Korsel akan gunakan pil antivirus Pfizer
Kamis, 13 Januari 2022 16:34 WIB
Arsip - Paxlovid, pil COVID-19 buatan Pfizer, terlihat diproduksi di Ascoli, Italia, dalam foto selebaran tidak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 16 November 2021. Pfizer/HO via Reuters
Seoul (ANTARA) - Korea Selatan akan mulai menggunakan pil antivirus Pfizer untuk pengobatan pasien COVID-19 pada Jumat (14/1), kata para pejabat kesehatan negara itu.
Langkah itu diambil di tengah kekhawatiran pada meningkatnya penyebaran varian Omicron yang sangat menular.
Sedikitnya 21.000 pil antivirus bernama Paxlovid itu tiba pada Kamis untuk didistribusikan ke sekitar 280 apotek dan 90 pusat kesehatan masyarakat, kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA).
"Mengingat daya infeksi Omicron yang jauh lebih tinggi, obat ini harus memainkan peran berarti dalam mengurangi jumlah pasien yang menunjukkan gejala parah bahkan jika jenis virusnya relatif tidak terlalu ganas," kata pejabat KDCA Kim Ki-nam pada sebuah pengarahan.
Obat itu akan digunakan untuk merawat lebih dari 1.000 orang per hari, dengan memprioritaskan kelompok tertentu, seperti pasien dengan risiko tinggi menjadi parah, pasien berusia 65 tahun ke atas dan pasien yang kekebalan tubuhnya menurun, kata KDCA.
Pasokan tambahan 10.000 pil Paxlovid itu diharapkan tiba pada akhir Januari.
Paxlovid hampir 90 persen efektif dalam mencegah kasus rawat inap dan tingkat kematian pada pasien COVID-19, dan data menunjukkan bahwa obat itu tetap efektif terhadap Omicron, kata Pfizer.
Korsel telah menjajaki persediaan farmasi (obat-obatan dan vaksin) tambahan untuk mencegah lonjakan infeksi yang disebabkan oleh varian Omicron. Negara itu menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 buatan Novavax Inc pada Rabu (12/1).
Sejak pandemi dimulai, negara berpenduduk 52 juta orang itu telah menjadi salah satu kisah sukses dalam penanganan virus corona, dengan total 679.030 kasus COVID-19 dan 6.210 kematian.
Keberhasilan mitigasi pandemi di Korsel sebagian besar dicapai dengan kewajiban memakai masker dan aturan jarak sosial.
Varian Omicron merupakan sebagian kecil dari keseluruhan kasus COVID-19 di Korsel, tetapi jumlah kasus varian itu meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi sekitar 12,5 persen selama dua pekan terakhir.
Pemerintah Korsel pada Jumat (14/1) akan memutuskan apakah akan memperpanjang masa aturan jarak sosial yang diberlakukan kembali pada pertengahan Desember 2021 setelah kasus infeksi harian mencapai rekor baru hampir 8.000 kasus.
Hampir 90 persen orang dewasa di Korsel telah divaksin lengkap dan 55 persen telah mendapat suntikan dosis penguat (booster) pada Rabu (12/1), menurut data KDCA.
Sumber: Reuters
Langkah itu diambil di tengah kekhawatiran pada meningkatnya penyebaran varian Omicron yang sangat menular.
Sedikitnya 21.000 pil antivirus bernama Paxlovid itu tiba pada Kamis untuk didistribusikan ke sekitar 280 apotek dan 90 pusat kesehatan masyarakat, kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA).
"Mengingat daya infeksi Omicron yang jauh lebih tinggi, obat ini harus memainkan peran berarti dalam mengurangi jumlah pasien yang menunjukkan gejala parah bahkan jika jenis virusnya relatif tidak terlalu ganas," kata pejabat KDCA Kim Ki-nam pada sebuah pengarahan.
Obat itu akan digunakan untuk merawat lebih dari 1.000 orang per hari, dengan memprioritaskan kelompok tertentu, seperti pasien dengan risiko tinggi menjadi parah, pasien berusia 65 tahun ke atas dan pasien yang kekebalan tubuhnya menurun, kata KDCA.
Pasokan tambahan 10.000 pil Paxlovid itu diharapkan tiba pada akhir Januari.
Paxlovid hampir 90 persen efektif dalam mencegah kasus rawat inap dan tingkat kematian pada pasien COVID-19, dan data menunjukkan bahwa obat itu tetap efektif terhadap Omicron, kata Pfizer.
Korsel telah menjajaki persediaan farmasi (obat-obatan dan vaksin) tambahan untuk mencegah lonjakan infeksi yang disebabkan oleh varian Omicron. Negara itu menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 buatan Novavax Inc pada Rabu (12/1).
Sejak pandemi dimulai, negara berpenduduk 52 juta orang itu telah menjadi salah satu kisah sukses dalam penanganan virus corona, dengan total 679.030 kasus COVID-19 dan 6.210 kematian.
Keberhasilan mitigasi pandemi di Korsel sebagian besar dicapai dengan kewajiban memakai masker dan aturan jarak sosial.
Varian Omicron merupakan sebagian kecil dari keseluruhan kasus COVID-19 di Korsel, tetapi jumlah kasus varian itu meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi sekitar 12,5 persen selama dua pekan terakhir.
Pemerintah Korsel pada Jumat (14/1) akan memutuskan apakah akan memperpanjang masa aturan jarak sosial yang diberlakukan kembali pada pertengahan Desember 2021 setelah kasus infeksi harian mencapai rekor baru hampir 8.000 kasus.
Hampir 90 persen orang dewasa di Korsel telah divaksin lengkap dan 55 persen telah mendapat suntikan dosis penguat (booster) pada Rabu (12/1), menurut data KDCA.
Sumber: Reuters
Pewarta : Yuni Arisandy Sinaga
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
BMKG imbau waspadai potensi hujan lebat di Jateng selatan pada akhir pekan
15 December 2025 14:54 WIB
Kasus Alvaro, polisi sebut ayah tiri sempat mencari cangkul untuk kubur jasad korban
27 November 2025 16:10 WIB
BMKG ingatkan potensi cuaca ekstrem di Jateng selatan sepanjang November 2025
10 November 2025 13:24 WIB
Mahasiswa unjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Selatan soroti setahun pemerintahan Prabowo
20 October 2025 15:34 WIB
Terpopuler - Kesehatan
Lihat Juga
Tim Pengabdian KESMAS UMS gandeng Puskesmas Gilingan cegah anemia ibu hamil lewat ANECMA
18 December 2025 19:27 WIB
Mahasiswa Fisioterapi UMS implementasikan layanan kesehatan berbasis komunitas
09 December 2025 21:46 WIB
PMI Solo pastikan stok darah aman, ajak warga donor untuk bantu korban bencana
09 December 2025 14:23 WIB