Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu masuk dalam 10 besar calon penerima Anugerah Tinarbuka 2023 yang diselenggarakan Komisi Informasi Pusat (KIP) dalam rangka Hari Keterbukaan Informasi Nasional.

Sebagai tahap akhir penilaian, KIP melakukan kunjungan ke Kota Semarang untuk menilai kesesuaian atas apa yang sudah disampaikan saat presentasi sebelumnya dengan penerapannya di lapangan.

"Kami menilai kesesuaian antara apa yang sudah disampaikan Ibu Wali Kota dalam presentasi sebelumnya dengan fakta di lapangan," kata Komisioner Bidang Penelitian dan Dokumentasi KIP Rospita Vici Paulyn di Semarang, Selasa (11/4).

Anugerah Tinarbuka adalah penghargaan yang diberikan oleh KIP dalam rangka Hari Keterbukaan Informasi Nasional 2023, dan merupakan kompetisi hasil penilaian monitoring dan evaluasi keterbukaan informasi publik tingkat provinsi/kabupaten/kota.

Ia mengatakan penilaian itu juga dilakukan terkait komitmen dan dukungan terhadap pelaksanaan keterbukaan informasi, baik secara anggaran hingga sarana dan prasarana yang diberikan kepada badan publik.

"Kami juga perlu memeriksa, karena yang dinilai adalah kepala daerah, apakah memang komitmen Ibu Wali Kota terhadap penganggaran pelaksanaan informasi sudah maksimal. Dukungan, baik anggaran, sarana prasarana untuk badan publik," katanya.

Ia mengatakan penilaian terkait penggunaan media sosial sebagai sarana keterbukaan informasi, baik kepada masyarakat umum maupun terhadap penyandang difabel yang diberikan kemudahan akses.

"Ini sudah tahapan akhir, visitasi. Kemudian, kami lakukan penganugerahan keterbukaan informasi pada bulan Mei. Jadi, kami akan memilih lima terbaik dari seluruh Indonesia," katanya.

Sebenarnya, menurut dia, Kota Semarang sudah menunjukkan komitmen dengan masuk sebagai 10 besar sehingga bisa dijadikan contoh oleh daerah-daerah lain dalam penerapan keterbukaan informasi.

"Sudah masuk 10 besar sebenarnya sudah masuk yang terbaik karena saingannya kan dari seluruh Indonesia, pemerintah kabupaten/kota se-Indonesia. Kota Semarang bisa menjadi contoh pemkab/pemkot lainnya," kata Rospita.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengakui penilaian itu untuk melihat sejauh mana pelaksanaan keterbukaan informasi publik yang telah dilakukan dan dirasakan dampaknya oleh masyarakat.

"Bagaimana inovasi betul-betul dijalankan. Pada saat lalu kan hanya paparan saja. Tadi bukti-bukti dari APBD juga dilihat, bagaimana interaksi. Kalau ada media sosial tapi tidak ada interaksi kan percuma," kata Ita, sapaan akrabnya.

Dengan inovasi-inovasi yang dilakukan dalam keterbukaan informasi, kata dia, masukan dan keluhan dari masyarakat bisa dikelola secara baik untuk segera ditindaklanjuti dan dicarikan solusi.