Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah bersama Kementerian PUPR menjalin kerja sama pembangunan infrastruktur Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di enam kecamatan.

"Rencananya akan dibangun di enam kecamatan secara bertahap, untuk pilot project-nya (proyek percontohan) di Kelurahan Banjardowo, Kecamatan Genuk,” kata Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Rabu.

Hal tersebut disampaikan Ita --sapaan akrab Hevearita-- usai Penandatanganan Nota Kesepakatan Pembangunan SPALD-T Banjardowo antara Wali Kota Semarang dengan Direktur Sanitasi Kementerian PUPR.

Setelah Genuk, lima kecamatan lainnya akan menyusul dibangun SPALD-T, yakni Kecamatan Semarang Timur, Semarang Tengah, Semarang Utara, Semarang Selatan, dan Gayamsari.

Ia menjelaskan wilayah yang menjadi sasaran pembangunan SPALD-T adalah kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terpadat sehingga infrastruktur yang dibangun itu bisa dirasakan manfaatnya.

Menurut dia, SPALD-T berbeda sistem pengelolaannya dengan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang sudah dimiliki Pemkot Semarang, sebab ada membran khusus yang membuatnya tidak berbau.

"Kalau IPLT masih ada polusi udara, nanti ada sistem pengolahan di bawah tanah. Nah, di atasnya bisa digunakan untuk dibangun taman, limbahnya juga tidak berbau," katanya.

Pembangunan SPALD-T di Genuk membutuhkan lahan sekitar tiga hektare yang telah dilakukan pembebasan lahan oleh Pemkot Semarang, termasuk sosialisasi kepada masyarakat sekitar.

"Tugas kami seperti sosialisasi, perizinan, serta pembebasan lahan. Tahun ini juga kami akan selesaikan administrasi tahun pembangunan. Pembangunannya bertahap, tahap pertama akan ada 14.352 sambungan rumah," katanya.

Setelah pembangunan rampung, Ita mengatakan bahwa pengelolaan akan diserahkan kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang dengan skema penugasan.

Direktur Sanitasi Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Tanozisochi Lase menjelaskan sistem kerja SPALD-T di Kota Semarang akan menyalurkan limbah dari rumah tangga menuju saluran, dan diteruskan ke pengolahan terpusat.

"Nanti dari pipa ini langsung ke tempat pengolahan. Misalnya sudah memiliki 'septic tank', bisa diberi pipa untuk mengalir ke tempat pengolahan. Kami sudah bangun di banyak daerah, salah satunya Jakarta," katanya.

Rencana pembangunan SPALD-T akan dilakukan selama dua tahun yakni 2024 hingga 2026 untuk tahap pertama, dan akan bisa dioperasikan pada 2027.