Kudus (ANTARA) -
Pemkab Kudus, Jawa Tengah, siap memberikan pendampingan terhadap para pemenang lomba kreasi dan inovasi (Krenova) tingkat kabupaten untuk mengembangkan hasil penelitiannya agar lebih berdaya guna.
 
"Jika hasil temuan para juara lomba Krenova bisa diterapkan secara luas, tentunya sangat bermanfaat untuk masyarakat di Kudus," kata Bupati Kudus Hartopo usai menyaksikan paparan juara lomba Krenova tingkat Kabupaten Kudus di Command Center Dinas Kominfo Kudus, Kamis.
 
Apalagi, kata dia, hasil penelitian pelajar maupun mahasiswa maupun masyarakat umum tersebut masih perlu dikembangkan lagi.
 
Misalnya, hasil penelitian pemenang pertama kategori umum yang menciptakan pengering ikan asin dengan nama alat "Smart Inkubator", tentunya perlu ada peningkatan dayanya agar proses pengeringannya berlangsung cepat.
 
"Para peneliti harus terus mengembangkan inovasinya itu sehingga bisa diterapkan masyarakat, terutama pelaku UMKM," ujarnya.

Baca juga: Penilaian Kreanova Kota Magelang ajang pengembangan budaya inovasi warga
 
Untuk itu, dia meminta, para pemenang terus berkoordinasi dengan dinas terkait, agar mendapatkan pendampingan dalam hal studi banding dan penelitian lanjutan. Selain lebih aplikatif, produk penelitian bisa berpotensi menjuarai tingkat provinsi Jateng.
 
"Harus koordinasi terus dengan kami, kalau butuh pendampingan langsung beritahu saja. Semoga adek-adek bisa mendapatkan hasil maksimal di tingkat Jateng," imbuhnya.
 
Pemenang pertama kategori pelajar, Riskia Khanifa dari MAN 1 Kudus menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemkab Kudus.
 
"Kami menyampaikan penelitian tersebut akan diuji coba lebih mendalam. Terima kasih atas masukan dan dukungan pemkab. Masukan ini nanti akan kami jadikan sebagai upaya untuk menjadi lebih baik," ujarnya.
 
Pelaksana tugas Kepala Bappeda Kudus Revlisianto Subekti menyampaikan peserta tahun ini lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini peserta lomba Krenova kategori masyarakat umum sejumlah 24 orang dan kategori pelajar sejumlah 112 orang.
 
"Partisipasi masyarakat tahun ini lebih banyak dibanding tahun lalu," tuturnya.

Baca juga: Badan Riset dan Inovasi Daerah Jateng tunggu pengesahan dari DPRD
Baca juga: Pakar: Indonesia perlu riset pengembangan tanaman gandum lokal