Kudus (ANTARA) - Penjabat Bupati Kudus Bergas Catursasi Penanggungan meminta pemerintah desa (Pemdes) di daerah itu yang dilalui aliran sungai untuk menyisir tanggul yang kondisinya kritis untuk segera dilaporkan, sebagai antisipasi banjir akibat tanggul jebol saat musim hujan.

"Senyampang masih masa transisi dan curah hujan juga belum terlihat, sebaiknya semua pemerintah desa yang masuk kategori rawan banjir untuk melakukan penyisiran tanggul kritis," ujarnya di Kudus, Jawa Tengah, Minggu.

Biasanya, kata dia, saat musim kemarau panjang, tanggul sungai mengalami keretakan. Ketika musim hujan tentunya rawan terjadi kerusakan tanggul.

Untuk itu, imbuh dia, perlu langkah antisipasi dengan deteksi dini, sehingga ketika ditemukan permasalahan bisa ditindaklanjuti segera agar kasus banjir akibat tanggul jebol tidak terulang kembali.

"Selain pemerintah desa, masyarakat yang lokasinya berada di dekat tanggul sungai juga ikut peduli, apakah ada tanggul yang retak. Jika ada, segera laporkan agar ada penanganan segera melalui penanganan darurat," ujarnya.

Dari sembilan kecamatan di Kabupaten Kudus, terdapat beberapa desa yang tersebar di lima kecamatan yang masuk kategori rawan banjir. Di antaranya, sebagian desa di Kecamatan Mejobo, Jekulo, Jati, Kaliwungu, dan Undaan.

Selain sisir tanggul, pemerintah desa juga perlu melakukan bersih-bersih aliran sungai berkolaborasi dengan berbagai pihak, sehingga ketika musim hujan aliran sungai tidak tersumbat yang bisa mengakibatkan banjir maupun tanggul jebol.Baca juga: Jumlah warga mengurus pindah memilih di KPU Kudus mencapai 1.673 orang