Jakarta (ANTARA) - Bintang sprinter Amerika Serikat (AS) Justin Gatlin mengumumkan keputusan pensiun dari atletik, Jumat, mengakhiri kariernya yang diwarnai kontroversi doping, termasuk saat meraih medali emas Olimpiade dan beberapa gelar dunia.

Veteran berusia 40 tahun, yang memenangi emas nomor 100m di Olimpiade Athena 2004, mengonfirmasi keputusan pensiunnya dalam sebuah unggahan di Instagram berjudul “Dear Track.”

“Saya selalu menyukai lintasan lari. Dia memberikan saya air mata kesedihan dan kegembiraan, pelajaran yang tidak akan pernah terlupakan,” tulis Gatlin.

“Obor telah padam, tapi cinta tak akan akan pernah pudar. Bersedia, siap… Hilang!”
 

Pensiunnya Gatlin sudah lama diharapkan. Dia telah berusaha lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo tahun lalu, tetapi gagal setelah mengalami cedera hamstring pada uji coba AS di Eugene.

Dalam kariernya, Gatlin pernah mengawinkan gelar nomor 100m dan 200m di Kejuaraan Dunia di Helsinki pada 2005, memenangi emas 100m di London, dan mencetak kemenangan langka atas ikon Jamaika Usain Bolt.

Selain itu, dia juga merupakan bagian dari tim estafet 4x100m yang meraih emas untuk AS pada Kejuaraan Dunia Doha 2019.

Namun karier Gatlin sempat tersandung skandal, dan sempat dua kali mendapat skors karena pelanggaran doping.

Pelanggaran doping pertamanya muncul pada 2001 ketika dia ditemukan positif menggunakan Adderall, zat yang mengandung amfetamin. Gatlin telah menggunakan obat tersebut sejak kecil untuk mengobati gangguan pemusatan perhatian.

Namun panel arbitrase AS yang menangani kasus tersebut memutuskan bahwa Gatlin bukan seorang pengguna doping.

Pelanggaran doping kedua terjadi pada 2006 ketika ditemukan kadar testosteran yang berlebihan dalam tubuhnya. Saat itu, Gatlin menyalahkan hasil sabotase oleh terapisnya.
 

Ia pun dilarang bertanding selama delapan tahun sebelum dikurangi menjadi empat tahun hukuman seusai menang banding.

Kontroversi tersebut terus membayangi sepanjang sisa kariernya, termasuk setelah kemenangan Gatlin atas Usain Bolt di Kejuaraan Dunia Atletik di London pada 2017. Upacara penyerahan medali menampilkan adegan yang tak biasa ketika atlet AS tersebut justru mendapat cemoohan penonton yang hanya memuji meneriakkan nama Bolt.

“Itu menyakitkan karena saya berada di sana bukan untuk diri saya sendiri,” ucap Gatlin menanggapi cemoohan itu.

“Saya di atas sana untuk negara saya. Saya di sana untuk penggemar saya. Saya tidak melakukannya untuk diri saya sendiri.”

Presiden Atletik Dunia Sebastian Coe juga menjadi salah satu yang tak bisa menyembunyikan rasa ketidaksukaan atas kemenangan Gatlin di London. Dia mengatakan bahwa dia “tidak memuji seseorang yang telah menjalani dua kali larangan bertanding dalam olahraga kami, tetapi masih bisa berjalan memenangi salah satu hadiah terbesar dari olahraga kami.”

Namun Gatlin bersikeras bahwa dia telah berupaya memperbaiki kesalahan di masa lalu dan pantas mendapat kesempatan untuk menebusnya.

“Saya minta maaf atas kesalahan apa pun yang saya lakukan di olahraga ini. Saya mencintai olahraga… saya telah bekerja keras untuk memperbaiki kesalahan saya,” katanya pada 2017, demikian AFP.