Cegah stunting, Pemkab Batang-Kemenag edukasi calon pengantin
Selasa, 23 Mei 2023 6:00 WIB
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Batang Sutoyo memberikan materi kepada calon pengantin tentang pencegahan kasus stunting, Senin (22/5/2023). (ANTARA/HO-Humas Kabupaten Batang)
Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Kementerian Agama mengintensifkan edukasi kepada para calon pengantin tentang pentingnya mencegah kasus kekerdilan pada anak.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Batang Sutoyo di Batang, Senin, mengatakan untuk mencegah kasus stunting, pihaknya telah menyiapkan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil).
"Aplikasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kesehatan dan kesiapan fisik para calon pengantin. Aplikasi ini juga difokuskan pada calon pengantin perempuan karena sebagai langkah persiapan sebelum melahirkan," katanya.
Menurut dia, pemanfaatan aplikasi ini memang belum optimal diketahui masyarakat sehingga perlu peran para penghulu untuk menyosialisasikan dan memantau penerapannya.
"Ada indikatornya kalau kadar hemoglobin kurang dari 12 gram/dl dan lingkar lengan atas yang kurang dari 23,5 centimeter dikhawatirkan akan berisiko melahirkan bayi dengan kondisi stunting," katanya.
Dia mengatakan aplikasi tersebut mudah dimanfaatkan para calon pengantin karena dapat diunduh melalui Playstore, dengan didampingi para penghulu setempat.
Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Batang Sodikin mengatakan penghulu akan turun langsung ke lembaga pendidikan untuk menyosialisasikan pencegahan pernikahan dini.
"Kami akan memberikan edukasi pentingnya melakukan pernikahan yang sesuai dengan undang-undang yakni 19 tahun. Melalui program Penghulu Mengajar materi yang ditekankan tentang pemanfaatan teknologi informasi digital secara tepat guna karena salah satu penyebab pernikahan dini di antaranya kurangnya kontrol terhadap kemajuan teknologi," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Batang Sutoyo di Batang, Senin, mengatakan untuk mencegah kasus stunting, pihaknya telah menyiapkan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil).
"Aplikasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kesehatan dan kesiapan fisik para calon pengantin. Aplikasi ini juga difokuskan pada calon pengantin perempuan karena sebagai langkah persiapan sebelum melahirkan," katanya.
Menurut dia, pemanfaatan aplikasi ini memang belum optimal diketahui masyarakat sehingga perlu peran para penghulu untuk menyosialisasikan dan memantau penerapannya.
"Ada indikatornya kalau kadar hemoglobin kurang dari 12 gram/dl dan lingkar lengan atas yang kurang dari 23,5 centimeter dikhawatirkan akan berisiko melahirkan bayi dengan kondisi stunting," katanya.
Dia mengatakan aplikasi tersebut mudah dimanfaatkan para calon pengantin karena dapat diunduh melalui Playstore, dengan didampingi para penghulu setempat.
Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Batang Sodikin mengatakan penghulu akan turun langsung ke lembaga pendidikan untuk menyosialisasikan pencegahan pernikahan dini.
"Kami akan memberikan edukasi pentingnya melakukan pernikahan yang sesuai dengan undang-undang yakni 19 tahun. Melalui program Penghulu Mengajar materi yang ditekankan tentang pemanfaatan teknologi informasi digital secara tepat guna karena salah satu penyebab pernikahan dini di antaranya kurangnya kontrol terhadap kemajuan teknologi," katanya.
Pewarta : Kutnadi
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024