"Total ada 111 jenis sayuran yang kami pasok seperti kale, sawi pagoda, selada, seledri, mentimun, tomat, kubis, daun ketumbar, dan lain sebagainya," kata salah seorang petani anggota Kelompok Tani Bangkit Merbabu Rebo Wahono usai mengikuti penandatanganan nota kesepahaman dengan Accor Group di Hotel Novotel Semarang, Selasa.
Ia mengakui tidak mudah menjadi pemasok sayuran organik di perhotelan karena standar kualitas yang ditentukan tergolong tinggi.
Baca juga: Wow ini dia alat pencuci sayuran bergelembung mikro ozon
"Tidak hanya kualitas sayuran organik yang harus tinggi, tapi ada standar lain yang harus dipenuhi. Salah satunya ada sertifikat pertanian organik," ujarnya.
Sertifikat pertanian tersebut merupakan hasil pendampingan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng sejak 2011 kepada kelompok-kelompok tani.
"Kami mendapat pendampingan dari Pemerintah Provinsi Jateng (Distanbun Jateng, red.) sampai bisa membuka pasar luas seperti saat ini," katanya.
Sebelumnya, produk sayuran organik Kelompok Tani Bangkit Merbabu sudah dipasarkan ke sejumlah pasar modern, bahkan ada juga produk yang diekspor ke Singapura.
"Hasil panennya diserap kira-kira 80 persen ke pasar lokal, 20 persen ritel," ujarnya.
Menurut dia, hal ini membuktikan jika produk sayur organik lokal bisa menembus pasar yang luas.
"Dari datanya, sudah ada banyak kelompok tani organik. Beras misalnya, beras organik kita banyak yang sudah ekspor ke luar negeri," katanya.
Supriyanto juga mengajak masyarakat untuk lebih memilih produk-produk organik hasil petani lokal sebab sayur organik memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi.
"Tadi saya ngobrol dengan 'chef', ternyata memasak sayur organik tidak butuh waktu lama. Dan ini yang membuat nutrisi di dalam sayuran tidak banyak yang rusak," ujarnya.
Baca juga: ASN di Wonosobo borong 5.527 paket sayuran petani