Penyandang disabilitas di Kudus dilatih cara membuat batik ecoprint
Rabu, 31 Agustus 2022 21:21 WIB
Penyandang disabilitas tengah dipandu membuat batik ecoprint di objek wisata Taman Krida Kudus, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2022). FOTO ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.
Kudus, Jateng (ANTARA) - Para penyandang disabilitas tuna netra dan gangguan mental dari Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Pendowo Kudus, Jawa Tengah, mendapatkan pelatihan cara membuat batik ecoprint untuk meningkatkan kemandirian mereka, Rabu.
Pelatihan digelar di objek wisata Taman Krida Kudus yang diikuti 20 penyandang tuna netra. Sedangkan penyandang gangguan mental sebanyak 12 orang.
Menurut Kepala Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Pendowo Kudus Sundar di Kudus, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan kemandirian penyandang disabilitas sehingga saat berada di tengah masyarakat tidak lagi ketergantungan dengan orangtua maupun orang lain.
Untuk pemasarannya nanti, kata dia, pihaknya akan memfasilitasi dengan membentuk galeri disabilitas dan lansia (Gadis Dansa).
Selain itu, imbuh dia, akan dipromosikan secara daring serta bekerja sama dengan dinas terkait di Kudus dalam mempromosikan karya para penyandang disabilitas.
Sulistiyono (40), salah satu peserta pelatihan penyandang tuna netra mengaku baru pertama kalinya mendapatkan pelatihan, sehingga mengalami kesulitan dalam menata daun di media kain.
Baca juga: Perayaan HUT RI, serunya penyandang disabilitas di Kudus gelar lomba
Karena memiliki keterbatasan dalam indra penglihatannya, maka saat memilih daun hanya merasakan lewat indra perabanya dengan dibantu instruksi pendamping.
"Mudah-mudahan, setelah mahir bisa membuka usaha sendiri karena tidak membutuhkan keahlian tinggi dalam seni batik," ujarnya.
Sebelumnya, dia mengaku, diajarkan pihak panti dalam membuat aneka kerajinan, seperti membuat gantungan baju dari kawat dan keset kaki.
Instruktur Ecoprint Dasa Gentawati mengungkapkan media kerudung pasmina dipilih lantaran simpel dan peminatnya banyak di pasaran.
"Apalagi, ecoprint tengah naik daun dan memiliki nilai jual yang tinggi. Bahkan, bisa memasuki pasar ekspor," ujarnya.
Ia berharap pelatihan ini bisa bermanfaat bagi mereka, sehingga nantinya bisa membuka usaha sendiri.
Untuk harga jual pasmina di pasaran berkisar dari Rp135.000 hingga Rp350.000 per helainya. Sedangkan kemeja berkisar Rp350.000 hingga Rp600.000, demikian Dasa Gentawati .
Baca juga: Perayaan HUT RI, penyandang disabilitas Kudus gelar upacara
Baca juga: Batik ciprat karya penyandang disabilitas di Temanggung Jateng diburu pembeli
Pelatihan digelar di objek wisata Taman Krida Kudus yang diikuti 20 penyandang tuna netra. Sedangkan penyandang gangguan mental sebanyak 12 orang.
Menurut Kepala Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Pendowo Kudus Sundar di Kudus, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan kemandirian penyandang disabilitas sehingga saat berada di tengah masyarakat tidak lagi ketergantungan dengan orangtua maupun orang lain.
Untuk pemasarannya nanti, kata dia, pihaknya akan memfasilitasi dengan membentuk galeri disabilitas dan lansia (Gadis Dansa).
Selain itu, imbuh dia, akan dipromosikan secara daring serta bekerja sama dengan dinas terkait di Kudus dalam mempromosikan karya para penyandang disabilitas.
Sulistiyono (40), salah satu peserta pelatihan penyandang tuna netra mengaku baru pertama kalinya mendapatkan pelatihan, sehingga mengalami kesulitan dalam menata daun di media kain.
Baca juga: Perayaan HUT RI, serunya penyandang disabilitas di Kudus gelar lomba
Karena memiliki keterbatasan dalam indra penglihatannya, maka saat memilih daun hanya merasakan lewat indra perabanya dengan dibantu instruksi pendamping.
"Mudah-mudahan, setelah mahir bisa membuka usaha sendiri karena tidak membutuhkan keahlian tinggi dalam seni batik," ujarnya.
Sebelumnya, dia mengaku, diajarkan pihak panti dalam membuat aneka kerajinan, seperti membuat gantungan baju dari kawat dan keset kaki.
Instruktur Ecoprint Dasa Gentawati mengungkapkan media kerudung pasmina dipilih lantaran simpel dan peminatnya banyak di pasaran.
"Apalagi, ecoprint tengah naik daun dan memiliki nilai jual yang tinggi. Bahkan, bisa memasuki pasar ekspor," ujarnya.
Ia berharap pelatihan ini bisa bermanfaat bagi mereka, sehingga nantinya bisa membuka usaha sendiri.
Untuk harga jual pasmina di pasaran berkisar dari Rp135.000 hingga Rp350.000 per helainya. Sedangkan kemeja berkisar Rp350.000 hingga Rp600.000, demikian Dasa Gentawati .
Baca juga: Perayaan HUT RI, penyandang disabilitas Kudus gelar upacara
Baca juga: Batik ciprat karya penyandang disabilitas di Temanggung Jateng diburu pembeli
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Tim mahasiswa UMS raih hibah Innovillage, kembangkan karpet terapi multi-tema untuk anak disabilitas
19 December 2025 16:23 WIB
Pemkab Pekalongan salurkan bansos dan layanan terapi pada disabilitas-lansia
16 December 2025 18:32 WIB
Mahasiswa Ilkom UMS bangun ruang publik inklusif dan gaungkan kampanye Kawan Netra
16 December 2025 14:29 WIB
KAI Commuter ajak penyandang disabilitas bergerak bersama untuk hidup lebih sehat
14 December 2025 11:46 WIB
UMS bahas sistem informasi inklusif untuk disabilitas pada FGD Hilirisasi Riset Prioritas DorTek
08 December 2025 19:20 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI Samuel Wattimena ingatkan pemenuhan akses bagi difabel
04 December 2025 8:42 WIB
Kemensos ajak masyarakat bangun inklusi dalam memperingati Hari Disabilitas 2025
03 December 2025 15:50 WIB
Hari Disabilitas Internasional 2025, Pakar UMS: inklusivitas adalah identitas moral
03 December 2025 15:42 WIB
Peringatan Hari Disabilitas Internasional di Magelang, siswa SLB unjuk kreativitas
03 December 2025 13:44 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
UMS perkuat sinergi dengan PT Triputra Agro Persada melalui kerja sama dan Campus Hiring
19 December 2025 18:46 WIB
UIN Walisongo matangkan persiapan sosialisasi PMB 2026 bersama organisasi mahasiswa daerah
18 December 2025 18:39 WIB
Kemensetneg dorong penguatan pendidikan karakter untuk menuju Indonesia Emas
18 December 2025 16:23 WIB