Demam Korea, Saranghae Bowl jadi bisnis sampingan Pertashop
Jumat, 6 Mei 2022 17:03 WIB
Korean Rice Bowl, Korean Ramyeon, Toppokki, dan Boba Drink, menjadi salah satu menu Kedai Saranghae Bowl. ANTARA/Ist
Semarang (ANTARA) - Sajian ala Korea memanjakan lidah dan nuansa ala Oppa menggugah mata, setidaknya itu yang tergambarkan oleh pecinta Negeri Gingseng kala mengunjungi Saranghae Bowl, kedai dengan nuansa Korea Selatan yang diresmikan Jumat.
Kedai itu berlokasi di Jalan Pucang Gading Raya, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, bertepatan dengan lokasi Pertashop Pucang Gading.
Gelombang Korea atau Korean wave yang sudah tidak dapat lagi dibendung menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah pengikut setia terbanyak, mulai dari perfilman, drama Korea (drakor), musik Korean Pop (K-Pop), mode, hingga tanpa terkecuali kuliner.
Pemilik kedai itu, Dwi Novitasari, mampu membaca fenomena tersebut sebagai peluang usaha dengan membuka kedai Saranghae Bowl di lokasi Pertashop yang juga dimilikinya.
Perempuan asal Semarang, Jawa Tengah tersebut, tidak bisa memungkiri demam Korea telah berkembang pesat dari waktu ke waktu.
Dwi melihat sejak 10 tahun terakhir ini perkembangan tren Korea semakin fantastis, mulai dari kalangan remaja yang tiap tahun terus bertambah jumlahnya hingga kalangan dewasa yang mungkin sudah memulai kecintaannya sejak masa remajanya.
"Dari situ saya melihat ada potensi usaha yang cukup menjanjikan dengan menarik hati pengikutnya, khususnya melalui makanan dan minuman khas Korea," katanya.
Menurutnya, dengan adanya dukungan internet dan sosial media yang berkembang saat ini, demam Korea tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tapi juga sudah menjangkau kawasan pedesaan, seperti Pucang Gading di Kabupaten Demak, lokasi kedai Saranghae Bowl tersebut.
“Setelah menjalankan usaha Pertashop selama kurang lebih setahun, saya memutuskan untuk mengembangkan usaha sampingan di sekitarnya dengan membuka kedai ini, karena masih tersedianya lahan yang cukup luas dan juga potensi pasar di sekitar dari kalangan anak muda yang cukup banyak,” katanya.
Ia menyebutkan menu makanan dan minuman yang disediakan di kedainya, antara lain Korean Rice Bowl, Korean Ramyeon, Toppokki, Boba Drink, dan menu khas Korea lainnya.
“Harga yang kami tawarkan pun cukup bersahabat bagi kalangan remaja yang ingin menikmati sajian dan nuansa ala Korea di kedai kami ini," katanya.
Selain menu dan nuansa khas ala Korea, salah satu hal menarik lainnya dari kedai Saranghae Bowl adalah lokasinya yang bertepatan dengan lokasi Pertashop, yang merupakan fasilitas pengisian bahan bakar minyak (BBM) resmi dari Pertamina dengan skala lebih kecil dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), dan umumnya berlokasi di pedesaan.
Hal tersebut direspons positif oleh Brasto Galih Nugroho, selaku Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga.
“Pertamina terus melakukan inovasi dalam menjalankan proses bisnisnya dengan menggali potensi dan peluang usaha, baik itu dalam menyediakan produk dan layanan utama yakni BBM maupun produk dan layanan diversifikasi atau disebut sebagai Non Fuel Retail (NFR),” katanya.
Menurut Brasto, untuk mengoptimalkan keuntungan, baik untuk Pertamina maupun mitra usaha Pertamina yang berasal dari kalangan swasta, seperti pengelola SPBU, tanpa terkecuali juga Pertashop.
“Kami mengapresiasi pihak pengusaha Pertashop Pucang Gading yang baru saja membuka usaha NFR di lokasi Pertashopnya dengan membuka kedai Saranghae Bowl. Kami berharap kedua unit usaha tersebut dapat berjalan beriringan dengan menghadirkan keuntungan satu sama lain,” kata dia.
Menurut dia, Saranghae Bowl bisa menjadi salah satu model usaha NFR di lokasi Pertashop yang dapat dijadikan rujukan bagi pengusaha Pertashop lainnya.
