Banjir Kudus, SD terdampak banjir dipersilakan gelar pembelajaran daring
Senin, 2 Januari 2023 15:13 WIB
Kondisi ruang kelas di SD Negeri 3 Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (2/1/2023). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mempersilakan sekolah yang terdampak bisa menggelar pembelajaran secara daring, menyusul banjir yang semakin meluas dan banyak siswa yang mengungsi bersama keluarganya.
"Sekolah yang benar-benar tidak bisa menggelar pembelajaran secara tatap muka, silakan mengajukan surat izin menggelar pembelajaran secara daring," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus Anggun Nugroho di Kudus, Senin.
Ia mengakui kondisi di lapangan tidak hanya terkait sekolahnya yang kebanjiran saja, melainkan ada pula rumah siswanya juga kebanjiran serta ada pula yang tidak bisa berangkat ke sekolah karena aksesnya tergenang banjir.
Sementara sekolah yang terdampak banjir jumlahnya ada 14 sekolah dasar (SD) yang tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Jati ada lima SD, Kecamatan Kaliwungu ada dua SD, dan Kecamatan Mejobo ada dua SD serta Kecamatan Undaan ada empat SD.
Meskipun tidak terdampak banjir, ada pula SD yang dijadikan tempat pengungsian seperti di SD 1 Temulus, Kecamatan Mejobo. Namun, proses belajar mengajar masih bisa dilaksanakan.
"Ada pula siswa yang tidak bisa berangkat ke sekolah karena rumahnya kebanjiran, meskipun sekolahnya aman dari banjir," ujarnya.
Hal itu, kata dia, dialami siswa dari SD 3 Bulungcangkring Kudus. Sedangkan siswanya berasal dari Dukuh Gadu tidak bisa ke sekolah karena akses jalannya tergenang banjir.
Sementara sekolah rusak akibat angin kencang dialami SD Ploso 2, termasuk SD 3 Megawon plafonnya juga ambrol.
Kepala SD Negeri 3 Jati Wetan Ahmad Aliek Mochtar mengakui sekolah tergenang banjir sejak Jumat (30/12). Sedangkan hari ini (2/1) untuk pertama kalinya siswa masuk setelah libur belum bisa karena sekolahnya tergenang banjir.
Untuk itulah, kata dia, pihaknya berkoordinasi dengan koordinator wilayah pendidikan tingkat kecamatan. Kemudian disarankan untuk mengajukan surat izin pembelajaran secara daring.
"Total ada 51 siswa dari kelas 1-6 yang tidak memungkinkan datang ke sekolah untuk mengikuti pembelajaran karena sekolahnya tergenang banjir," ujarnya.
Selain itu, imbuh dia, ada pula keluarga siswa yang mengungsi karena rumahnya juga tergenang. Sementara guru tetap hadir ke sekolah untuk melakukan absensi karena menggunakan fingerprint.
"Sekolah yang benar-benar tidak bisa menggelar pembelajaran secara tatap muka, silakan mengajukan surat izin menggelar pembelajaran secara daring," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus Anggun Nugroho di Kudus, Senin.
Ia mengakui kondisi di lapangan tidak hanya terkait sekolahnya yang kebanjiran saja, melainkan ada pula rumah siswanya juga kebanjiran serta ada pula yang tidak bisa berangkat ke sekolah karena aksesnya tergenang banjir.
Sementara sekolah yang terdampak banjir jumlahnya ada 14 sekolah dasar (SD) yang tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Jati ada lima SD, Kecamatan Kaliwungu ada dua SD, dan Kecamatan Mejobo ada dua SD serta Kecamatan Undaan ada empat SD.
Meskipun tidak terdampak banjir, ada pula SD yang dijadikan tempat pengungsian seperti di SD 1 Temulus, Kecamatan Mejobo. Namun, proses belajar mengajar masih bisa dilaksanakan.
"Ada pula siswa yang tidak bisa berangkat ke sekolah karena rumahnya kebanjiran, meskipun sekolahnya aman dari banjir," ujarnya.
Hal itu, kata dia, dialami siswa dari SD 3 Bulungcangkring Kudus. Sedangkan siswanya berasal dari Dukuh Gadu tidak bisa ke sekolah karena akses jalannya tergenang banjir.
Sementara sekolah rusak akibat angin kencang dialami SD Ploso 2, termasuk SD 3 Megawon plafonnya juga ambrol.
Kepala SD Negeri 3 Jati Wetan Ahmad Aliek Mochtar mengakui sekolah tergenang banjir sejak Jumat (30/12). Sedangkan hari ini (2/1) untuk pertama kalinya siswa masuk setelah libur belum bisa karena sekolahnya tergenang banjir.
Untuk itulah, kata dia, pihaknya berkoordinasi dengan koordinator wilayah pendidikan tingkat kecamatan. Kemudian disarankan untuk mengajukan surat izin pembelajaran secara daring.
"Total ada 51 siswa dari kelas 1-6 yang tidak memungkinkan datang ke sekolah untuk mengikuti pembelajaran karena sekolahnya tergenang banjir," ujarnya.
Selain itu, imbuh dia, ada pula keluarga siswa yang mengungsi karena rumahnya juga tergenang. Sementara guru tetap hadir ke sekolah untuk melakukan absensi karena menggunakan fingerprint.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024