Kudus (ANTARA) - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jawa Tengah segera memberikan pendampingan terhadap 30 sekolah di Kabupaten Kudus terkait dengan keamanan jajanan siswa.

"Puluhan sekolah yang akan kami intervensi soal keamanan pangan, khususnya jajanan siswa kami pilih 30 sekolah mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), SMP, hingga SMA," kata Kepala BPOM Jateng Sandra Maria Philomena Linthin usai bertemu Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Kamis.

Ia mencatat jajanan anak di sekolah banyak yang bermasalah, sehingga perlu ada pendampingan agar nantinya jajanan yang dijual kepada siswa dipastikan aman.

"Dengan adanya intervensi keamanan pangan jajan anak di sekolah itu, kami ingin memastikan anak-anak sebagai generasi penerus dapat teredukasi dengan baik mengenai makanan yang sehat untuk tubuh serta cara memilih makanan yang tepat serta aman untuk dikonsumsi," ujarnya.

Hal serupa juga akan dilakukan di pedesaan melalui program pemberdayaan masyarakat desa dengan cara membina kader-kader keamanan pangan dan melakukan pendampingan produk-produk pangan dari industri rumahan di daerah setempat.

Intervensi keamanan pangan juga menyasar pasar tradisional karena selama ini banyak temuan kasus produk pangan menggunakan bahan berbahaya.

Ia meminta pemda setempat menunjuk salah satu pasar tradisional yang akan diintervensi terkait dengan keamanan pangan.

"Nantinya juga ada pemberdayaan dan ada petugas pasar yang secara kontinu melakukan penapisan kesehatan. Mereka akan diberikan pelatihan dan bantuan alat tes cepat penguji bahan-bahan berbahaya, baik di desa maupun pasar," ujarnya.