Semarang (ANTARA) -
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengupayakan agar para pelaku transportasi umum di provinsi itu mendapat kompensasi dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Sopir angkot dan tukang ojek, baik online maupun konvensional, memang harus menjadi perhatian dan masuk dalam perhitungan untuk mendapatkan bantuan dan kompensasi dari kenaikan harga BBM sebab mereka adalah kalangan yang juga terdampak langsung," katanya di Semarang, Senin.

Ganjar menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) sudah menyiapkan dana khusus untuk penanganan dampak inflasi dan kenaikan harga BBM, diantaranya dua persen yang bersumber dari Dana Transfer Umum Pemprov Jateng sebesar Rp22.729.706.000.

Baca juga: PT Pos Semarang Cairkan Dana Kompensasi Kenaikan BBM

Sekitar Rp17.979.456.000 untuk subsidi tarif Transjateng di enam koridor untuk bulan Oktober-Desember 2022. Kemudian ada anggaran penanganan dampak inflasi pada Belanja Tidak Terduga (BTT) Pemprov Jateng sebesar Rp22.767.355.000. Dari anggaran itu sekitar Rp12.734.400.000 dialokasikan untuk bantuan sosial bagi 4.224 kru angkutan umum dan 17.000 pengemudi ojek online di Jawa Tengah.

"Tugas saya sekarang mengamankan mereka bisa bekerja dengan baik, bisa mendapatkan rezeki yang InsyaAllah cukup dan kemudian stabilisasi harga-harga yang ada di lapangan," ujarnya.

Baca juga: Raskin Kompensasi BBM Siap Disalurkan

Orang nomor satu di Jateng itu juga mengimbau masyarakat yang tergolong mampu agar tidak membeli BBM bersubsidi pasca-kenaikan harga BBM.

"Kalau dari sisi pasokan BBM bagus, tapi tadi orang-orang mampu belinya juga Pertalite, padahal kita tahu itu seharusnya untuk yang tidak mampu," katanya.(LHP)