Swara Band dari Borobudur luncurkan lagu Tamba Teka Lara Lunga 1
Sabtu, 11 Juni 2022 16:37 WIB
Peluncuran single hits perdana Suara Band berjudul "Tamba Teka lara Lunga 1" ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh salah satu personel di Borobudur Edu Park. ANTARA/Heru Suyitno
Magelang (ANTARA) - Grup musik pendatang baru Swara Band dari Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengeluarkan single perdana berbahasa Jawa, Tamba Teka Lara Lunga 1.
Single berjudul Tamba Teka lara Lunga 1 yang diproduksi Sanggar Kinnara Kinnari Borobudur dan SA Musik ini diluncurkan di Borobudur Edu Park, Kabupaten Magelang, Sabtu.
Band yang bermarkas di Borobudur, Kabupaten Magelang ini beraliran pop Jawa dengan dengan lima personel, yakni Eko Sunyoto (vokal), Faddila Idrus Ba'abud (gitar), Agus Warangan (gitar), Handoko Soreng (perkusi) dan Wisnu SA (bass).
Lagu Tamba Teka Lara Lunga 1 yang ditulis oleh Wisnu SA ini diunggah di channel Youtube SA Musik pada pukul 10.12 WIB.
Eko Sunyoto menjelaskan lagu ini bercerita tentang seseorang yang sakit hati karena sering dihina dan direndahkan serta mengalami kehidupan yang penuh lika-liku, tetapi tidak pernah mengenal lelah dan menyerah dalam berjuang, karena yakin bahwa habis gelap terbitlah terang.
"Agar tetap kuat dan dimudahkan dalam usahanya maka dia meminta doa kepada kedua orang tuanya. Disertai sebuah upaya, usaha, dan doa. Dia mencapai keberhasilan dan membuat bangga kepada semua orang yang selama ini menghina, mencibir dan merendahkannya," katanya.
Wisnu SA sebagai penulis lagu menyampaikan lagu tersebut ditulis dua tahun lalu.
"Ketika itu saya banyak mendengarkan cerita dari teman-teman atau sebuah kisah yang saya baca, bahwa seseorang yang revolusioner atau seseorang yang hendak menciptakan sesuatu hal yang baru itu seringkali dicibir. Sesorang yang ingin keluar pakem sering kali direndahkan atau disepelekan," katanya
Berdasarkan kisah atau cerita tersebut kemudian pihaknya melakukan renungan dan ditulis menjadi sebuah lagu.
Melalui lagu ini, pihaknya ingin menyampaikan bahwa apa pun yang dialami atau dirasakan meskipun pahit, tetapi selama mempunyai kekuatan atau semangat jangan pernah putus asa dan yang paling penting adalah dukungan doa orang tua.
"Melalui lagu ini kami bermaksud memberikan semangat, mudah-mudahan swara kami ini menjadi semangat bagi siapa pun yang mendengarkan sehingga bisa bangkit dari semua hal yang menyedihkan atau keterpurukan," katanya.
Single berjudul Tamba Teka lara Lunga 1 yang diproduksi Sanggar Kinnara Kinnari Borobudur dan SA Musik ini diluncurkan di Borobudur Edu Park, Kabupaten Magelang, Sabtu.
Band yang bermarkas di Borobudur, Kabupaten Magelang ini beraliran pop Jawa dengan dengan lima personel, yakni Eko Sunyoto (vokal), Faddila Idrus Ba'abud (gitar), Agus Warangan (gitar), Handoko Soreng (perkusi) dan Wisnu SA (bass).
Lagu Tamba Teka Lara Lunga 1 yang ditulis oleh Wisnu SA ini diunggah di channel Youtube SA Musik pada pukul 10.12 WIB.
Eko Sunyoto menjelaskan lagu ini bercerita tentang seseorang yang sakit hati karena sering dihina dan direndahkan serta mengalami kehidupan yang penuh lika-liku, tetapi tidak pernah mengenal lelah dan menyerah dalam berjuang, karena yakin bahwa habis gelap terbitlah terang.
"Agar tetap kuat dan dimudahkan dalam usahanya maka dia meminta doa kepada kedua orang tuanya. Disertai sebuah upaya, usaha, dan doa. Dia mencapai keberhasilan dan membuat bangga kepada semua orang yang selama ini menghina, mencibir dan merendahkannya," katanya.
Wisnu SA sebagai penulis lagu menyampaikan lagu tersebut ditulis dua tahun lalu.
"Ketika itu saya banyak mendengarkan cerita dari teman-teman atau sebuah kisah yang saya baca, bahwa seseorang yang revolusioner atau seseorang yang hendak menciptakan sesuatu hal yang baru itu seringkali dicibir. Sesorang yang ingin keluar pakem sering kali direndahkan atau disepelekan," katanya
Berdasarkan kisah atau cerita tersebut kemudian pihaknya melakukan renungan dan ditulis menjadi sebuah lagu.
Melalui lagu ini, pihaknya ingin menyampaikan bahwa apa pun yang dialami atau dirasakan meskipun pahit, tetapi selama mempunyai kekuatan atau semangat jangan pernah putus asa dan yang paling penting adalah dukungan doa orang tua.
"Melalui lagu ini kami bermaksud memberikan semangat, mudah-mudahan swara kami ini menjadi semangat bagi siapa pun yang mendengarkan sehingga bisa bangkit dari semua hal yang menyedihkan atau keterpurukan," katanya.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Marching Band SDN Kalibanteng Kidul 1 Kota Semarang raih juara umum kedua Grand Prix Junior Band XX
24 November 2024 20:47 WIB
Rektor UMP terima penghargaan sebagai "Tokoh Peduli Musisi dan Pegiat Seni"
16 June 2023 14:11 WIB, 2023
Semarak wisuda UIN Walisongo, ada marching band anak dan pawai wisudawan
24 May 2023 11:02 WIB, 2023