Rembang (ANTARA) - PT Semen Gresik mengaplikasikan perangkat lunak (software) cerdas PxP (process expert) untuk mencapai efisiensi produksi melalui penurunan konsumsi energi serta menjaga kestabilan operasional perusahaan.
Senior Manager of Production PT Semen Gresik, Wisnu Wardana, menuturkan bahwa dengan perkembangan pasar yang bergerak sangat cepat, maka perusahaan harus mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman dengan memanfaatkan teknologi terkini.
“PT Semen Gresik Pabrik Rembang memanfaatkan perangkat PxP pada bagian finish mill dan raw mill dengan tujuan untuk mengoperasikan peralatan menjadi lebih efisien dan tentunya hemat energi,” jelas Wisnu.
Ia menjelaskan dari seluruh anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), PT Semen Gresik Pabrik Rembang merupakan yang pertama kali sebagai pilot project pengaplikasian sistem perangkat lunak PxP dalam mendukung operasional Perusahaan di peralatan raw mill dan finish mill.
Wisnu menerangkan, secara konsep perangkat lunak PxP yang diterapkan di Semen Gresik memudahkan operator central control room ketika pabrik akan memproduksi semen dengan cukup mengatur target yang ingin dicapai baik dari sisi energi, produktivitas, dan kualitas produk.
Setelah itu, sistem PxP akan mengolah target – target tersebut untuk kemudian mengeluarkan output berupa nilai parameter operasi yang sudah disesuaikan. “Sebelum diterapkan PxP, operator dulu harus melakukan pengaturan parameter operasi secara manual, sekarang sudah otomatis dengan perubahan parameter yang lebih smooth,” jelasnya.
Pihaknya menuturkan bahwa implementasi perangkat lunak PxP terus mengalami penyesuaian dan optimalisasi secara terus menerus antara Semen Gresik dengan principal FLs sesuai dengan kebutuhan operasional produksi.
“Selama ini pemanfaatannya sudah mencapai lebih dari 80 persen, dan kedepannya perusahaan menargetkan optimasi penggunaan sistem perangkat PxP mencapai 85-90 persen,” paparnya.
Dengan hal tersebut, harapannya mampu memenuhi target kapasitas produksi, efisiensi konsumsi energi, kualitas produk yang unggul, serta stabilnya operasional pabrik dan mampu direplikasi untuk pengendalian di area kiln dimana mengonsumsi energi panas dan listrik yang signifikan. **(