Dua santri korban tenggelam ditemukan tewas bergandengan tangan
Minggu, 19 November 2023 12:36 WIB
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bersama tim gabungan mengantarkan korban tenggelam ke rumah duka. (ANTARA/HO.)
Kudus (ANTARA) - DBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bersama tim gabungan melakukan pencarian dua korban tenggelam di Sungai Wulan, Desa Undaan Kidul, Kecamatan Undaan, dan menemukan keduanya dalam kondisi meninggal dunia pada Sabtu.
"Kedua korban meninggal tersebut yakni Egy Fairus (13) warga Desa Jenengan, Kecamatan Klambu, Grobogan, dan Muhamad Alif (13) warga Desa Glagah Waru, Kecamatan Undaan, yang keduanya merupakan santri di pondok pesantren di Desa Undaan Kidul," kata Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji di Kudus, Minggu.
Ia mengungkapkan kronologis kejadian berawal ketika pada Sabtu (18/11) pukul 16.30 WIB korban mandi di Sungai Wulan, Gang 10, Desa Undaan Kidul, bersama dua temannya, yakni Bactiar dan Wildan.
Pada pukul 17.00 WIB datanglah sejumlah teman-teman lainnya berjumlah belasan orang.
Saat mandi di sungai, kata dia, seorang anak bernama Pandu Arya hendak tenggelam, kemudian ditolong oleh korban Egy Fairus. Namun nahas dia tidak bisa berenang sehingga tenggelam.
"Mengetahui hal itu, temannya bernama Alif mencoba mengulurkan tangannya untuk menolong korban Egy, namun dia juga tidak bisa meraih tangannya sehingga keduanya ikut tenggelam," ujarnya.
Sementara korban selamat yang pertama kali tenggelam yakni Pandu Arya berhasil menepi. Sedangkan teman lainnya masih berupaya menolong kedua korban tenggelam, namun belum berhasil.
Upaya pencarian bersama sejumlah pihak juga belum membuahkan hasil. Kemudian pada pukul 18.00 WIB Tim BPBD Kudus tiba di lokasi bersama Tim SAR gabungan. Setelah pencarian hingga delapan jam kedua korban berhasil ditemukan di aliran sungai yang berjarak satu kilometer dari tempat korban mandi di sungai.
"Kedua korban diketemukan dalam satu lokasi dengan posisi bergandengan," ujarnya.
Hasil visum oleh dokter dari Puskesmas Undaan, kedua korban meninggal murni karena tenggelam dan tidak ditemukan luka-luka penganiayaan. Sedangkan pengantaran korban ke rumah duka pada Minggu (19/11) dini hari.
Ia mengajak semua pihak untuk mencegah kasus serupa terjadi dengan melarang anak-anak bermain di aliran sungai, terutama saat musim hujan seperti sekarang.
"Pemerintah desa dan warga memang sudah berupaya memberikan imbauan tidak mandi di sungai, terutama gang-gang dan tepi jalan masuk ke Sungai Wulan," ujarnya.
"Kedua korban meninggal tersebut yakni Egy Fairus (13) warga Desa Jenengan, Kecamatan Klambu, Grobogan, dan Muhamad Alif (13) warga Desa Glagah Waru, Kecamatan Undaan, yang keduanya merupakan santri di pondok pesantren di Desa Undaan Kidul," kata Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji di Kudus, Minggu.
Ia mengungkapkan kronologis kejadian berawal ketika pada Sabtu (18/11) pukul 16.30 WIB korban mandi di Sungai Wulan, Gang 10, Desa Undaan Kidul, bersama dua temannya, yakni Bactiar dan Wildan.
Pada pukul 17.00 WIB datanglah sejumlah teman-teman lainnya berjumlah belasan orang.
Saat mandi di sungai, kata dia, seorang anak bernama Pandu Arya hendak tenggelam, kemudian ditolong oleh korban Egy Fairus. Namun nahas dia tidak bisa berenang sehingga tenggelam.
"Mengetahui hal itu, temannya bernama Alif mencoba mengulurkan tangannya untuk menolong korban Egy, namun dia juga tidak bisa meraih tangannya sehingga keduanya ikut tenggelam," ujarnya.
Sementara korban selamat yang pertama kali tenggelam yakni Pandu Arya berhasil menepi. Sedangkan teman lainnya masih berupaya menolong kedua korban tenggelam, namun belum berhasil.
Upaya pencarian bersama sejumlah pihak juga belum membuahkan hasil. Kemudian pada pukul 18.00 WIB Tim BPBD Kudus tiba di lokasi bersama Tim SAR gabungan. Setelah pencarian hingga delapan jam kedua korban berhasil ditemukan di aliran sungai yang berjarak satu kilometer dari tempat korban mandi di sungai.
"Kedua korban diketemukan dalam satu lokasi dengan posisi bergandengan," ujarnya.
Hasil visum oleh dokter dari Puskesmas Undaan, kedua korban meninggal murni karena tenggelam dan tidak ditemukan luka-luka penganiayaan. Sedangkan pengantaran korban ke rumah duka pada Minggu (19/11) dini hari.
Ia mengajak semua pihak untuk mencegah kasus serupa terjadi dengan melarang anak-anak bermain di aliran sungai, terutama saat musim hujan seperti sekarang.
"Pemerintah desa dan warga memang sudah berupaya memberikan imbauan tidak mandi di sungai, terutama gang-gang dan tepi jalan masuk ke Sungai Wulan," ujarnya.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Pemkab Kudus menyalurkan subsidi listrik untuk masjid dan marbot Rp3,98 miliar
18 December 2025 16:25 WIB
Pemkab Kudus salurkan bantuan Rp694,53 juta untuk korban bencana banjir dan longsor Sumatera
17 December 2025 16:04 WIB
Terpopuler - Insiden
Lihat Juga
Polresta Banyumas selidiki kecelakaan lalu lintas tewaskan dua pejalan kaki
13 November 2025 14:07 WIB
Tim SAR evakuasi mahasiswa korban terakhir tenggelam di Sungai Jolinggo Kendal
06 November 2025 8:41 WIB
SAR temukan dua mahasiswa UIN Semarang korban tenggelam di Sungai Jolinggo Kendal
05 November 2025 13:38 WIB
UIN Walisongo: Masih ada satu mahasiswi KKN hanyut di Kendal belum ditemukan
05 November 2025 12:00 WIB