Kisah pejuang sampah dari Solo, gigih sadarkan masyarakat hingga pemerintah
Sabtu, 11 November 2023 7:48 WIB
Denok mengajari salah satu warga membuat kerajinan tangan dari sampah anorganik di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi)
Solo (ANTARA) - Pejuang sampah dari Kota Solo, Jawa Tengah, Denok Marty Astuti hingga saat ini terus gigih menyadarkan masyarakat hingga pemerintah untuk membereskan sampah sejak dari hulu.
"Masalah sampah itu paling banyak di hulu," katanya di Solo, Jawa Tengah, Jumat.
Oleh karena itu, sejak memutuskan berhenti dari pekerjaan sebagai karyawan perusahaan swasta di Jakarta pada tahun 2014, ia terus aktif masuk ke instansi pemerintah untuk ikut mengelola sampah.
Meski demikian, niat wanita kelahiran 6 April 1978 itu, awalnya kurang disambut baik karena saat itu sampah belum menjadi isu besar seperti saat ini.
"Ada satu kelurahan yang langsung mau, yakni Kelurahan Pucangsawit. Di sana sampai sekarang bank sampah berjalan dengan baik dan beberapa kegiatan lain juga," katanya.
Di sisi lain, ia juga aktif membuat bank sampah dengan menggunakan dana pribadi. Hingga saat ini ada sebanyak 150 bank sampah yang didanainya secara pribadi. Dengan bank sampah dari pemerintah, hingga saat ini ada sebanyak 180 bank sampah yang dikelolanya.
Melalui bank sampah tersebut, masyarakat diajarinya membuat pupuk kompos hingga kerajinan tangan dari sampah anorganik.
Bahkan, sejak tahun lalu ia resmi menjadi Direktur Bank Sampah Induk Kota Solo. Sejak dikukuhkan sebagai direktur pada bulan November 2022, Solo berhasil meraih sertifikat Adipura 2022 pada Maret 2023.
Dengan usaha yang terus dilakukan, diharapkan pada tahun ini Kota Solo berhasil meraih piala Adipura setelah delapan tahun tidak memperoleh penghargaan tersebut.
Sementara itu, saat ini ia masih terus aktif menghidupkan pengelolaan sampah di sekolah, perkantoran, rumah sakit, dan ruang publik lain.
"Yang penting terkelola, kalau perkantoran harapannya jadi green building, kalau sekolah, ya, sekolah Adiwiyata," kata kata ibu dua anak ini.
"Masalah sampah itu paling banyak di hulu," katanya di Solo, Jawa Tengah, Jumat.
Oleh karena itu, sejak memutuskan berhenti dari pekerjaan sebagai karyawan perusahaan swasta di Jakarta pada tahun 2014, ia terus aktif masuk ke instansi pemerintah untuk ikut mengelola sampah.
Meski demikian, niat wanita kelahiran 6 April 1978 itu, awalnya kurang disambut baik karena saat itu sampah belum menjadi isu besar seperti saat ini.
"Ada satu kelurahan yang langsung mau, yakni Kelurahan Pucangsawit. Di sana sampai sekarang bank sampah berjalan dengan baik dan beberapa kegiatan lain juga," katanya.
Di sisi lain, ia juga aktif membuat bank sampah dengan menggunakan dana pribadi. Hingga saat ini ada sebanyak 150 bank sampah yang didanainya secara pribadi. Dengan bank sampah dari pemerintah, hingga saat ini ada sebanyak 180 bank sampah yang dikelolanya.
Melalui bank sampah tersebut, masyarakat diajarinya membuat pupuk kompos hingga kerajinan tangan dari sampah anorganik.
Bahkan, sejak tahun lalu ia resmi menjadi Direktur Bank Sampah Induk Kota Solo. Sejak dikukuhkan sebagai direktur pada bulan November 2022, Solo berhasil meraih sertifikat Adipura 2022 pada Maret 2023.
Dengan usaha yang terus dilakukan, diharapkan pada tahun ini Kota Solo berhasil meraih piala Adipura setelah delapan tahun tidak memperoleh penghargaan tersebut.
Sementara itu, saat ini ia masih terus aktif menghidupkan pengelolaan sampah di sekolah, perkantoran, rumah sakit, dan ruang publik lain.
"Yang penting terkelola, kalau perkantoran harapannya jadi green building, kalau sekolah, ya, sekolah Adiwiyata," kata kata ibu dua anak ini.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Inilah Monumen Pejuang yang Akan Dibangun Pemkot bersama Keluarga Besar Brimob
19 December 2024 19:44 WIB
Chamdawati, kisah pejuang sampah dari Kudus yang gigih sadarkan masyarakat
29 November 2024 10:20 WIB, 2024
Peringati jasa pejuang, Kemenkumham Jateng gelar upacara Hari Pahlawan
10 November 2024 9:36 WIB, 2024
Pegiat seni perkenalkan pejuang lokal Purbalingga kepada masyarakat
02 September 2024 8:33 WIB, 2024
Terpopuler - Spektrum
Lihat Juga
Musim hujan yang mengguncang: Banjir, longsor, dan rapuhnya tata ruang kita
30 November 2025 14:07 WIB
Menggali kearifan lokal Semarang melalui Buku Pop Up Interaktif dan Praktik Pembuatan Jamu Jun
23 November 2025 19:57 WIB
Kompetisi Sepak Bola Liga Desa, calon kompetisi dengan tim terbanyak di dunia
21 November 2025 7:42 WIB
Membenahi Haji : Antara iklim panas, antrean panjang, dan kerja negara yang ditagih ulang
13 November 2025 8:59 WIB