Wali kota: Pertanian perkotaan jadi program prioritas sekolah di Semarang
Jumat, 10 Maret 2023 22:21 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat meninjau progres program "urban farming" di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Semarang, Jumat (10/3/2023). (ANTARA/Zuhdiar Laeis)
Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan program pertanian perkotaan (urban farming) sudah menjadi salah satu prioritas kegiatan yang diterapkan SMP di wilayah tersebut.
"Alhamdulillah urban farming sudah bisa menjadi salah satu prioritas kegiatan di sekolah," kata Ita sapaan akrab Hevearita, saat peluncuran Program Smart Urban Farming School di SMP Negeri 1 Semarang, Jawa Tengah, Jumat.
Menurut dia, setiap sekolah berinovasi dalam menerapkan program urban farming seperti SMPN 1 yang mewajibkan setiap warga sekolah, baik siswa, guru, dan karyawan untuk menanam satu tanaman.
Kemudian SMPN 1 juga menggelar kegiatan seperti menanam, memasak, hingga berjualan produk berbahan utama sawi.
"Semua makanan berbahan dasar sawi, lomba masak bakmi. Diberi bahan mentah di situ, mau dimasak apapun monggo di dalamnya harus ada bahan sawi. Anak-anak semua berjualan di kedai semua berbahan dasar sawi," ujarnya.
"Tadi saya datang ke SMPN 39 juga sudah mulai panen sawi, cabai, terong , dan sebagainya, dan juga diadakan makan bersama tiap dua minggu sekali buah dan sayur," lanjutnya.
Ita mengakui perlunya gerakan hidup sehat, salah satunya didorong melalui urban farming karena anak-anak merupakan generasi emas pada 2045.
Baca juga: Mahasiswa KKN UPGRIS ajak warga Pedurungan Lor manfaatkan lahan urban farming
Selain manfaat secara kesehatan, Ita mengatakan bahwa urban farming turut membantu menanamkan pendidikan karakter terhadap anak, seperti tanggung jawab, sabar, dan menjauhkan mereka dari gadget.
Sementara itu Kepala SMPN 1 Semarang Nining Sulistyaningsih mengatakan urban farming yang diinisiasi sejak 2020 membuat anak-anak lebih kreatif dan bertanggung jawab.
Nining mengatakan kegiatan urban farming yang dilakukan cukup bervariasi, mulai menanam tanaman mint, buah strawberi hingga sayur-sayuran seperti sawi, cabai, tomat, hingga daun bawang.
Saat ini, kata dia, diluncurkan Program Smart Urban Farming School dengan slogan "Sasi Sagu Saka Sama Sata", yakni satu siswa, satu guru, satu karyawan, satu masyarakat, satu tanaman.
Saat ini sudah ada lebih dari 1.000 tanaman yang ditanam melalui program tersebut yakni dari 916 siswa, para guru, paguyuban orang tua, hingga masyarakat sekitar.
"Kami punya hari menanam yakni Jumat pagi. Di sela waktu istirahat, mereka harus merawat tanaman masing-masing. Kalau sampai tanamannya mati, ya, harus tanggung jawab dengan cara mengganti," pungkasnya.
Baca juga: Sekolah di Kota Semarang diminta ajarkan pertanian perkotaan
Baca juga: Berdayakan ekonomi kreatif, PII lanjutkan "urban farming" bagi warga Semarang
"Alhamdulillah urban farming sudah bisa menjadi salah satu prioritas kegiatan di sekolah," kata Ita sapaan akrab Hevearita, saat peluncuran Program Smart Urban Farming School di SMP Negeri 1 Semarang, Jawa Tengah, Jumat.
Menurut dia, setiap sekolah berinovasi dalam menerapkan program urban farming seperti SMPN 1 yang mewajibkan setiap warga sekolah, baik siswa, guru, dan karyawan untuk menanam satu tanaman.
Kemudian SMPN 1 juga menggelar kegiatan seperti menanam, memasak, hingga berjualan produk berbahan utama sawi.
"Semua makanan berbahan dasar sawi, lomba masak bakmi. Diberi bahan mentah di situ, mau dimasak apapun monggo di dalamnya harus ada bahan sawi. Anak-anak semua berjualan di kedai semua berbahan dasar sawi," ujarnya.
"Tadi saya datang ke SMPN 39 juga sudah mulai panen sawi, cabai, terong , dan sebagainya, dan juga diadakan makan bersama tiap dua minggu sekali buah dan sayur," lanjutnya.
Ita mengakui perlunya gerakan hidup sehat, salah satunya didorong melalui urban farming karena anak-anak merupakan generasi emas pada 2045.
Baca juga: Mahasiswa KKN UPGRIS ajak warga Pedurungan Lor manfaatkan lahan urban farming
Selain manfaat secara kesehatan, Ita mengatakan bahwa urban farming turut membantu menanamkan pendidikan karakter terhadap anak, seperti tanggung jawab, sabar, dan menjauhkan mereka dari gadget.
Sementara itu Kepala SMPN 1 Semarang Nining Sulistyaningsih mengatakan urban farming yang diinisiasi sejak 2020 membuat anak-anak lebih kreatif dan bertanggung jawab.
Nining mengatakan kegiatan urban farming yang dilakukan cukup bervariasi, mulai menanam tanaman mint, buah strawberi hingga sayur-sayuran seperti sawi, cabai, tomat, hingga daun bawang.
Saat ini, kata dia, diluncurkan Program Smart Urban Farming School dengan slogan "Sasi Sagu Saka Sama Sata", yakni satu siswa, satu guru, satu karyawan, satu masyarakat, satu tanaman.
Saat ini sudah ada lebih dari 1.000 tanaman yang ditanam melalui program tersebut yakni dari 916 siswa, para guru, paguyuban orang tua, hingga masyarakat sekitar.
"Kami punya hari menanam yakni Jumat pagi. Di sela waktu istirahat, mereka harus merawat tanaman masing-masing. Kalau sampai tanamannya mati, ya, harus tanggung jawab dengan cara mengganti," pungkasnya.
Baca juga: Sekolah di Kota Semarang diminta ajarkan pertanian perkotaan
Baca juga: Berdayakan ekonomi kreatif, PII lanjutkan "urban farming" bagi warga Semarang
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : M Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Para pelajar pamerkan aneka kreasi makanan hasil "urban farming" di Jambore Petani Cilik
12 August 2024 21:32 WIB
Mahasiswa KKN Unpad Semarang ajak masyarakat maksimalkan lahan kosong dengan urban farming
28 July 2024 17:20 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB