Kudus butuh Rp1,5 miliar untuk penanganan banjir di Mejobo
Selasa, 6 Juni 2023 15:40 WIB
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kudus Arief Budi Siswanto bersama Ketua DPRD Kudus Masan meninjau lokasi Sungai Pendo di Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Selasa (6/6/2023). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, membutuhkan anggaran sekitar Rp1,5 miliar untuk penanganan banjir di Kecamatan Mejobo dengan pembuatan talut di tepi Sungai Pendo yang melintasi Desa Mejobo agar airnya tidak mudah melimpas ke pemukiman penduduk.
"Dari hasil tinjauan lapangan bersama DPRD Kudus hari ini (6/6), Sungai Pendo yang ada di Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kudus, memang butuh dibuatkan talut agar saat debit air meningkat tidak mudah melimpas ke pemukiman warga," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kudus Arief Budi Siswanto di Kudus, Selasa.
Untuk itu, kata dia, disepakati akan diusulkan anggaran untuk pembuatan talut berkisar Rp1,5 miliar.
Ia menjelaskan anggaran pembangunan talut Sungai Pendo akan diusulkan lewat APBD Perubahan 2023, sedangkan panjang talut serta pembangunan di kedua sisi sungai atau hanya satu sisi tentunya menyesuaikan ketersediaan anggaran.
"Untuk kepastian ukuran panjang, lebar dan ketinggian talutnya tentu menunggu perencanaan," ujarnya.
Ketua DPRD Kudus Masan menambahkan pembuatan talut Sungai Pendo memang mendesak karena untuk antisipasi banjir yang selama ini sering terjadi setiap musim hujan.
Selain karena belum ada talut di sisi kanan dan kiri sungai, kata dia, di beberapa titik sepanjang aliran Sungai Pendo juga terdapat tanaman bambu hingga menjorok ke sungai sehingga mengganggu kelancaran arus air saat debit air meningkat.
"Warga sekitar juga sudah mengusulkan adanya perhatian terhadap terhadap aliran sungai setempat karena setiap musim hujan langganan banjir," ujarnya.
Ia berharap, ketika dibuatkan talut bisa mengurangi potensi banjir yang selama ini sering terjadi setiap musim hujan.
Terlebih, kata dia, di daerah setempat banyak sekolah, mulai dari sekolah negeri dan swasta, sehingga perlu ada upaya agar mereka tetap bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar meskipun kondisi musim hujan.
Adanya upaya dari pemerintah dan DPRD, kata dia, harus pula didukung masyarakat melalui kepedulian terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah di sungai.
"Jika sungainya bebas sampah, tentu aliran air sungainya juga lancar. Untuk itu, kami mengajak masyarakat untuk ikut peduli dengan membuang sampah pada tempatnya, jangan di sungai karena bisa menghambat aliran airnya," ujarnya.
"Dari hasil tinjauan lapangan bersama DPRD Kudus hari ini (6/6), Sungai Pendo yang ada di Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kudus, memang butuh dibuatkan talut agar saat debit air meningkat tidak mudah melimpas ke pemukiman warga," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kudus Arief Budi Siswanto di Kudus, Selasa.
Untuk itu, kata dia, disepakati akan diusulkan anggaran untuk pembuatan talut berkisar Rp1,5 miliar.
Ia menjelaskan anggaran pembangunan talut Sungai Pendo akan diusulkan lewat APBD Perubahan 2023, sedangkan panjang talut serta pembangunan di kedua sisi sungai atau hanya satu sisi tentunya menyesuaikan ketersediaan anggaran.
"Untuk kepastian ukuran panjang, lebar dan ketinggian talutnya tentu menunggu perencanaan," ujarnya.
Ketua DPRD Kudus Masan menambahkan pembuatan talut Sungai Pendo memang mendesak karena untuk antisipasi banjir yang selama ini sering terjadi setiap musim hujan.
Selain karena belum ada talut di sisi kanan dan kiri sungai, kata dia, di beberapa titik sepanjang aliran Sungai Pendo juga terdapat tanaman bambu hingga menjorok ke sungai sehingga mengganggu kelancaran arus air saat debit air meningkat.
"Warga sekitar juga sudah mengusulkan adanya perhatian terhadap terhadap aliran sungai setempat karena setiap musim hujan langganan banjir," ujarnya.
Ia berharap, ketika dibuatkan talut bisa mengurangi potensi banjir yang selama ini sering terjadi setiap musim hujan.
Terlebih, kata dia, di daerah setempat banyak sekolah, mulai dari sekolah negeri dan swasta, sehingga perlu ada upaya agar mereka tetap bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar meskipun kondisi musim hujan.
Adanya upaya dari pemerintah dan DPRD, kata dia, harus pula didukung masyarakat melalui kepedulian terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah di sungai.
"Jika sungainya bebas sampah, tentu aliran air sungainya juga lancar. Untuk itu, kami mengajak masyarakat untuk ikut peduli dengan membuang sampah pada tempatnya, jangan di sungai karena bisa menghambat aliran airnya," ujarnya.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024