Rupiah menguat tajam
Kamis, 1 Desember 2022 10:20 WIB
Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs Rupiah terhadap Dolar AS menguat 1,3 persen menjadi Rp14.080. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat tajam setelah pidato Gubenur bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.
Rupiah pagi ini menguat 123 poin atau 0,78 persen ke posisi Rp15.609 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.732 per dolar AS.
"Kelihatannya rupiah bakal dapat sentimen positif dari pernyataan Jerome Powell dini hari tadi mengenai kebijakan moneter bank sentral AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Powell mengatakan bahwa The Fed akan mulai menerapkan kenaikan suku bunga acuan yang lebih kecil pada Desember mendatang.
Pelaku pasar menangkap sinyal bahwa kenaikan suku bunga bank sentral tidak akan seagresif sebelumnya untuk tahun depan.
Menurut Ariston, pelaku pasar merespons pernyataan Powell dengan masuk ke aset berisiko untuk memanfaatkan peluang.
"Di sisi lain, pasar masih mewaspadai kebutuhan dolar dalam negeri yang biasanya tinggi di akhir tahun untuk keperluan korporasi yang bisa memberikan tekanan ke rupiah," ujar Ariston.
Rupiah pagi ini menguat 123 poin atau 0,78 persen ke posisi Rp15.609 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.732 per dolar AS.
"Kelihatannya rupiah bakal dapat sentimen positif dari pernyataan Jerome Powell dini hari tadi mengenai kebijakan moneter bank sentral AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Powell mengatakan bahwa The Fed akan mulai menerapkan kenaikan suku bunga acuan yang lebih kecil pada Desember mendatang.
Pelaku pasar menangkap sinyal bahwa kenaikan suku bunga bank sentral tidak akan seagresif sebelumnya untuk tahun depan.
Menurut Ariston, pelaku pasar merespons pernyataan Powell dengan masuk ke aset berisiko untuk memanfaatkan peluang.
"Di sisi lain, pasar masih mewaspadai kebutuhan dolar dalam negeri yang biasanya tinggi di akhir tahun untuk keperluan korporasi yang bisa memberikan tekanan ke rupiah," ujar Ariston.
Pewarta : Citro Atmoko
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Nilai ekspor ekonomi kreatif hingga pertengahan 2024 capai 12,36 miliar dolar AS
11 September 2024 18:12 WIB
Terpopuler - Makro
Lihat Juga
FKS Foundation bersama PT Tiga Pilar Sejahtera bangun sarana air bersih untuk warga Sragen
14 December 2024 13:04 WIB
PLN pastikan kesiapan infrastruktur layanan kelistrikan andal jelang Nataru
09 December 2024 20:50 WIB