Disdikbud Boyolali gelar festival dolanan anak guna lestarikan tradisi
Selasa, 12 Desember 2023 16:36 WIB
Sejumlah peserta siswa SD saat melakukan dolanan anak dalam Festival Dolanan Anak 2023 di Museum R Hamong Wardoyo Kabupaten Boyolali, Selasa (12/12/2023). ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Boyolali (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, menggelar festival dolanan bocah di Museum R Hamong Wardoyoguna, Selasa, dalam upaya melestarikan tradisi yang hampir punah.
"Dolanan anak ini hampir punah, dengan begitu perlu dilestarikan dan peserta lomba ini diikuti lebih dari 300 peserta dari tingkat SD di Boyolali," kata Kepala Disdikbud Boyolali Supana.
Lomba dolanan anak asli Boyolali tersebut antara lain ada egrang, dakon, dan lompat tali dengan karet. Menurutnya, festival tersebut mendapat tanggapan positif dari para guru dan siswa yang telah melaksanakan tes ujian sekolah. Pihaknya melihat mereka senang dan sangat antusias dengan festival itu.
Dia berharap festival dolanan bocah tersebut tidak dilupakan, dimana pada era modern ini banyak permainan anak. Kegiatan tersebut, kata dia, sekaligus mengenalkan Museum R Hamong Wardoyo kepada masyarakat, sehingga mereka yang datang dan ikut lomba juga dapat melihat langsung benda-benda cagar budaya di museum tersebut, sekaligus sarana edukasi terhadap anak-anak.
"Para pemenang dalam lomba akan diberikan piala serta uang pembinaan dari panitia," katanya. Kegiatan tersebut, lanjutnya, akan diselenggarakan setiap tahun.
Sementara itu seorang guru SD Negeri Bojong, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, Mortantio mengatakan festival dolanan anak tersebut cukup menarik bagi anak-anak di tingkat SD, dimana permainan anak ini hampir punah pada era modern saat ini.
Pihaknya berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyelenggarakan festival tersebut karena anak-anak terlihat senang dan bergembira.
"Kegiatan lomba ini akan mengingatkan dan mempertahankan tradisi dolanan anak yang sampai saat ini hampir dilupakan anak-anak," katanya.
Baca juga: Jateng promosikan kesenian dan budaya dengan pementasan di Jakarta
"Dolanan anak ini hampir punah, dengan begitu perlu dilestarikan dan peserta lomba ini diikuti lebih dari 300 peserta dari tingkat SD di Boyolali," kata Kepala Disdikbud Boyolali Supana.
Lomba dolanan anak asli Boyolali tersebut antara lain ada egrang, dakon, dan lompat tali dengan karet. Menurutnya, festival tersebut mendapat tanggapan positif dari para guru dan siswa yang telah melaksanakan tes ujian sekolah. Pihaknya melihat mereka senang dan sangat antusias dengan festival itu.
Dia berharap festival dolanan bocah tersebut tidak dilupakan, dimana pada era modern ini banyak permainan anak. Kegiatan tersebut, kata dia, sekaligus mengenalkan Museum R Hamong Wardoyo kepada masyarakat, sehingga mereka yang datang dan ikut lomba juga dapat melihat langsung benda-benda cagar budaya di museum tersebut, sekaligus sarana edukasi terhadap anak-anak.
"Para pemenang dalam lomba akan diberikan piala serta uang pembinaan dari panitia," katanya. Kegiatan tersebut, lanjutnya, akan diselenggarakan setiap tahun.
Sementara itu seorang guru SD Negeri Bojong, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, Mortantio mengatakan festival dolanan anak tersebut cukup menarik bagi anak-anak di tingkat SD, dimana permainan anak ini hampir punah pada era modern saat ini.
Pihaknya berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyelenggarakan festival tersebut karena anak-anak terlihat senang dan bergembira.
"Kegiatan lomba ini akan mengingatkan dan mempertahankan tradisi dolanan anak yang sampai saat ini hampir dilupakan anak-anak," katanya.
Baca juga: Jateng promosikan kesenian dan budaya dengan pementasan di Jakarta
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Bawaslu Boyolali : Pelanggaran netralitas perangkat desa terbanyak dilaporkan
03 December 2024 16:06 WIB