Jakarta (ANTARA) - Calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf meyakini bahwa siapa pun tokoh yang terpilih menjadi Rais Aam, tidak akan keberatan jika dirinya maju untuk melanjutkan estafet kepemimpinan di PBNU.

"Saya sangat optimistis karena saya bukan penjahat. Kiai-kiai semua ini siapa pun Rais Aam, saya yakin tidak keberatan dengan saya," ujar Gus Yahya, di sela pelaksanaan Muktamar Ke-34 NU, di Lampung, Kamis.

Gus Yahya mengatakan bahwa dirinya sudah berkunjung ke hampir semua PCNU dan PWNU di Indonesia, dan mendapatkan dukungan untuk maju pada bursa calon Ketum PBNU periode 2021-2026.

Bahkan, dia mengklaim telah mengantongi 447 suara PWNU dan PCNU dari 510 pemilik suara yang sudah terdaftar. Dengan dukungan itu, ia yakin dapat mengalahkan petahana, Said Aqil Siradj, yang sudah memimpin NU dua periode.

"Ada keyakinan bahwa 447 PWNU dan PCNU yang terkumpul di Graha Wangsa (Bandarlampung) kemarin adalah sungguh-sungguh mereka yang dengan jujur dan terus terang mengatakan ikut bersama-sama dengan saya untuk mulai muktamar ini sampai sekurang-kurangnya satu periode lima tahun ke depan," kata Yahya.

Kepada PWNU dan PCNU, dirinya menawarkan konsep "Menghidupkan Kembali Gus Dur". Yahya ingin kehadiran NU bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, seperti yang dilakukan Gus Dur kala itu.

"Ada orang menyebut saya bisa menggantikan Gus Dur, tidak mungkin itu mustahil. Entah kita ketemu orang sekualitas Gus Dur atau tidak, tapi apa yang dibawakan oleh Gus Dur visinya, kinerjanya, saya bisa yakinkan bahwa itu semua harus dan bisa diproyeksikan menjadi konstruksi organisasi dan ini harus dibangun ke depan," kata dia.

Bahkan, saat menawarkan konsep ke keluarga Gus Dur, kata dia, mereka menyambut baik gagasan yang dimaksud yakni menginterpretasikan pikiran-pikiran Presiden Ke-4 RI tersebut.

"Saya mencoba memanivestasikan interpretasi Gus Dur. Agar orang bisa merasakan lagi kehadiran Gus Dur, menikmati lagi fungsi dan maslahat yang dulu dibawakan Gus Dur," kata dia pula.