Sragen (ANTARA) - Panitia pembangunan Masjid Al Fattah di Dusun Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah, menyatakan terus berjalan meski dilaksanakan secara bertahap.

"Pembangunan Masjid Al Fattah di Dusun Kowang Desa Ngargotirto tetap berjalan dengan melihat anggaran tersedia dari pengumpulan bantuan warga setempat dan donatur masyarakat di luar daerah," kata Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al Fattah Dusun Kowang, Agus Pudiyono, di Sragen, Rabu.

Warga tidak membatasi waktu kapan selesai karena melihat ketersediaan anggaran yang ada dari hasil donasi warga setempat dan masyarakat lainnya selaku donatur. Yang jelas pembangunan masjid dilakukan secara tahap.

Untuk sementara, kata Agus, selain dana terkumpul dari warga sekitar, juga sudah ada bantuan donatur dari berbagai pihak antara lain dari warga Papua, warga Taiwan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama wilayah Jateng. Dari donatur yang membantu pembangunan masjid ini, sudah terkumpul sekitar hampir Rp400 juta.

Sementara itu, pemberitaan menghebohkan soal warga Dukuh Kowang Ngargotirto Sragen yang membongkar masjid di kampungnya itu sempat menjadi perhatian semua pihak termasuk Kanwil Kemenag Jateng yang meninjau langsung ke lokasi.

"Dana masuk dari donatur untuk membantu pembangunan masjid hingga kini mencapai hampir Rp400 juta. Salah satunya dari Kanwil Kemenag Jateng yang menyumbang dana Rp100 juta," katanya.

Dia menceritakan warga Dusun Kowang Desa Ngargotirto rencana awal akan merenovasi masjid yang berdiri sejak 1991 itu, sehingga tidak ada rencana membongkar bangunan. Renovasi dengan dana bantuan dari warga setempat terkumpul sekitar Rp170 juta dan sumbangan berupa material jika ditotal sekitar Rp200 juta.

"Masjid memang sudah ada rencana renovasi dan ada usulan warga akan mencarikan penyandang dana asal Jakarta itu, kemudian ada kesepakatan warga untuk membongkar masjid," katanya.

Pembangunan Masjid Al Fattah di Dusun Kowang sesuai rencana dapat menghabiskan Rp1,3 miliar, karena juga untuk pembangunan talud di belakang masjid yang kondisi lahan tebing curam agar tidak terjadi longsor.

Pembangunan Masjid Al Fattah dengan luas 12 X 15 meter persegi ini untuk kapasitas jamaah sekitar 150 orang, karena kondisinya rusak dan rawan longsor lahan di belakang masjid dibangun talud terlebih dahulu. Pembangunan talud saja diperkirakan menelan dana sekitar Rp300 juta dengan tinggi sekitar sembilan meter dengan panjang sekitar 30 meter.

"Pembangunan terus berlangsung dilakukan secara tahap dan kini sudah membangun talud dan pondasi bangunan utama masjid," katanya.

Sementara itu, pembongkaran Masjid Al Fattah di Dusun Kowang tidak mengganggu kegiatan ibadah warga sekitar pada bulan Ramadhan ini. Warga justru sangat antusias menjalankan ibadah Shalat Tarawih.

Menurut Muhammad Soleh (47) selaku Iman Masjid Al Fattah Dusun Kowang meski Masjid Al Fattah dalam tahap pembangunan, tetapi kegiatan keagamaan masih berjalan dengan baik dan dipindahkan ke rumah kosong milik warga.

Masyarakat tetap antusias melaksanakan ibadah shalat lima waktu dan Tarawih di rumah kosong milik warga itu, bisa menampung sekitar 100 jamaah.

"Jadi shalat lima waktu dan Shalat Tarawih berjamaah pada bulan puasa tetap berjalan seperti biasa, hanya selama pembangunan masjid tempat ibadah dipindahkan di rumah kosong atau berjarak sekitar 50 meter tidak jauh dari rumah ibadah itu," katanya.

Bahkan, anak-anak yang belajar mengaji Al Quran juga dilaksanakan di rumah kosong itu. Pihaknya berharap banyak donatur yang membantu memberikan sumbangan untuk pembangunan Masjid Al Fattah di Dusun Kowang ini.*