Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengkaji penerapan kurikulum muatan lokal kebencanaan agar bisa dimasukkan dalam materi pelajaran di tingkat Sekolah Dasar.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Zainul Hakim di Pekalongan, Selasa, mengatakan pemberian muatan lokal kebencanaan jenjang SD agar siswa tidak pasif, apatis, dan paham apa yang harus dilakukan dalam menghadapi perkembangan perkotaan yang semakin kompleks, termasuk potensi kebencanaan.

"Kami berharap kurikulum ini bisa memberikan dasar kepedulian pada anak dan kelak jika mereka menjadi seorang ilmuwan bisa ikut mengatasi permasalahan kebencanaan dan permasalahan lingkungan yang ada di daerah ini," katanya.

Dia mengatakan penerapan kurikulum muatan lokal kebencanaan sudah bisa dimasukkan dalam materi pembelajaran di tingkat SD pada 2023.

"Kurikulum muatan lokal kebencanaan ini bisa berisi tentang mitigasi bencana. Kami sudah melakukan pembahasan masalah ini pada para kepala sekolah SD dan pengawas untuk memberikan masukan-masukan," katanya.

Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Unang Suharyogi mengatakan pada konten kurikulum muatan lokal kebencanaan yang akan diimplementasikan mulai dari kelas 1-6 SD, di antaranya masalah banjir, rob, penurunan muka tanah, sampah, dan wabah penyakit.

Menurut dia, Kota Pekalongan menjadi kota pertama kali di Indonesia yang menginisiasi pengimplementasian kurikulum muatan lokal kebencanaan di tingkat SD.

"Ketika kurikulum muatan lokal itu dimunculkan adalah menjadi kewenangan daerah. Dalam pengimplementasian kurikulum mulok (muatan lokal) kebencanaan ini bisa diintegrasikan dengan pelajaran lain atau kami sampaikan pada sekolah sebagai tema project (proyek) profil pelajar Pancasila yang diajarkan sesuai tingkat dasar masing-masing kelas," katanya.