Semarang (ANTARA) - BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK Kantor Wilayah Jawa Tengah dan DIY kembali melakukan Digital Jamsostek Literation atau Dijamin yang dilakukan secara virtual dan kali ini mengangkat tema Emergency Management in Trauma Cases What to Do? dengan menggandeng rumah sakit Columbia Asia yang juga merupakan Pusat Layanan Kecelakaan Kerja (PLKK).

Kegiatan yang berlangsung Rabu tersebut dibuka oleh Dhyah Swasti Kusumawardhani, Asisten Deputi Wilayah Bidang Kepesertaan selaku Pps Deputi Direktur Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jateng dan DIY. Ikut memberikan sambutan dalam kesempatan tersebut Direktur RS Khusus Bedah Columbia Asia Semarang dr Siska Sindhuatmadja. 

Sementara dua narasumber dalam kegiatan tersebut yakni perwakilan dari BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jateng dan DIY Rini Widyaningsih dan dokter special bedah tulang RS Khusus Bedah Columbia Asia Semarang dr Ivander Purvance, Sp.OT.

"Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui penanganan kegawatdaruratan saat terjadi trauma dalam kecelakaan kerja, sehingga saat kejadian tahu apa yang harus dilakukan sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit. Jangan sampai salah penanganan atau dilakukan penanganan di luar medis yang mengakibatkan kasus tersebut tidak dapat ditanggung atau dipertanggungjawabkan," kata Asti.

Baca juga: BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan berkolaborasi tingkatkan kepatuhan

Asti mengakui selama ini, saat terjadi kecelakaan, banyak yang tidak melakukan apa pun, karena ada kekhawatiran yang dilakukan salah dan justru bisa memperparah atau menyebabkan fatal.

"Melalui kegiatan ini diharapkan teman-teman bisa tahu apa yang bisa dilakukan agar setidaknya dapat menyelamatkan nyawa korban dan tidak memperparah luka korban," kata Asti.

Direktur RS Khusus Bedah Columbia Asia Semarang dr Siska Sindhuatmadja menambahkan sejak awal beroperasi tahun 2015, RS Columbia sudah bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan termasuk dalam menangani kasus trauma akibat kerja. 

"Pasien bisa mendapat perawatan rawat inap, rawat jalan, dan bila pasien butuh alat bantu atau inplan sampai fisioterapi, seluruhnya dicover penuh BPJS Ketenagakerjaan. Kami juga menyediakan free pick up ambulans untuk di area Semarang," kata  Siska. 

Baca juga: BPJAMSOSTEK masif tingkatkan kepesertaan pekerja rentan di Blora

Siska juga menyampaikan terima kasih kepada BPJS Ketenagakerjaan atas kepercayaan kepada RS Columbia dan berharap kegiatan Dijamin bisa memberikan informasi terkait trauma kerja dan benefit apa saja jika bekerja sama atau menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Rini Widyaningsih dalam kesempatan tersebut fokus menjelaskan mengenai manfaat Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) mulai dari pengertian, ruang lingkup yang dapat dihitung sebagai kecelakaan kerja, menjelaskan mengenai kriteria meninggal mendadak, manfaat JKK, perawatan di rumah atau homecare, hingga Program Return to Work (RTW).

Sementara dr Vander menjelaskan mengenai penanganan saat pertama kali menemui korban kecelakaan, tindakan pertama yang dilakukan, termasuk saat jika mengetahui korban mengalami patah tulang, sampai dengan penanganan yang bisa dilakukan sampai ambulans datang.

"Kadang korban takut dibawa ke rumah sakit karena alasan takut dioperasi, padahal belum periksa. Kami pasti akan mengupayakan hal sederhana yang mungkin dilakukan seperti pemasangan gips atau cast, jika parah akan dipasang pen di dalam atau bisa juga di luar, karena yang utama bagi kami adalah menghindari terjadinya infeksi tulang," kata Vander.

Baca juga: Lagi, Mahasiswa KKN alami kecelakaan dan dijamin BPJAMSOSTEK

Vander juga mencontohkan beragam langkah awal saat terjadi kecelakaan kerja seperti jari yang terpotong oleh mesin, bagaimana penanganannya agar jari yang terpotong bisa disambungkan kembali atau saat ada terjadi pendarahan tidak boleh diikat menggunakan kain, tetapi cukup ditekan.

Kegiatan Dijamin tersebut mendapat respon baik dari para peserta, beragam pertanyaan diajukan baik itu mengenai hal teknis pengajuan klaim jika terjadi kasus, hingga yang berkaitan dengan penanganan awal saat menemukan rekan kerja mengalami kecelakaan kerja.