dipterocarpus retusus) berstatus genting," katanya.

Seiring kemajuan teknologi bidang bahan alam, kata dia, usaha penggalian dan pemanfaatan minyak atsiri semakin meningkat serta banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. 

"Di antaranya untuk obat-obatan. Contohnya, minyak atsiri kayu manis bersifat antibakteri sehingga membantu pengawetan makanan tertentu dan sangat ampuh membunuh larva nyamuk," katanya.

Sedangkan di bidang industri, kata dia, minyak atsiri banyak digunakan sebagai bahan pembuat kosmetik, parfum, antiseptik, dan lain-lain. 

"Beberapa jenis minyak atsiri mampu bertindak sebagai bahan terapi (aromaterapi) atau bahan obat suatu jenis penyakit. Itulah beberapa manfaat penting dari minyak atsiri yang bisa dimaksimalkan," kata Edward.

Baca juga: Pertamina Cilacap dan Kopassus salurkan 500 paket sembako kepada warga terdampak pandemi
Baca juga: KLHK verifikasi misi pemberdayaan 4 Proklim binaan Pertamina RU Cilacap