"Kami mendorong agar para pengusaha Pertashop lainnya juga dapat membaca potensi dan peluang usaha di lokasi Pertashopnya masing-masing, sehingga akan semakin banyak model usaha NFR dengan keunikan dari setiap Pertashop,” tutup Brasto.
Kedai itu berlokasi di Jalan Pucang Gading Raya, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, bertepatan dengan lokasi Pertashop Pucang Gading.
Gelombang Korea atau Korean wave yang sudah tidak dapat lagi dibendung menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah pengikut setia terbanyak, mulai dari perfilman, drama Korea (drakor), musik Korean Pop (K-Pop), mode, hingga tanpa terkecuali kuliner.
Pemilik kedai itu, Dwi Novitasari, mampu membaca fenomena tersebut sebagai peluang usaha dengan membuka kedai Saranghae Bowl di lokasi Pertashop yang juga dimilikinya.
Perempuan asal Semarang, Jawa Tengah tersebut, tidak bisa memungkiri demam Korea telah berkembang pesat dari waktu ke waktu.
Dwi melihat sejak 10 tahun terakhir ini perkembangan tren Korea semakin fantastis, mulai dari kalangan remaja yang tiap tahun terus bertambah jumlahnya hingga kalangan dewasa yang mungkin sudah memulai kecintaannya sejak masa remajanya.
"Dari situ saya melihat ada potensi usaha yang cukup menjanjikan dengan menarik hati pengikutnya, khususnya melalui makanan dan minuman khas Korea," katanya.
Menurutnya, dengan adanya dukungan internet dan sosial media yang berkembang saat ini, demam Korea tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tapi juga sudah menjangkau kawasan pedesaan, seperti Pucang Gading di Kabupaten Demak, lokasi kedai Saranghae Bowl tersebut.
“Setelah menjalankan usaha Pertashop selama kurang lebih setahun, saya memutuskan untuk mengembangkan usaha sampingan di sekitarnya dengan membuka kedai ini, karena masih tersedianya lahan yang cukup luas dan juga potensi pasar di sekitar dari kalangan anak muda yang cukup banyak,” katanya.
Ia menyebutkan menu makanan dan minuman yang disediakan di kedainya, antara lain Korean Rice Bowl, Korean Ramyeon, Toppokki, Boba Drink, dan menu khas Korea lainnya.
“Harga yang kami tawarkan pun cukup bersahabat bagi kalangan remaja yang ingin menikmati sajian dan nuansa ala Korea di kedai kami ini," katanya.
Selain menu dan nuansa khas ala Korea, salah satu hal menarik lainnya dari kedai Saranghae Bowl adalah lokasinya yang bertepatan dengan lokasi Pertashop, yang merupakan fasilitas pengisian bahan bakar minyak (BBM) resmi dari Pertamina dengan skala lebih kecil dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), dan umumnya berlokasi di pedesaan.
Hal tersebut direspons positif oleh Brasto Galih Nugroho, selaku Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga.
“Pertamina terus melakukan inovasi dalam menjalankan proses bisnisnya dengan menggali potensi dan peluang usaha, baik itu dalam menyediakan produk dan layanan utama yakni BBM maupun produk dan layanan diversifikasi atau disebut sebagai Non Fuel Retail (NFR),” katanya.
Menurut Brasto, untuk mengoptimalkan keuntungan, baik untuk Pertamina maupun mitra usaha Pertamina yang berasal dari kalangan swasta, seperti pengelola SPBU, tanpa terkecuali juga Pertashop.
“Kami mengapresiasi pihak pengusaha Pertashop Pucang Gading yang baru saja membuka usaha NFR di lokasi Pertashopnya dengan membuka kedai Saranghae Bowl. Kami berharap kedua unit usaha tersebut dapat berjalan beriringan dengan menghadirkan keuntungan satu sama lain,” kata dia.
Menurut dia, Saranghae Bowl bisa menjadi salah satu model usaha NFR di lokasi Pertashop yang dapat dijadikan rujukan bagi pengusaha Pertashop lainnya.
"Kami mendorong agar para pengusaha Pertashop lainnya juga dapat membaca potensi dan peluang usaha di lokasi Pertashopnya masing-masing, sehingga akan semakin banyak model usaha NFR dengan keunikan dari setiap Pertashop,” tutup Brasto.
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kemendagri: Sinergi Pemkab Cilacap-Pertamina dapat ditiru daerah lain
15 December 2021 17:23 WIB, 2021
Terpopuler - KULINER
Lihat Juga
Menikmati Angkringan Redjo di Klaten, mengajari bahagia dalam kesederhanaan
11 October 2024 14:33 WIB