Puluhan wastra dari 26 daerah dipamerkan di Kota Lama Semarang
Jumat, 15 September 2023 7:38 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat pembukaan "Pameran Wastra Nusantara dan Funky Kebaya", di Gedung Oudetrap, kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/9/2023). ANTARA/Zuhdiar Laeis
Semarang (ANTARA) - Puluhan wastra dari 26 daerah di Indonesia koleksi perancang busana Samuel Wattimena ditampilkan dalam pameran yang berlangsung di Gedung Oudetrap, kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah.
Wastra adalah istilah untuk menyebut kain tradisional Indonesia yang terbagi atas empat jenis yang sudah mendunia, yakni kain batik, kain ikat, kain songket, dan kain tenun.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Kamis, menyatakan "Pameran Wastra Nusantara dan Funky Kebaya" itu merupakan bagian dari Festival Kota Lama yang berlangsung mulai 7-17 September 2023.
"Ini merupakan rangkaian Festival Kota Lama. Yang istimewa, ada pameran kain seluruh Indonesia yang ditampilkan dari koleksi Samuel Wattimena," ujar Ita, sapaan akrab Hevearita.
Melalui pameran tersebut, ia berharap generasi muda bisa mengenal keragaman budaya Nusantara, khususnya kain tradisional yang ternyata bermacam-macam dari setiap daerah.
"Mengingatkan bahwa banyak budaya yang harus dilestarikan, banyak ragam motif kain dari Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Papua. Jadi bisa tahu bahwa motif dari Sabang sampai Merauke berbeda," katanya.
Seiring dengan perkembangan zaman, kata dia lagi, tentunya dibutuhkan regenerasi, mengingat para perajin kain tradisional di berbagai daerah sudah banyak yang berusia lanjut.
"Dari pameran ini bisa dilihat dan diketahui, utamanya generasi muda ya. Sekarang, perajin sudah sepuh, sudah tua, tentunya harus ada regenerasi," katanya pula.
Pameran tersebut diharapkan juga bisa mendorong kebudayaan tradisional daerah, mengingat Kota Semarang juga memiliki wastra, yakni batik Semarang dengan kekhasannya.
"Kemudian, ada pameran janur. Janur itu tidak hanya dibuat untuk (acara) pengantin, tapi bisa jadi 'standing flower', dekorasi, hiasan meja, dan sebagainya," kata dia.
Pada pameran itu, juga ditampilkan kain hasil karya penyandang difabel yang dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menggerakkan perekonomian di kalangan berkebutuhan khusus.
"Ini juga ada dari difabel, sehingga ini bisa membangkitkan perekonomian teman-teman yang berkebutuhan khusus, jahitannya bagus-bagus, ada tenun, ada batik," katanya lagi.
Selain dapat melestarikan budaya khususnya di Kota Semarang, Ita mengharapkan pameran itu bisa menggerakkan perekonomian masyarakat, termasuk sektor UMKM setelah pandemi COVID-19.
"Diharapkan ini juga bisa menggerakkan roda perekonomian. Kami berharap setelah pandemi COVID-19, pelaku usaha bisa bangkit kembali, bisa melakukan kegiatan, pastinya bisa menjadikan masyarakat semakin sejahtera," katanya pula.
Samuel Wattimena menambahkan bahwa wastra yang paling banyak ditampilkan adalah kain tenun dari Nusa Tenggara Timur (NTT), dan ada juga dari NTB, Bali, dan Kalimantan.
"Ini semua dari 26 daerah. Dari Semarang ada batik Semarang, harus ada. Karena batik Semarang dengan wastra-wastra lainnya dari berbagai daerah sejajar," kata perancang busana kelahiran Jakarta, 25 November 1960 itu pula.
Wastra adalah istilah untuk menyebut kain tradisional Indonesia yang terbagi atas empat jenis yang sudah mendunia, yakni kain batik, kain ikat, kain songket, dan kain tenun.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Kamis, menyatakan "Pameran Wastra Nusantara dan Funky Kebaya" itu merupakan bagian dari Festival Kota Lama yang berlangsung mulai 7-17 September 2023.
"Ini merupakan rangkaian Festival Kota Lama. Yang istimewa, ada pameran kain seluruh Indonesia yang ditampilkan dari koleksi Samuel Wattimena," ujar Ita, sapaan akrab Hevearita.
Melalui pameran tersebut, ia berharap generasi muda bisa mengenal keragaman budaya Nusantara, khususnya kain tradisional yang ternyata bermacam-macam dari setiap daerah.
"Mengingatkan bahwa banyak budaya yang harus dilestarikan, banyak ragam motif kain dari Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Papua. Jadi bisa tahu bahwa motif dari Sabang sampai Merauke berbeda," katanya.
Seiring dengan perkembangan zaman, kata dia lagi, tentunya dibutuhkan regenerasi, mengingat para perajin kain tradisional di berbagai daerah sudah banyak yang berusia lanjut.
"Dari pameran ini bisa dilihat dan diketahui, utamanya generasi muda ya. Sekarang, perajin sudah sepuh, sudah tua, tentunya harus ada regenerasi," katanya pula.
Pameran tersebut diharapkan juga bisa mendorong kebudayaan tradisional daerah, mengingat Kota Semarang juga memiliki wastra, yakni batik Semarang dengan kekhasannya.
"Kemudian, ada pameran janur. Janur itu tidak hanya dibuat untuk (acara) pengantin, tapi bisa jadi 'standing flower', dekorasi, hiasan meja, dan sebagainya," kata dia.
Pada pameran itu, juga ditampilkan kain hasil karya penyandang difabel yang dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menggerakkan perekonomian di kalangan berkebutuhan khusus.
"Ini juga ada dari difabel, sehingga ini bisa membangkitkan perekonomian teman-teman yang berkebutuhan khusus, jahitannya bagus-bagus, ada tenun, ada batik," katanya lagi.
Selain dapat melestarikan budaya khususnya di Kota Semarang, Ita mengharapkan pameran itu bisa menggerakkan perekonomian masyarakat, termasuk sektor UMKM setelah pandemi COVID-19.
"Diharapkan ini juga bisa menggerakkan roda perekonomian. Kami berharap setelah pandemi COVID-19, pelaku usaha bisa bangkit kembali, bisa melakukan kegiatan, pastinya bisa menjadikan masyarakat semakin sejahtera," katanya pula.
Samuel Wattimena menambahkan bahwa wastra yang paling banyak ditampilkan adalah kain tenun dari Nusa Tenggara Timur (NTT), dan ada juga dari NTB, Bali, dan Kalimantan.
"Ini semua dari 26 daerah. Dari Semarang ada batik Semarang, harus ada. Karena batik Semarang dengan wastra-wastra lainnya dari berbagai daerah sejajar," kata perancang busana kelahiran Jakarta, 25 November 1960 itu pula.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Berkat pemberdayaan BRI, Batik Malessa ubah kain perca hingga fashion premium
14 December 2025 11:08 WIB
15.000 penari di Magelang tampilkan 2.000 motif batik, pecahkan rekor MURI
26 October 2025 15:35 WIB
Pameran batik instalasi di Solo angkat perjalanan batik dari masa ke masa
20 September 2025 21:07 WIB
Kebaya Kutubaru dan Kartini pantas dicatat warisan budaya tak benda nasional
26 February 2025 19:25 WIB
Petani Temanggung bentangkan kain merah putih satu kilometer peringati HUT RI
17 August 2023 20:55 WIB, 2023
Terpopuler - Seni dan Budaya
Lihat Juga
Balefest 2025 Suarasa Balekambang siap hibur masyarakat pada pergantian tahun
08 December 2025 19:39 WIB
Kaligrafi China dan Arab berpadu dalam pameran Tiongkok-Indonesia di Banyumas
25 November 2025 14:41 WIB
Sumanto ajak masyarakat pahami pesan moral dalam lakon Wayang Kulit Kresna Duta
21 November 2025 17:27 WIB
Ketua DPRD Jateng Sumanto dinobatkan sebagai Bapaknya Wayang Kabupaten Karanganyar
13 November 2025 15:48 WIB
Pemkot Semarang siapkan rekayasa lalu lintas sambut Festival Wayang Semesta
07 November 2025 16:38 WIB