Sekolah Lapang Iklim warnai Hari Meteorologi Dunia di lereng Sumbing
Rabu, 30 Maret 2022 19:15 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menanam loncang bersama peserta Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang merupakan petani sayuran di Desa Sukomakmur, Kecamatn Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (30/3/2022). ANTARA/Heru Suyitno
Magelang (ANTARA) - Sekolah Lapang Iklim (SLI) bagi petani sayur-mayur di Desa Sukomakmur Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang diselenggarakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mewarnai peringatan Hari Meteorologi Dunia 2022 di lereng Gunung Sumbing.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Magelang, Rabu, mengatakan SLI telah dilaksanakan sejak tahun 2011 sehingga kegiatan ini bukan hanya untuk memperingati Hari Meteorologi Dunia tetapi benar-benar hal yang rutin dilakukan.
Ia menyampaikan hal tersebut usai menanam loncang (daun bawang) bersama Anggota Komisi V DPR RI Sudjadi dan puluhan petani peserta SLI di Desa Sukomakmur Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.
Dwikorita menyampaikan sampai saat ini sekitar 22.500 petani dan nelayan telah mengikuti SLI.
Ia menuturkan kebetulan kegiatan ini bertepatan dengan Hari Meteorologi Dunia untuk adaptasi terhadap perubahan iklim.
"Cara kita beradaptasi terhadap perubahan iklim dengan menyesuaikan pola tanam, waktu tanam dan jenis tanaman," katanya.
Dwikorita menjelaskan SLI memberikan pemahaman kepada para petani untuk lebih mengenali cuaca. Dengan memahami kondisi cuaca petani bisa melakukan analisis kapan saatnya tanaman aman untuk ditanam dan kapan saatnya tanaman itu tepat untuk dipanen.
"Jadi untuk mengetahui tepatnya kapan menanam, kapan memanen dan memahami bagaimana jenis tanaman yang tepat atau pola tanam yang tepat," katanya.
Ia menuturkan berdasarkan pengalaman penyelenggaraan SLI, produktivitas panen petani meningkat rata-rata 30 persen, bahkan saat musim kemarau panjang di masa elnino mereka tidak gagal panen, tetap bertahan dan meningkat produktivitasnya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Magelang, Rabu, mengatakan SLI telah dilaksanakan sejak tahun 2011 sehingga kegiatan ini bukan hanya untuk memperingati Hari Meteorologi Dunia tetapi benar-benar hal yang rutin dilakukan.
Ia menyampaikan hal tersebut usai menanam loncang (daun bawang) bersama Anggota Komisi V DPR RI Sudjadi dan puluhan petani peserta SLI di Desa Sukomakmur Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.
Dwikorita menyampaikan sampai saat ini sekitar 22.500 petani dan nelayan telah mengikuti SLI.
Ia menuturkan kebetulan kegiatan ini bertepatan dengan Hari Meteorologi Dunia untuk adaptasi terhadap perubahan iklim.
"Cara kita beradaptasi terhadap perubahan iklim dengan menyesuaikan pola tanam, waktu tanam dan jenis tanaman," katanya.
Dwikorita menjelaskan SLI memberikan pemahaman kepada para petani untuk lebih mengenali cuaca. Dengan memahami kondisi cuaca petani bisa melakukan analisis kapan saatnya tanaman aman untuk ditanam dan kapan saatnya tanaman itu tepat untuk dipanen.
"Jadi untuk mengetahui tepatnya kapan menanam, kapan memanen dan memahami bagaimana jenis tanaman yang tepat atau pola tanam yang tepat," katanya.
Ia menuturkan berdasarkan pengalaman penyelenggaraan SLI, produktivitas panen petani meningkat rata-rata 30 persen, bahkan saat musim kemarau panjang di masa elnino mereka tidak gagal panen, tetap bertahan dan meningkat produktivitasnya.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Dukung ketahanan pangan nasional, BMKG gelar Sekolah Lapang Iklim di Temanggung
21 July 2022 16:24 WIB, 2022