LPS sebut momentum digitalisasi meningkat pesat ketika pandemi
Rabu, 1 Maret 2023 18:21 WIB
Para narasumber saat memberikan materinya dalam acara Jateng Digital Conferensi (JDC) 2023 yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jateng di Ballroom TATV Solo, Rabu (1/3/2023). ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Solo (ANTARA) - Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Jawa Tengah Didik Madiyono menyebutkan momentum digitalisasi mengalami peningkatan pesat di Indonesia ketika pandemi COVID-19 sehingga perlu diimbangi dengan kemampuan penanganan serangan siber.
"Penggunaan teknolog digital mulai digunakan secara eksistensi melalui berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam dunia keuangan," kata Didik Madiyono, selaku pembicara utama dengan tema “Digitalisasi Perbankan” dalam acara Jateng Digital Conference (JDC) 2023 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Tengah, di Solo, Rabu.
Menurut dia, digitalisasi yang terjadi pada masyarakat saat ini, seperti munculnya "cashless society" maupun tren perkembangan digital tidak terlepas dari pengguna internet di Indonesia.
"Berdasarkan data dari GWI via Hootsuite 2023. Pengguna internet telah mencapai 204,7 juta jiwa atau sekitar 73,7 persen dari total populasi per Januari 2023. Selain itu, pengguna internet yang memiliki mobile phone di Indonesia mencapai 99,5 persen," katanya.
Sedangkan, prosentase pengguna internet yang memiliki penggunaan lainnya seperti laptop, tablet, smartwatch masing-masing sekitar 14,1 persen, 61,7 persen, dan 99,4 persen. Secara rata-rata, masyarakat Indonesia usia 16-64 tahun menghabiskan waktu 7 jam 42 menit menggunakan internet.
Ekonomi digital berbasis internet di Indonesia pada 2021 mengalami pertumbuhan pesat dan tren ini diperkirakan terus berlanjut kedepannya.
Di samping perkembangan digitalisasi yang pesat, dia mengatakan perlunya kesadaran risiko tren digitalisasi. Seperti risiko serangan cyber, kebocoran data sensitif serta bentuk-bentuk risiko operasional lainnya yang terkait dengan sistem informasi dan teknologi.
"World Economy Forum menerapkan transaksi ancaman siber atau cyber threat sebagai risiko utama dalam global risk 2023. Berdasarkan data BSSN, ada 976 juta kali serangan siber atau menurun dari tahun sebelumnya sebesar 1,6 miliar kali serangan siber sepanjang tahun," katanya.
Industri keuangan secara global merupakan salah satu sasaran utama serangan siber jika dibandingkan dengan sektor maupun industri lain.
Sebagaimana diketahui bahwa selama pandemi COVID-19, industri keuangan menjadi salah satu sektor yang aktif menerapkan work from home (WFH). Bahkan, beberapa perusahaan menjadikan WFH sebagai kebijakan permanen meski pandemi sudah mulai mereda.
Menurut dia, peningkatan pengguna internet mendorong meningkatkan transaksi cashless dan kepemilikan akun pada perbankan digital. Masyarakat diminta tetap waspada dengan keunggulan bank digital pada masa sekarang. Untuk itu, penting untuk mengetahui risiko perkembangan digitalisasi.
Sementara Ketua AMSI Jateng Nurkholis mengatakan Jateng Digital Conference merupakan sumbangsih terhadap perkembangan dunia digital. AMSI akan memotret bagaimana pemangku kepentingan menggunakan teknologi digital dalam mendukung kegiatan mereka.
JDC yang digelar tiga segmen tersebut yakni pertama membahas "Efektivitas Layanan Digital di Lembaga Pemerintahan", kedua tentang "Digitalisasi Perbankan", dan ketiga tentang "Penggunaan Teknologi Digital" baik perusahaan swasta maupun dalam dunia digital komunitas.
"Penggunaan teknolog digital mulai digunakan secara eksistensi melalui berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam dunia keuangan," kata Didik Madiyono, selaku pembicara utama dengan tema “Digitalisasi Perbankan” dalam acara Jateng Digital Conference (JDC) 2023 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Tengah, di Solo, Rabu.
Menurut dia, digitalisasi yang terjadi pada masyarakat saat ini, seperti munculnya "cashless society" maupun tren perkembangan digital tidak terlepas dari pengguna internet di Indonesia.
"Berdasarkan data dari GWI via Hootsuite 2023. Pengguna internet telah mencapai 204,7 juta jiwa atau sekitar 73,7 persen dari total populasi per Januari 2023. Selain itu, pengguna internet yang memiliki mobile phone di Indonesia mencapai 99,5 persen," katanya.
Sedangkan, prosentase pengguna internet yang memiliki penggunaan lainnya seperti laptop, tablet, smartwatch masing-masing sekitar 14,1 persen, 61,7 persen, dan 99,4 persen. Secara rata-rata, masyarakat Indonesia usia 16-64 tahun menghabiskan waktu 7 jam 42 menit menggunakan internet.
Ekonomi digital berbasis internet di Indonesia pada 2021 mengalami pertumbuhan pesat dan tren ini diperkirakan terus berlanjut kedepannya.
Di samping perkembangan digitalisasi yang pesat, dia mengatakan perlunya kesadaran risiko tren digitalisasi. Seperti risiko serangan cyber, kebocoran data sensitif serta bentuk-bentuk risiko operasional lainnya yang terkait dengan sistem informasi dan teknologi.
"World Economy Forum menerapkan transaksi ancaman siber atau cyber threat sebagai risiko utama dalam global risk 2023. Berdasarkan data BSSN, ada 976 juta kali serangan siber atau menurun dari tahun sebelumnya sebesar 1,6 miliar kali serangan siber sepanjang tahun," katanya.
Industri keuangan secara global merupakan salah satu sasaran utama serangan siber jika dibandingkan dengan sektor maupun industri lain.
Sebagaimana diketahui bahwa selama pandemi COVID-19, industri keuangan menjadi salah satu sektor yang aktif menerapkan work from home (WFH). Bahkan, beberapa perusahaan menjadikan WFH sebagai kebijakan permanen meski pandemi sudah mulai mereda.
Menurut dia, peningkatan pengguna internet mendorong meningkatkan transaksi cashless dan kepemilikan akun pada perbankan digital. Masyarakat diminta tetap waspada dengan keunggulan bank digital pada masa sekarang. Untuk itu, penting untuk mengetahui risiko perkembangan digitalisasi.
Sementara Ketua AMSI Jateng Nurkholis mengatakan Jateng Digital Conference merupakan sumbangsih terhadap perkembangan dunia digital. AMSI akan memotret bagaimana pemangku kepentingan menggunakan teknologi digital dalam mendukung kegiatan mereka.
JDC yang digelar tiga segmen tersebut yakni pertama membahas "Efektivitas Layanan Digital di Lembaga Pemerintahan", kedua tentang "Digitalisasi Perbankan", dan ketiga tentang "Penggunaan Teknologi Digital" baik perusahaan swasta maupun dalam dunia digital komunitas.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024