Purwokerto (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengukuhkan pasangan suami-istri, Prof. Dr. Pujiharto, S.P., M.P. dan Prof. Dr. Sri Wahyuni, S.E., M.Si., QIA sebagai Guru Besar UMP.

Pengukuhan Prof. Pujiharjo sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian dan Prof. Sri Wahyuni sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Akuntansi itu dilakukan oleh Rektor UMP Assoc. Prof. Dr. Jebul Suroso di Auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP, Selasa.

Saat ditemui wartawan, Rektor UMP Assoc. Prof. Jebul Suroso mengaku bersyukur karena mengukuhkan dua guru besar yang merupakan pasangan suami-istri.

"Satu dari Fakultas Pertanian dan Perikanan, dan satunya dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Artinya, UMP tidak hanya di fakultas tertentu yang memiliki guru besar, tetapi sekarang sudah menyebar," jelasnya.

Menurut dia, hal itu merupakan komitmen UMP meskipun harus melalui proses panjang untuk bisa menjadi guru besar.

Akan tetapi dengan akselerasi, kata dia, ada upaya yang dilakukan secara tersistem, sehingga jumlah guru besar di UMP nantinya akan bertambah lagi.

"Ini berarti yang ke-10 turun bersama dengan Prof. Pujiharto dan Prof. Sri Wahyuni itu tiga, sehingga bulan depan Insyaallah kita akan mengukuhkan lagi satu," tegasnya.

Rektor mengatakan UMP mempunyai roadmap sampai 2027 dengan harapan jumlah guru besar bisa bertambah hingga 25 orang.

Dalam kesempatan terpisah, Prof. Pujiharto mengaku tidak menyangka bisa dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian bersamaan dengan pengukuhan istrinya, Prof. Sri Wahyuni sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Akuntansi.

"Tentunya bangga, bersyukur, dan terharu telah mencapai gelar guru besar. Kebetulan ini keluarnya SK bareng, mungkin sudah takdirnya," kata bapak tiga anak itu.

Disinggung mengenai orasi ilmiah yang disampaikan saat pengukuhan guru besar, dia mengatakan hal itu menyoroti masalah kelembagaan ekonomi pertanian dalam penanganan pertanian.

Menurut dia, hal itu disebabkan kelembagaan pertanian di Indonesia belum begitu maju, sehingga perlu ada kelembagaan seperti kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan kelembagaan agribisnis untuk mengembangkan pertanian di Indonesia.

"Di mana itu merupakan suatu hal yang urgen sekali di dalam pembangunan pertanian di Indonesia," tegasnya.

Sementara itu, Prof. Sri Wahyuni mengatakan dalam menyusun penelitian dilakukan sendiri-sendiri, bahkan hingga pisah kamar untuk mengerjakan tugas masing-masing.

Kendati demikian, dia mengakui ada kalanya mereka berdiskusi terkait dengan isu terkini ketika sedang bikin riset.

"Kita saling memberikan masukan. Kira-kira yang bisa lolos apa sih strateginya. Masing-masing punya argumen," ungkapnya.

Terkait dengan orasi ilmiah yang disampaikan dalam pengukuhan guru besar, dia mengatakan hal itu menyoroti tentang bagaimana internal audit bisa mengembangkan metode keamanan siber yang sekarang semakin meningkat di era digitalisasi.

"Serangan siber yang luar biasa, maka auditor internal harus siap menghadapinya, mengembangkan model yang bisa memerangi serangan siber," jelasnya.