Dirjen Hortikultura minta petani budi daya bawang dengan model "soil block"
Minggu, 18 Desember 2022 20:12 WIB
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian RI Prihasto Setyanto (kiri) menanam bawang merah di Desa Tuksari, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. ANTARA/Heru Suyitno
Temanggung (ANTARA) - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto meminta petani dalam budi daya bawang dan cabai menggunakan model soil block karena lebih murah, mudah, cepat, dan lebih baik.
Prihasto di Temanggung, Jawa Tengah, Minggu, menjelaskan soil block merupakan alat untuk membantu persemaian tanpa plastik sehingga ramah lingkungan.
Ia menyampaikan hal tersebut usai menanam bawang merah di Desa Tuksari, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.
"Kami targetkan seluruh provinsi di Indonesia mengembangkan model seperti ini. Model ini yang dikembangkan dari biji bukan umbi, baik bawang merah maupun cabai," katanya.
Prihasto mengampaikan sebenarnya model ini bukan hanya untuk budi daya bawang dan cabai, tetapi bisa untuk tanaman sayuran lainnya.
"Teknologi ini yang mendesain anak-anak muda Jawa Tengah, nanti dikembangkan di seluruh Indonesia," katanya.
Menurut dia, model penanaman ini sebetulnya sudah lama di Temanggung, tetapi belum berkembang di daerah lain. Oleh karena itu, nantinya akan dikembangkan untuk skala yang lebih luas lagi.
"Saya datang ke Jateng ini sesuai dengan arahan Pak Menteri Pertanian untuk menjaga komoditas yang berpengaruh terhadap inflasi, khususnya bawang dan cabai untuk menghadapi bulan Puasa dan Lebaran nanti," katanya.
Ia menuturkan seluruh jajaran Kementan siap turun ke lapangan agar jangan sampai pada hari besar keagamaan nasional terjadi gejolak harga terutama cabai dan bawang karena komoditas ini diperlukan oleh masyarakat.
Baca juga: Tingkatkan produktivitas bawang merah Jateng, Ganjar dorong pemulihan lahan
Prihasto di Temanggung, Jawa Tengah, Minggu, menjelaskan soil block merupakan alat untuk membantu persemaian tanpa plastik sehingga ramah lingkungan.
Ia menyampaikan hal tersebut usai menanam bawang merah di Desa Tuksari, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.
"Kami targetkan seluruh provinsi di Indonesia mengembangkan model seperti ini. Model ini yang dikembangkan dari biji bukan umbi, baik bawang merah maupun cabai," katanya.
Prihasto mengampaikan sebenarnya model ini bukan hanya untuk budi daya bawang dan cabai, tetapi bisa untuk tanaman sayuran lainnya.
"Teknologi ini yang mendesain anak-anak muda Jawa Tengah, nanti dikembangkan di seluruh Indonesia," katanya.
Menurut dia, model penanaman ini sebetulnya sudah lama di Temanggung, tetapi belum berkembang di daerah lain. Oleh karena itu, nantinya akan dikembangkan untuk skala yang lebih luas lagi.
"Saya datang ke Jateng ini sesuai dengan arahan Pak Menteri Pertanian untuk menjaga komoditas yang berpengaruh terhadap inflasi, khususnya bawang dan cabai untuk menghadapi bulan Puasa dan Lebaran nanti," katanya.
Ia menuturkan seluruh jajaran Kementan siap turun ke lapangan agar jangan sampai pada hari besar keagamaan nasional terjadi gejolak harga terutama cabai dan bawang karena komoditas ini diperlukan oleh masyarakat.
Baca juga: Tingkatkan produktivitas bawang merah Jateng, Ganjar dorong pemulihan lahan
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024