"Saya ingatkan saja agar tidak ada orang yang punya agenda tersembunyi. Satu yang saya peringatkan dengan keras adalah bullying, semua guru tidak boleh membully muridnya dengan alasan apa pun," kata Ganjar, di Semarang, Senin.
Menurut dia, para siswa harus berkembang dan keberadaan guru adalah membimbing, bukan justru melakukan perundungan.
"Biarkanlah mereka bisa berkembang mestinya guru memberikan konseling kepada mereka dengan baik, bukan kemudian membully atas alasan apa pun," ujarnya.
Baca juga: KPAI kecam perundungan murid di Sragen
Terkait dengan kasus perundungan yang diduga menimpa seorang siswi SMA Negeri 1 Sumberlawang, Kabupaten Sragen berinisial S (15), karena yang bersangkutan tidak memakai jilbab, Ganjar tidak segan mencopot guru yang terlibat.
"Kalau perlu nanti jika menemukan temuan lain, seluruh guru saya minta tanda tangan. Kalimat terakhir harus siap, kalau saya melakukan itu, dicopot. Saya tegas," katanya pula.
Ganjar mengaku telah berulangkali mengingatkan masalah perundungan di lingkungan sekolah dan meminta semua pihak terkait tidak menoleransi jika ada kasus serupa lagi.
"Hari ini dipanggil DPRD, mudah-mudahan bisa terlihat apa motifnya. Saya sudah mengingatkan ini berkali-kali jadi kalau Anda melanggar, Anda berhadapan dengan saya," katanya menegaskan.
Baca juga: Siswa di Demak ikuti workshop implementasi sekolah bebas perundungan
Baca juga: Polrestabes Semarang tangani kasus perundungan berbasis kepentingan anak