Mahasiswa UB bikin pembalut dari limbah agar agar cegah kanker serviks
Jumat, 10 September 2021 16:09 WIB
Mahasiswa Universitas Brawijaya meneliti limbah agar agar sebagai bahan baku pembuatan inti penyerap pembalut. ANTARA/HO/UNIVERSITAS BRAWIJAYA/End
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Lima mahasiswa Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) merancang inti penyerap pembalut wanita dari limbah agar-agar untuk mencegah terjadinya kanker serviks akibat bahan pembalut yang berbahaya.
Kelima mahasiswa ini adalah Galuh Zhafirah Gafnie, Riska Sulistianti Putri, Rafifa Bunga Jashinta, Nur Amalani Saputri, dan Abdul Gafur yang dibimbing oleh Dr. Ir. Anies Chamidah, MP.
"Limbah agar agar memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, sekitar 27,38-39,45 persen. Selulosa inilah yang diubah menjadi hydrogel dan dicampurkan dengan kitosan. Kitosan memiliki sifat sebagai antibakteri yang tidak berbau dan tidak berbahaya bagi tubuh," kata anggota tim, Galuh Zhafirah Gafnie di Malang, Jawa Timur, Jumat.
Menurut Galuh, inti penyerap ini memiliki sifat yang ramah lingkungan, karena dibuat dengan memanfaatkan limbah hasil produksi agar agar dan limbah karapas (kulit) udang, sehingga lebih mudah didegradasi oleh bakteri pengurai.
Selain itu, lanjutnya, inti penyerap ini juga aman bagi pengguna, karena terkandung kitosan di dalamnya.
Galuh berharap penelitian yang dilakukan bersama timnya itu dapat menjadi solusi atas keresahan yang terjadi di masyarakat.
Walaupun sudah ada beberapa pembalut alternatif, seperti menstrual cup dan pembalut kain, mayoritas perempuan di Indonesia masih banyak yang menggunakan pembalut pada saat menstruasi.
Namun, penggunaan bahan sintetis seperti dioxin, pewangi dan pemutih yang sering diaplikasikan pada pembalut wanita memiliki efek samping yang kurang baik bagi kesehatan tubuh, salah satuya adalah kanker serviks.
Berdasarkan data dan informasi Kemenkes pada tahun 2015, jumlah penderita penyakit kanker serviks di Indonesia mencapai 98.692 kasus, dimana sebagian besar masih termasuk dalam usia subur.
Kelima mahasiswa ini adalah Galuh Zhafirah Gafnie, Riska Sulistianti Putri, Rafifa Bunga Jashinta, Nur Amalani Saputri, dan Abdul Gafur yang dibimbing oleh Dr. Ir. Anies Chamidah, MP.
"Limbah agar agar memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, sekitar 27,38-39,45 persen. Selulosa inilah yang diubah menjadi hydrogel dan dicampurkan dengan kitosan. Kitosan memiliki sifat sebagai antibakteri yang tidak berbau dan tidak berbahaya bagi tubuh," kata anggota tim, Galuh Zhafirah Gafnie di Malang, Jawa Timur, Jumat.
Menurut Galuh, inti penyerap ini memiliki sifat yang ramah lingkungan, karena dibuat dengan memanfaatkan limbah hasil produksi agar agar dan limbah karapas (kulit) udang, sehingga lebih mudah didegradasi oleh bakteri pengurai.
Selain itu, lanjutnya, inti penyerap ini juga aman bagi pengguna, karena terkandung kitosan di dalamnya.
Galuh berharap penelitian yang dilakukan bersama timnya itu dapat menjadi solusi atas keresahan yang terjadi di masyarakat.
Walaupun sudah ada beberapa pembalut alternatif, seperti menstrual cup dan pembalut kain, mayoritas perempuan di Indonesia masih banyak yang menggunakan pembalut pada saat menstruasi.
Namun, penggunaan bahan sintetis seperti dioxin, pewangi dan pemutih yang sering diaplikasikan pada pembalut wanita memiliki efek samping yang kurang baik bagi kesehatan tubuh, salah satuya adalah kanker serviks.
Berdasarkan data dan informasi Kemenkes pada tahun 2015, jumlah penderita penyakit kanker serviks di Indonesia mencapai 98.692 kasus, dimana sebagian besar masih termasuk dalam usia subur.
Pewarta : Endang Sukarelawati
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Rais Aam PBNU resmikan Markaz Turats Ulama Kudus simpan karya ulama agar dikenali generasi muda
16 December 2025 22:06 WIB
Terpopuler - Sains dan Rekayasa
Lihat Juga
Mahasiswa SV Undip olah limbah jelantah dengan ekstrak kemangi jadi biocleaner
11 November 2025 8:32 WIB
Tahun depan Pemkot Semarang siapkan bus listrik koridor Mangkang - Penggaron
06 November 2025 21:32 WIB
Dosen UIN Walisongo paparkan metode melihat hilal yang lebih efisien dan tepat sasaran
30 October 2025 12:03 WIB
Wali Kota Tegal Paparkan Inovasi Rusunawa Rendah Karbon di Forum APEKSI 2025 Surabaya
29 October 2025 8:30 WIB
Cabdin Dinas ESDM Jateng tingkatkan kadar metana biogas di Blora gunakan alat lokal
24 October 2025 15:21 WIB