RSUD Moewardi Solo jamin ketersediaan antibiotik
Minggu, 19 November 2023 21:21 WIB
Direktur RSUD Dr Moewardi Surakarta Cahyono Hadi di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Ketersediaan obat antibiotik di RSUD Dr Moewardi Surakarta, Jawa Tengah dalam kondisi aman di tengah isu kelangkaan yang terjadi di sejumlah negara.
"Di RSUD Moewardi nggak ada masalah, lancar saja. Sejauh ini lho ya yang saya tangkap," kata Direktur RSUD Dr Moewardi Cahyono Hadi di Solo, Jawa Tengah, Minggu.
Ia mengatakan obat antibiotik yang digunakan oleh rumah sakit rujukan tersebut didatangkan dari dalam negeri menyusul banyaknya perusahaan lokal yang memproduksi obat tersebut.
"Produksi dalam negeri kan banyak pabrik-pabrik itu, pabrik antibiotik. Ya mungkin ada yang impor, tapi saya lihat sudah banyak yang produksi di dalam negeri," katanya.
Meski demikian, ia tidak dapat memastikan berapa besar kebutuhan antibiotik di rumah sakit tersebut. "Yang pasti tidak kritis banget. Kan tidak setiap pasien dikasih obat antibiotik," katanya.
Ia mengatakan antibiotik hanya diberikan kepada pasien yang sudah terbukti mengalami infeksi.
"Jadi, betul-betul terinfeksi oleh bakteri. Kalau tidak kena virus untuk apa dikasih antibiotik. Kebutuhan antibiotik kami selektif banget pengobatannya, bisa menimbulkan resistensi kalau boros antibiotik," katanya.
Sebelumnya, disebutkan sejumlah perusahaan farmasi menunda pengembangan antibiotik baru, karena tingginya biaya riset dan pemasaran dianggap tidak setara dengan keuntungan.
"Di RSUD Moewardi nggak ada masalah, lancar saja. Sejauh ini lho ya yang saya tangkap," kata Direktur RSUD Dr Moewardi Cahyono Hadi di Solo, Jawa Tengah, Minggu.
Ia mengatakan obat antibiotik yang digunakan oleh rumah sakit rujukan tersebut didatangkan dari dalam negeri menyusul banyaknya perusahaan lokal yang memproduksi obat tersebut.
"Produksi dalam negeri kan banyak pabrik-pabrik itu, pabrik antibiotik. Ya mungkin ada yang impor, tapi saya lihat sudah banyak yang produksi di dalam negeri," katanya.
Meski demikian, ia tidak dapat memastikan berapa besar kebutuhan antibiotik di rumah sakit tersebut. "Yang pasti tidak kritis banget. Kan tidak setiap pasien dikasih obat antibiotik," katanya.
Ia mengatakan antibiotik hanya diberikan kepada pasien yang sudah terbukti mengalami infeksi.
"Jadi, betul-betul terinfeksi oleh bakteri. Kalau tidak kena virus untuk apa dikasih antibiotik. Kebutuhan antibiotik kami selektif banget pengobatannya, bisa menimbulkan resistensi kalau boros antibiotik," katanya.
Sebelumnya, disebutkan sejumlah perusahaan farmasi menunda pengembangan antibiotik baru, karena tingginya biaya riset dan pemasaran dianggap tidak setara dengan keuntungan.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Layanan kemoterapi di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus kini bisa diakses pasien JKN-KIS
09 December 2025 13:36 WIB
KPK sita senjata api saat geledah kontraktor proyek Reog dan Museum Peradaban (MRMP) Ponorogo
01 December 2025 9:36 WIB
Menkes tekankan penataan rumah sakit daerah untuk tingkatkan kualitas layanan
18 November 2025 16:09 WIB
Ahmad Luthfi lakukan peletakan batu pertama renovasi masjid RSUD Dr Moewardi
03 November 2025 17:04 WIB
DPRD desak pelaksana proyek RSUD Kudus tambah pekerja kejar target tepat waktu
23 October 2025 8:46 WIB
Terpopuler - Kesehatan
Lihat Juga
Tim Pengabdian KESMAS UMS gandeng Puskesmas Gilingan cegah anemia ibu hamil lewat ANECMA
18 December 2025 19:27 WIB
Mahasiswa Fisioterapi UMS implementasikan layanan kesehatan berbasis komunitas
09 December 2025 21:46 WIB
PMI Solo pastikan stok darah aman, ajak warga donor untuk bantu korban bencana
09 December 2025 14:23 WIB