Semarang (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kota Semarang, Jawa Tengah menargetkan penanaman investasi pada tahun ini mencapai Rp26 triliun, naik dari tahun lalu.

"Target kami untuk investasi yang masuk pada 2023 sebesar Rp26 triliun. Kami sebagai 'end stage' dari perizinan," kata Kepala DPM PTSP Kota Semarang Widoyono di Semarang, Minggu.

Pada 2022, kata dia, target investasi di Kota Semarang ditetapkan sebesar Rp24 triliun, sementara realisasinya berhasil melebihi target, yakni mencapai Rp24,662 triliun atau 102 persen.

Widoyono mengakui investasi di Kota Semarang sempat anjlok akibat terdampak pandemi COVID-19, yakni pada 2020 yang turun di angka Rp21,842 triliun, padahal tahun 2019 mencapai Rp36,541 triliun.

"Bisa dilihat sebelumnya Rp36,541 triliun, itu tahun 2019. Kemudian, tahun 2020 menjadi Rp21,842 triliun. Ya, dimaklumi karena pandemi COVID-19 berdampak terhadap investasi," katanya.

Meski demikian, Widoyono bersyukur karena iklim investasi perlahan, termasuk di Kota Semarang mulai membaik, dan menunjukkan kenaikan mulai 2022 yang tercatat realisasinya di angka Rp22,538 triliun

Karena itu, ia berharap iklim investasi terus meningkat pada tahun ini meski akan menghadapi ancaman gelombang badai resesi yang diprediksi banyak pihak akan menghantam perekonomian global.

Menurut dia, DPM PTSP terus berupaya menarik minat investor untuk menanamkan investasi di Kota Atlas, yakni memudahkan pengurusan perizinan dan memberikan insentif bagi investasi baru.

"Insentif itu seperti ini, misalnya kami berikan reduksi pajak, retribusi, kasih lampu penerangan untuk jalan-jalanakses, dan sebagainya. Ini untuk menarik orang untuk berinvestasi," ujar Widoyono yang juga dokter tersebut.

Selain itu, Widoyono menegaskan "penyakit perizinan" juga turut diberantas, seperti salam tempel dan lamanya waktu pengurusan perizinan sehingga investor lebih nyaman untuk menanamkan investasi.

"Investasi yang berkontribusi paling besar masih sektor perdagangan, perindustrian, kemudian pariwisata. Tahun ini sepertinya masih sama. Kami dorong terus agar orang mau berinvestasi," ujarnya.