Kudus (ANTARA) -
Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) sebagai penanggung jawab Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) Radio Dakwah Islam (Dais) di frekuensi 107.9 FM meningkatkan kompetensi penyiar radio, khususnya kajian kitab kuning.
 
"Kami memang bertekad mengembangkan Radio Dais baik dari sisi kelembagaan, sumber daya manusia hingga program siaran guna memenuhi tuntutan pendengar yang jumlahnya semakin banyak dan semakin dinamis," kata Sekretaris Pelaksana Pengelola MAJT Kiai Muhyiddin didampingi Koordinator Pengembangan Radio Dais FM Isdiyanto melalui rilis yang diterima di Kudus, Kamis.
 
Terobosan yang ditempuh, kata dia, di antaranya dengan menjalin kerja sama relay (pengulangan) siaran bersama, memaksimalkan siaran streaming melalui link Youtube agar mendunia serta meningkatkan kompetensi penyiar melalui pelatihan agar lebih profesional dalam bertugas.
 
Peningkatan kompetensi tersebut, imbuh dia, termasuk mempertajam siaran langsung atau on air dialog interaktif kajian Kitab Kuning.
 
Kiai Muhyidin menjelaskan dari aspek kelembagaan, MAJT telah menggandeng Unwahas, pemilik LPS PT Radio Kharisma Insan Dinamik Semarang dengan nama udara Radio Gaul, di frekuensi 87.8 FM Semarang.
 
Kerja sama yang disepakati, yakni siaran ulang bersama, yang penandatanganan kerja samanya akan dilaksanakan 16 Juli 2022 di Kampus Unwahas, antara Ketua Yayasan Wahid Hasyim Prof Dr Kiai Noor Achmad, MA dengan pimpinan PP MAJT, Prof Dr Ir Edi Noersasongko.
 
Selanjutnya, keduanya akan menjadi narasumber dalam dialog interaktif yang disiarkan kedua radio bertema "Urgensi Pendekatan Kitab Kuning untuk Optimalkan Dakwah Wasathiyah" melalui Radio.
 
Untuk pelatihan penyiar dijadwalkan digelar 2 Juli 2022 di ruang rapat khusus MAJT dengan jumlah peserta 15 orang. Sedangkan narasumber yang dihadirkan, yakni Wakil Ketua PP MAJT Kiai Hanief Ismail, Direktur Operasional TVKU Heri Pamungkas sekaligus Dosen Komunikasi Udinus, Presenter TVRI Jawa Tengah Choirul Ulil Albab sekaligus Dosen Komunikasi Udinus.
 
Koordinator Pengembangan Radio Dais MAJT Isdiyanto Isman menambahkan kajian kitab kuning merupakan program siaran andalan Radio Dais. Bahkan menjadi ciri khas Radio Dais yang sangat populer di kalangan pendengar.
 
"Siaran terkait kitab kuning yang akrab dikenal di lingkungan pesantren ini belum dijumpai di radio lain. Karena sebagai maskot, maka penyiar harus mampu mengembangkan materi secara baik," ujarnya.
 
Apalagi, kata Istiyanto, kitab ini termasuk sulit dipelajari oleh awam, apalagi hanya sekedar didengar. Maka di Radio Dais harus menjadi kajian yang mudah dipahami pendengar sehingga memerlukan kemampuan prima dari penyiar yang berfungsi sebagai presenter.
 
Sementara narasumbernya juga para ulama yang menguasai berbagai kitab kuning, sehingga pelatihan bagi para penyiar Radio Dais penting dilakukan, agar lebih profesional dalam memandu program siaran tersebut. 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: MAJT tingkatkan kompetensi penyiar radio dakwah kajian kitab kuning