Stafsus Kemenag ajak UIN Walisongo ramaikan dakwah dunia maya
Rabu, 1 Februari 2023 11:13 WIB
Staf Khusus Menteri Agama Republik Indonesia, Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo foto bersama dengan peserta Training of Trainer Penguatan Moderasi Beragama Bagi Pimpinan UIN Walisongo Semarang di Balai Diklat Keagamaan Semarang, Minggu (30/1) malam. ANTARA/HO-UIN
Semarang (ANTARA) - Staf Khusus Menteri Agama Republik Indonesia, Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo mengajak para pejabat Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang untuk menarasikan moderasi beragama di dunia maya. Narasi dunia maya dengan tulisan atau video yang memperlihatkan narasi Islam damai dan menyejukkan umat beragama.
“Sentimen yang paling mudah diaduk-aduk itu menggunakan isu-isu agama, di sinilah peran bapak dan ibu melakukan kontra narasi untuk menarasikan agama yang positif dan menyejukkan umat beragama,” kata Wibowo di hadapan peserta Training of Trainer Penguatan Moderasi Beragama Bagi Pimpinan UIN Walisongo Semarang di Balai Diklat Keagamaan Semarang, Minggu (30/1) malam.
Pada era sekarang, lanjut Wibowo, dakwah secara langsung dalam majelis itu penting dilakukan, mulai di lingkungan yang levelnya paling bawah, seperti lingkungan sekitar rumah atau RT. Akan tetapi dakwah melalui dunia maya itu pada sekarang ini jauh lebih penting. Terlebih pelintiran agama dan politik membuat masyarakat seolah-olah tidak memperhatikan rakyat. Rakyat berhasil diauk-aduk emosinya dengan narasi yang memframing tentang Islampobia di dunia maya.
“Saya berharap bapak dan ibu peserta ToT ini terus melanjutkan dakwah secara langsung, hal itu penting dilakukan, akan tetapi dakwah melalui dunia maya jauh lebih penting, untuk memberikan pemahaman kepada publik apa itu moderasi beragama dan manfaatnya apa bagi bangsa Indonesia yang beragam seperti ini”, jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UIN Walisongo Semarang Imam Taufiq mengatakan kegiatan tersebut dirancang sebagai bentuk komitmen aparatur sipil negara untuk menyebarluaskan cara pandang moderasi beragama, terlebih Kementerian Agama RI menjadi pioneer moderasi beragama.
“Ini tidak hanya tugas Negara, tapi harus menjadi hiroh dan kekuatan kita untuk menjadi agen moderasi beragama,” kata Imam pada saat memberikan sambutan.
Rektor UIN Walisongo Semarang mengapresiasi keseriusan dan kesungguhan para peserta kegiatan ini yang telah mengikuti dari awal hingga akhir.
“Saya mendengar keraguan para peserta sebelum berangkat kegiatan ini, saya melihat keyakinan dan keseriusan para peserta setelah mengikuti kegiatan ini, saya merasakan kekuatan moderasi beragama di UIN Walisongo Semarang,” katanya.
Imam mengucapkan terima kasih kepada Pusdiklat Tenaga Administrasi Kementerian Agama RI, Balai Diklat Keagamaan Semarang, para narasumber, para fasilitator, dan panitia yang telah mensukseskan pelaksanaan kegiatan ToT tersebut.
“Suasana pelatihan sejatinya ya di sini, di Balai Diklat ini, maka saya sampaikan terima kasih kepada Kepala Balai Diklat Keagamaan Semarang Muchammad Toha dan juga terima kasih kepada para narasumber, para fasilitator, dan panitia yang telah melaksanakan kegiatan ini dengan baik,” tutupnya.
“Sentimen yang paling mudah diaduk-aduk itu menggunakan isu-isu agama, di sinilah peran bapak dan ibu melakukan kontra narasi untuk menarasikan agama yang positif dan menyejukkan umat beragama,” kata Wibowo di hadapan peserta Training of Trainer Penguatan Moderasi Beragama Bagi Pimpinan UIN Walisongo Semarang di Balai Diklat Keagamaan Semarang, Minggu (30/1) malam.
Pada era sekarang, lanjut Wibowo, dakwah secara langsung dalam majelis itu penting dilakukan, mulai di lingkungan yang levelnya paling bawah, seperti lingkungan sekitar rumah atau RT. Akan tetapi dakwah melalui dunia maya itu pada sekarang ini jauh lebih penting. Terlebih pelintiran agama dan politik membuat masyarakat seolah-olah tidak memperhatikan rakyat. Rakyat berhasil diauk-aduk emosinya dengan narasi yang memframing tentang Islampobia di dunia maya.
“Saya berharap bapak dan ibu peserta ToT ini terus melanjutkan dakwah secara langsung, hal itu penting dilakukan, akan tetapi dakwah melalui dunia maya jauh lebih penting, untuk memberikan pemahaman kepada publik apa itu moderasi beragama dan manfaatnya apa bagi bangsa Indonesia yang beragam seperti ini”, jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UIN Walisongo Semarang Imam Taufiq mengatakan kegiatan tersebut dirancang sebagai bentuk komitmen aparatur sipil negara untuk menyebarluaskan cara pandang moderasi beragama, terlebih Kementerian Agama RI menjadi pioneer moderasi beragama.
“Ini tidak hanya tugas Negara, tapi harus menjadi hiroh dan kekuatan kita untuk menjadi agen moderasi beragama,” kata Imam pada saat memberikan sambutan.
Rektor UIN Walisongo Semarang mengapresiasi keseriusan dan kesungguhan para peserta kegiatan ini yang telah mengikuti dari awal hingga akhir.
“Saya mendengar keraguan para peserta sebelum berangkat kegiatan ini, saya melihat keyakinan dan keseriusan para peserta setelah mengikuti kegiatan ini, saya merasakan kekuatan moderasi beragama di UIN Walisongo Semarang,” katanya.
Imam mengucapkan terima kasih kepada Pusdiklat Tenaga Administrasi Kementerian Agama RI, Balai Diklat Keagamaan Semarang, para narasumber, para fasilitator, dan panitia yang telah mensukseskan pelaksanaan kegiatan ToT tersebut.
“Suasana pelatihan sejatinya ya di sini, di Balai Diklat ini, maka saya sampaikan terima kasih kepada Kepala Balai Diklat Keagamaan Semarang Muchammad Toha dan juga terima kasih kepada para narasumber, para fasilitator, dan panitia yang telah melaksanakan kegiatan ini dengan baik,” tutupnya.
Pewarta : KSM
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB
Expo Kemandirian Pesantren 2024 berakhir, Ponpes Darunnajah Wonosobo raih juara terfavorit
31 October 2024 15:26 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB