Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta menjajaki kerja sama sister city  atau kota kembar di bidang budaya dengan Korea Selatan, tepatnya dengan Kota Gimhae.

"Kami sudah propose (mengajukan) beberapa perjanjian untuk 'sister city' di bidang budaya," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka usai menjamu Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Lee Sang Deok di Pracima Tuin Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, Rabu.

Ia mengatakan dipilihnya Gimhae karena kota tersebut budayanya cukup kuat.

"Mereka yang lebih aktif untuk ngajak kami (untuk bekerja sama)," katanya.

Ia mengatakan Gimhae dengan Solo memiliki persamaan, yakni sama-sama bukan kota besar namun kuat di budaya.

Selain terkait kota kembar,  keduanya juga membahas terkait investasi sejumlah perusahaan asal Korea Selatan di Jawa Tengah, salah satunya Batang.

"Beliau tadi bilang, sekarang itu banyak perusahaan Korea yang pindah ke Batang, beliau cerita itu. Solo kebanyakan apa, dia tadi tahu juga di sini banyak tekstil. Beliau bilang bagus. Tapi banyak bicara Batang, makanya tadi ke tempat gubernur dulu baru ke sini," katanya.

Sementara itu, Lee Sang Deok mengatakan kunjungan tersebut untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia terutama Kota Solo.

"Tahun ini adalah awal saya menangani hubungan diplomasi Korea-Indonesia. Melalui kesempatan ini kami ingin meningkatkan hubungan dengan Indonesia," katanya.

Ia mengatakan pada tahun lalu sudah memulai pertemuan dengan Presiden Jokowi di Bali.

"Dan beliau sudah sukses mendekatkan hubungan antarnegara ini. Jadi kami akan membuat tahun ini lebih baik untuk level lebih tinggi," katanya.

Ia mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara tujuan investasi dari Korea Selatan, seperti di Batang. Ia memperkirakan akan ada lebih banyak perusahaan dari Korea Selatan untuk berinvestasi lebih di Indonesia.