Tegal (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekankan pengelolaan sampah dari hulu hingga ke hilir, sehingga dapat memberikan nilai tambah kepada semua pihak.

“Seperti yang ada di Kudus tadi dicontohkan sampah yang organik diselesaikan di rumah dan tidak boleh keluar dari pekarangan. Mereka diajari dengan komposter, sampah yang bisa keluar itu yang anorganik, itu pun dipilah dan bisa dijual, ini punya nilai tambah," kata Ganjar saat menghadiri puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 tingkat Provinsi Jateng di Kabupaten Tegal, Selasa.

Menurut dia, beberapa contoh pengelolaan sampah di daerah dapat direplikasi, sehingga gerakan besar untuk menyelesaikan persoalan sampah bisa dilakukan, termasuk pengembangan ekonomi sirkular.
 

Orang nomor satu di lingkup Pemprov Jateng itu menitikberatkan perhatian kepada pelajar, karena edukasi tentang persoalan dan pengelolaan sampah bisa dimulai dari mereka. Mulai dari bagaimana mencintai lingkungan, bagaimana melakukan aksi nyata seperti menanam pohon hingga memilah sampah dari rumah.

"Aktivitas dari teman-teman aktivis sampah tadi mereka bersih-bersih, mereka mengedukasi, bahkan mereka yang berkebutuhan khusus pun diajari menanam dan mengolah sampah, diajari mengelola sampah agar mempunyai nilai tambah dengan ekonomi sirkular," ujarnya.

Ganjar menyebut potensi ekonomi sirkular di Jateng cukup tinggi melihat banyaknya sampah yang mencapai sekitar 6,3 juta ton per tahun dan sekitar 17,8 persennya merupakan sampah plastik.

"Kalau bisa dikelola dengan baik dengan ekonomi sirkular, bisa menjadi nilai tambah yang besar. Ini menurut saya menjadi satu tren dan biasanya anak muda senang, maka mulai lah mereka tadi ada yang buat aplikasi dan sebagainya," katanya.

Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Ganjar mengajak masyarakat untuk semakin peduli dengan lingkungan serta mengingatkan tentang perubahan iklim dan potensi kemarau panjang.

Selain bagaimana menjaga ketahanan pangan, perlu juga diperhatikan bagaimana sampah tidak menimbulkan penyakit, sehingga pengelolaan sampah ini menjadi penting.

Bahkan, lanjut Ganjar, bila perlu dibuatkan aplikasi untuk mempermudah pengelolaan sampah dan penggunaan aplikasi sudah dilakukan di Kabupaten Banyumas dengan nama Aplikasi Jeknyong yang memudahkan penjemputan sampah yang sudah dipilah dari masyarakat, kemudian dibawa ke pengolahan.