Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta berharap jenang atau bubur mampu memperkaya keberagaman kuliner lokal di Solo sehingga dapat mendorong kunjungan wisatawan.

"Untuk di Kota Solo sendiri jenang sudah menjadi budaya sehingga harus dilestarikan," kata Sekretaris Daerah Kota Surakarta Ahyani usai Festival Jenang Solo di Omah Sinten Solo, Kamis.

Ia mengharapkan keragaman bubur di Solo dapat didukung dengan kemasannya yang dimodernisasi sehingga makin digemari pasar.

"Baik masyarakat lokal maupun pendatang," katanya.

Selain itu, menurut dia, agenda Festival Jenang Solo tersebut juga dapat memperkaya budaya di Solo.

"Event-event budaya dengan pendirian Kota Solo tidak serta-merta berkaitan dengan pemerintahan, ini juga didukung kulinernya, termasuk jenang. Ini sesuai dengan adat Jawa sekaligus menjadi kekayaan gastronomi di Indonesia," katanya

Pada kesempatan yang sama, Dewan Pembina Yayasan Jenang Indonesia KGPH Dipokusumo berharap agar kegiatan tersebut dapat membangun memori kolektif masyarakat.

"Bisa membangun kebersamaan dalam satu spirit pada 277 tahun pindahnya Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta. Momentum ini juga terkait dengan makanan tradisional yang disajikan," katanya.

Ia mengatakan pada festival tersebut ada sebanyak 17 macam bubur yang disajikan.

"Sebetulnya pada perpindahan keraton tersebut ada 21 jenang yang mengiringi, namun kali ini kami menyajikan 17 macam," katanya.

Selanjutnya, pada kesempatan itu pihak panitia juga membagikan sebanyak 278 porsi bubur kepada masyarakat yang hadir. Angka 278 tersebut merujuk pada 277 yang merupakan hari jadi Kota Solo dan tambahan satu angka dengan harapan agar tahun depan Kota Solo bisa kembali menyelenggarakan hari jadi.

"Harapannya kehadiran Festival Jenang Solo ini juga bisa menyemarakkan gastronomi jenang nusantara," katanya.