Demensia bisa dicegah dengan tetap aktif berkegiatan
Sabtu, 28 Agustus 2021 20:32 WIB
Tangkapan layar dr. Untung Gunarto Sp.S. MM dalam acara wawancara virtual yang diselenggarakan oleh LKBN Antara Biro Jawa Tengah. ANTARA - Wuryanti Puspitasari.
Purwokerto (ANTARA) - DOkter Untung Gunarto Sp.S. MM mengemukakan salah satu cara mencegah demensia atau kepikunan pada kelompok lanjut usia (lansia) adalah dengan tetap aktif berkegiatan.
"Selain itu, makan makanan bergizi, membatasi asupan gula dan garam serta tidak merokok dan mengonsumsi alkohol," katanya dalam wawancara virtual yang diselenggarakan oleh LKBN Antara Biro Jawa Tengah yang diakses di Purwokerto, Sabtu.
Dokter yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto itu menjelaskan demensia adalah suatu kemunduran intelektual berat dan progresif yang menganggu fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas harian seseorang.
"Demensia juga dapat dikatakan hilangnya lebih dari satu fungsi kognitif atau intelektual yang dapat mengganggu kemampuan beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Dia menambahkan, seseorang dapat didiagnosa demensia jika dua atau lebih fungsi otak, seperti ingatan dan keterampilan berbahasa, menurun secara bermakna tanpa disertai penurunan kesadaran.
"Bila menginjak usia 60 tahun jika sudah ada dua hal yang menunjukkan penurunan pada daya ingat dan penyesuaian sehari-hari, maka harus mulai diperhatikan," katanya.
Dokter Untung menyampaikan adanya perbedaan antara gangguan fokus dan gangguan memori, seperti yang biasa dialami penderita demensia.
"Jika gangguan fokus biasanya banyak dialami kelompok usia muda yang mengerjakan banyak hal di waktu bersamaan. Lupa menyimpan kunci mobil di mana karena sedang tidak fokus, banyak hal yang dikerjakan. Ini berbeda dengan gangguan memori," katanya.
Sementara itu, dia juga mengingatkan bahwa mengisi teka teki silang atau TTS dapat menjadi salah satu cara sederhana untuk melatih kerja otak dan menghambat kepikunan.
"Mengisi TTS dapat melatih otak kita dan menghambat kepikunan, mengisi TTS merupakan salah satu cara yang mudah dan sederhana karena saat mengisi TTS maka seseorang menstimulasi otak dengan cara mengingat, mengepaskan huruf dengan kotak yang tersedia, mengambil keputusan bener atau tidak, menyesuaikan huruf yang sudah ada dan memilih kata," katanya.
Kendati demikian dia mengingatkan bahwa TTS yang dimaksud adalah dalam bentuk kertas atau buku.
"Bukan TTS virtual. Karena saat mengisi TTS tangan harus dipergunakan untuk menulis," katanya.
Selain mengisi TTS, tambah dia, menulis surat dengan media kertas juga dapat membantu menstimulasi otak dan menghambat kepikunan.
"Selain itu, makan makanan bergizi, membatasi asupan gula dan garam serta tidak merokok dan mengonsumsi alkohol," katanya dalam wawancara virtual yang diselenggarakan oleh LKBN Antara Biro Jawa Tengah yang diakses di Purwokerto, Sabtu.
Dokter yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto itu menjelaskan demensia adalah suatu kemunduran intelektual berat dan progresif yang menganggu fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas harian seseorang.
"Demensia juga dapat dikatakan hilangnya lebih dari satu fungsi kognitif atau intelektual yang dapat mengganggu kemampuan beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Dia menambahkan, seseorang dapat didiagnosa demensia jika dua atau lebih fungsi otak, seperti ingatan dan keterampilan berbahasa, menurun secara bermakna tanpa disertai penurunan kesadaran.
"Bila menginjak usia 60 tahun jika sudah ada dua hal yang menunjukkan penurunan pada daya ingat dan penyesuaian sehari-hari, maka harus mulai diperhatikan," katanya.
Dokter Untung menyampaikan adanya perbedaan antara gangguan fokus dan gangguan memori, seperti yang biasa dialami penderita demensia.
"Jika gangguan fokus biasanya banyak dialami kelompok usia muda yang mengerjakan banyak hal di waktu bersamaan. Lupa menyimpan kunci mobil di mana karena sedang tidak fokus, banyak hal yang dikerjakan. Ini berbeda dengan gangguan memori," katanya.
Sementara itu, dia juga mengingatkan bahwa mengisi teka teki silang atau TTS dapat menjadi salah satu cara sederhana untuk melatih kerja otak dan menghambat kepikunan.
"Mengisi TTS dapat melatih otak kita dan menghambat kepikunan, mengisi TTS merupakan salah satu cara yang mudah dan sederhana karena saat mengisi TTS maka seseorang menstimulasi otak dengan cara mengingat, mengepaskan huruf dengan kotak yang tersedia, mengambil keputusan bener atau tidak, menyesuaikan huruf yang sudah ada dan memilih kata," katanya.
Kendati demikian dia mengingatkan bahwa TTS yang dimaksud adalah dalam bentuk kertas atau buku.
"Bukan TTS virtual. Karena saat mengisi TTS tangan harus dipergunakan untuk menulis," katanya.
Selain mengisi TTS, tambah dia, menulis surat dengan media kertas juga dapat membantu menstimulasi otak dan menghambat kepikunan.
Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Anggaran turun, Ketua DPRD Jateng minta sektor penopang lumbung pangan tetap maksimal
24 November 2025 14:07 WIB
Bupati Temanggung: Sekolah dasar dan menengah tetap enam hari sekolah dalam sepekan
22 October 2025 12:25 WIB
Golkar tetap yakin pada kepemimpinan Prabowo--Gibran setelah setahun memerintah
20 October 2025 11:16 WIB
Terpopuler - GAYA HIDUP
Lihat Juga
Eco Store Alfamart : Mengubah sampah menjadi paving block ramah lingkungan
01 December 2025 16:57 WIB
Inovasi daur ulang sampah plastik BRI dapat dukungan Menteri UMKM dan Raffi Ahmad
18 November 2025 17:32 WIB