Solo (ANTARA) - Bank Indonesia menggandeng perusahaan berbasis daring yang menghubungkan pemasok produk dan pelaku bisnis Ralali.com mendorong perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Soloraya dengan melakukan pendampingan secara berkelanjutan.

"Ini kolaborasi dan sinergi antara BI, Pemkot Surakarta, dan Ralali.com serta beberapa komunitas UMKM. Komitmen BI untuk memberdayakan UMKM di Soloraya sebagai tulang punggung agar ekonomi pulih," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo pada Kurasi, Onboarding, dan Showcase UMKM Soloraya "Recover Together, Recover Stronger" di Solo, Rabu.

Ia berharap dengan kualitas yang baik maka pelaku UMKM bisa berjualan dalam partai besar.

Baca juga: Pelestarian alam, Wagub Jateng minta pelaku UMKM mulai jalankan ekonomi hijau

"Dalam hal ini suplai dan demand bisa ditemukan. Harapannya ini bisa memperbesar transaksi UMKM di Solo dan Soloraya. Dalam hal ini Solo jadi fokus karena apapun bisnis di Soloraya ini kan hubnya di Solo. Harapannya Solo bisa menjadi motor penggeraknya untuk menggerakkan ekonomi di Soloraya," katanya.

Pada kegiatan tersebut melibatkan 67 pelaku UMKM dari berbagai komunitas UMKM di Soloraya.

"Ini hasil kurasi dari sekitar 400 pendaftar. Kurasi diperlukan untuk mengetahui kualitasnya mengingat level UMKM tidak sama. Kalau yang levelnya rendah belum lulus pembinaannya lain lagi, jangan jangan masalah perizinan," katanya.

Ia mengatakan untuk proses onboarding atau pengenalan produk juga tidak mudah karena saat ini ada perubahan perilaku pasar.

"Foto harus bagus, tagline harus bagus, packaging harus bagus karena harus bersaing dengan perilaku dan dunia baru dalam digitalisasi. Misalnya kegiatan pendampingan ini bukan hanya pelatihan seperti ini, tetapi berlanjut terus, ada pelatihan foto yang bagus, pelatihan bagaimana berjualan secara online, pengemasan," katanya.

Terkait dengan pemberdayaan UMKM, dikatakannya, pelaku usaha lebih membutuhkan pendampingan.

"Jadi bukan bantuan (pembiayaan), kalau bantuan itu kan sifatnya hit and run, kalau pendampingan itu kan ditemani terus dikembangkan. Dengan demikian, mindset berubah untuk maju," katanya.

Mengenai pendanaan, dikatakannya, akan diberikan usai produk siap dipasarkan.

"Pendanaan nanti, ini masih ngomongin produk. Baru nanti kalau perlu pengembangan akan di-matching-kan dengan pembiayaan, jadi beda-beda. Inilah sebuah ekosistem, masing-masing berperan dalam pengembangan UMKM, namun step-nya harus diikuti dengan baik. Kalau produksi belum bagus tapi dikasih duit dulu nanti macet. Maka ini siap dulu, baru pengembangan di-channel-kan dengan pembiayaan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka berharap dengan adanya kolaborasi tersebut volume produksi UMKM di Kota Solo lebih besar.

"Ralali ini beda dengan yang lain, kalau yang lain kan C to C (konsumen ke konsumen), ini lebih ke B to B (bisnis ke bisnis). Harapannya jumlah order lebih banyak," katanya.

Baca juga: Pemkot Semarang gandeng lebih banyak pihak dorong UMKM