Banyumas (ANTARA) -
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta para pelaksana proyek di berbagai bidang agar menjaga integritas dan kualitas hasil dalam setiap melakukan pekerjaan.

"Kontraktornya mana ini? Sudah pernah lihat video saya tendang tembok sekolah di Tawangmangu? Satu lagi video saya yang cek puskesmas di Cilacap? ternyata sudah melihat. Saya ingatkan, hayati dua video itu. Itu sudah cukup, jangan diulangi lagi," katanya saat meninjau proyek pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Lumbir di Kabupaten Banyumas, Senin.

Sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi berbagai bentuk penyimpangan pada proyek pembangunan, ia meminta seluruh elemen mulai dari kepolisian, bupati, camat, kepala desa, RT, dan masyarakat untuk ikut melakukan pengawasan, termasuk mengawasi dari praktik-praktik pungutan liar yang sering muncul setiap ada proyek pembangunan.

"Semuanya saya minta ikut mengawasi, termasuk mengawasi dari pungli karena setiap ada proyek pasti ada yang minta-minta. Pokoknya saya ingatkan agar kualitas bagus, jaga integritas," ujarnya.

Ketegasan agar menjaga integritas itu disampaikan Ganjar mengingat SMKN Lumbir merupakan harapan masyarakat sejak lama, tepatnya sejak tahun 2014 silam, saat bupati masih memegang kewenangan sampai akhirnya kewenangan itu berpindah ke pemerintah provinsi.

Baca juga: Kontraktor benahi gedung SMA Tawangmangu usai diinspeksi Ganjar

Setelah delapan tahun berjuang, pembangunan SMKN itu akhirnya mulai dikerjakan pada bulan Mei 2022 di atas lahan seluas dua hektare.

"Perjuangan sejak 2014, jadi ini dulu sejak zaman Pak Husein (Bupati Banyumas, red.) juga masih memegang kewenangan saat itu. Seiring berjalannya waktu, kewenangannya berpindah. Kami diskusi dengan warga dan kelompok masyarakat. Alhamdulillah setelah sekitar delapan tahun akhirnya bisa berjalan (pembangunan, red.). Dua gedung akan kami kerjakan dan nanti akan berkembang," kata dia.

Selain dari usulan warga, pembangunan SMKN Lumbir berdasarkan analisis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkait kebutuhan sekolah menengah di daerah tersebut.

Salah satu pertimbangannya adalah wilayah Kecamatan Lumbir, termasuk dalam remote area atau blank spot, kemudian analisis keberadaan sekolah menengah swasta yang sudah ada di daerah tersebut.

"Sebenarnya kemarin waktu saya ke Cilongok ada yang meminta, sekarang Dinas Pendidikan sedang menghitung, di Jawa Tengah dengan model PPDB pakai zonasi itu, daerah mana yang blank spot, daerah mana yang terlalu jauh, dan daerah mana yang kemudian perlu dibantu, tapi kami juga pertimbangkan sekolah swasta lho ya karena sekolah swasta itu perjuangan dan pionir ketika pemerintah belum bisa hadir, swasta itu hadir soalnya. Itu penting," ujarnya.

Ia berharap, sekolah yang baru dibangun tersebut ke depan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, apalagi sekolah baru itu berbentuk sekolah vokasi atau SMK dengan jurusan otomotif dan permesinan.

"Nantinya SMKN Lumbir dapat meniru langkah SMKN Jateng di Purbalingga yang bekerja sama dengan industri besar," kata Ganjar.

Baca juga: Pembangunan gedung IBS RSUD Kudus tunggu masa sanggah
Baca juga: Warga Pringsurat dihebohkan temuan tulang belulang di proyek pembangunan puskesmas
Baca juga: Proyek tol Bawen-Yogyakarta di Magelang memasuki tahap pengadaan tanah