Dampak zonasi, 35 siswa di Solo terpaksa daftar kelas virtual
Rabu, 6 Juli 2022 6:02 WIB
Sosialisasi kelas virtual di Kantor Kecamatan Pasar Kliwon Solo, Selasa (5/7/2022). ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Sebanyak 35 anak di Kota Solo, Jawa Tengah, terpaksa mendaftar kelas virtual untuk jenjang SMA, menyusul keterbatasan akses akibat sistem zonasi.
"Jumlah pendaftar sebetulnya melebihi kuota, namun ada yang mengundurkan diri jadi sekarang yang terdata 35 orang. Kemudian nanti dijadikan draf untuk SK. Kami konsultasi dan setelah dapat arahan dari pak wali, DPRD kemudian dikirim ke dinas terkait," kata Camat Pasar Kliwon Ahmad Khoironi pada sosialisasi kelas virtual di Kantor Kecamatan Pasar Kliwon Solo, Selasa.
Meski tidak ada batas waktu penyerahan draf tersebut, dikatakannya, arahan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jateng agar data dimasukkan maksimum tanggal 7 Juli 2022.
"Karena kaitannya dengan nomor induk siswa dan administrasi siswa, agar database terdaftar di SMAN 2 Surakarta," katanya.
Ia mengatakan, sosialisasi tersebut dilakukan untuk memastikan calon siswa maupun wali murid benar-benar berminat untuk mengikuti program kelas virtual tersebut.
"Kalau orang tua kan inginnya agar pendidikan anak terjamin mutunya, kualitas pendidikannya. Memang semua program ada kelemahan dan kelebihannya asal semua unsur berperan," katanya.
Terkait hal itu, anggota Komisi IV DPRD Kota Surakarta Ekya Sih Hananto mengatakan, masyarakat Pasar Kliwon mendesak agar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII segera mendirikan SMA di wilayah tersebut.
"Setiap tahun selama ada zonasi warga Pasar Kliwon tidak pernah dapat sekolahan. Kalau terlempar sekolah pasti di daerah Sukoharjo dan sekitarnya, yang terdekat ke SMAN 3 saja tidak bisa. Akhirnya banyak warga sekolah di swasta," katanya.
Menurut dia, kondisi tersebut tidak mudah bagi sebagian warga mengingat banyak warga Pasar Kliwon yang kondisi ekonominya di bawah rata-rata.
"Kalau tidak bisa di sekolah negeri kan kasihan, makanya warga memohon untuk membuat pernyataan bahwa kami membutuhkan dan siap agar SMAN 2 dipindah di sini," katanya.
Pada kesempatan yang sama, salah satu warga Suyamto mengeluhkan sistem zonasi tersebut.
"Dari dulu memang zonasi, warga Pasar Kliwon termasuk agak terpinggir, daerah yang sulit terjangkau dengan adanya zonasi. Jauhnya beberapa kilometer dari rumah ke sekolah. Makanya kami minta pak camat dan pihak terkait untuk didirikan SMA Negeri di daerah Pasar Kliwon. Ini hak kami sebagai warga negara," katanya. ***3***
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Di Solo 35 anak terpaksa daftar kelas virtual
"Jumlah pendaftar sebetulnya melebihi kuota, namun ada yang mengundurkan diri jadi sekarang yang terdata 35 orang. Kemudian nanti dijadikan draf untuk SK. Kami konsultasi dan setelah dapat arahan dari pak wali, DPRD kemudian dikirim ke dinas terkait," kata Camat Pasar Kliwon Ahmad Khoironi pada sosialisasi kelas virtual di Kantor Kecamatan Pasar Kliwon Solo, Selasa.
Meski tidak ada batas waktu penyerahan draf tersebut, dikatakannya, arahan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jateng agar data dimasukkan maksimum tanggal 7 Juli 2022.
"Karena kaitannya dengan nomor induk siswa dan administrasi siswa, agar database terdaftar di SMAN 2 Surakarta," katanya.
Ia mengatakan, sosialisasi tersebut dilakukan untuk memastikan calon siswa maupun wali murid benar-benar berminat untuk mengikuti program kelas virtual tersebut.
"Kalau orang tua kan inginnya agar pendidikan anak terjamin mutunya, kualitas pendidikannya. Memang semua program ada kelemahan dan kelebihannya asal semua unsur berperan," katanya.
Terkait hal itu, anggota Komisi IV DPRD Kota Surakarta Ekya Sih Hananto mengatakan, masyarakat Pasar Kliwon mendesak agar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII segera mendirikan SMA di wilayah tersebut.
"Setiap tahun selama ada zonasi warga Pasar Kliwon tidak pernah dapat sekolahan. Kalau terlempar sekolah pasti di daerah Sukoharjo dan sekitarnya, yang terdekat ke SMAN 3 saja tidak bisa. Akhirnya banyak warga sekolah di swasta," katanya.
Menurut dia, kondisi tersebut tidak mudah bagi sebagian warga mengingat banyak warga Pasar Kliwon yang kondisi ekonominya di bawah rata-rata.
"Kalau tidak bisa di sekolah negeri kan kasihan, makanya warga memohon untuk membuat pernyataan bahwa kami membutuhkan dan siap agar SMAN 2 dipindah di sini," katanya.
Pada kesempatan yang sama, salah satu warga Suyamto mengeluhkan sistem zonasi tersebut.
"Dari dulu memang zonasi, warga Pasar Kliwon termasuk agak terpinggir, daerah yang sulit terjangkau dengan adanya zonasi. Jauhnya beberapa kilometer dari rumah ke sekolah. Makanya kami minta pak camat dan pihak terkait untuk didirikan SMA Negeri di daerah Pasar Kliwon. Ini hak kami sebagai warga negara," katanya. ***3***
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Di Solo 35 anak terpaksa daftar kelas virtual
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kapolda Jateng ingatkan peran penting polisi virtual jelang pemilu
19 September 2023 18:24 WIB, 2023
PDIP bakal hadirkan Bung Karno secara virtual pada apel siaga di Semarang
24 August 2023 23:54 WIB, 2023
Kakanwil pimpin jajaran Kemenkumham Jateng Ikuti Virtual Run HDKD Ke-77
13 August 2022 15:23 WIB, 2022
Kabupaten Magelang serahkan obor virtual Pekan Special Olympics Nasional ke Banjarnegara
11 May 2022 22:16 WIB, 2022